Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 85
P. 28
28 BERITAINDONESIA, Desember 2012BERITA TOKOH ZSDA, Pemimpin Islamis KebangsaanDSDA, Pemimpin Islamis Kebangsaanrs. Suryadharma Ali, MSi yang akrab dipanggil Pak Surya dan namanya sering disingkatSDA, punya sikap tegas bahwa Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, danBhinneka Tunggal Ika sudah final. Menteri Agama RI (2009-2014) dan Menteri NegaraPemimpin TanpaMenghukum oeparno Prawiroadi- redjo, Dipl. Ing, lahirdi Pasuruan, 4 Juni 1933.Mantan CEO PT Kodja(Persero), ini seorangpemimpin yang tak pernah menghukum (punishment) tetapitidak sulit memberi penghargaan (reward). Kunci utama kepemimpinannyaadalah keteladanan, kebersahajaan dankebersamaan, tentu saja plus integritas,intelektualitas dan kapabilitas yangmumpuni.Dengan gaya kepemimpinan sepertiitu, dia memimpin (Dirut) PT Kodja(Persero) selama 22 tahun (1966-1988).Sampai akhirnya dia diangkat menjabatDirjen Industri Mesin, Logam Dasar danElektronika, Depperin RI (1988-1994).Peraih gelar Diploma-IngenieurTeknik Perkapalan dari TechnischeHochschule Hannover, Jerman, 1960, inimengabdikan diri dalam dunia maritimsejak 1960. Dia memulai karir sebagaiEngineering Superintendant di PT Pelni(1960-1962). Dia pemimpin industrikapal yang mengutamakan keteladanandaripada banyak memerintah. Seorangpemimpin yang bersahaja dan sangattidak mau menonjol-nonjolkan diri,apalagi menonjolkan prestasi. e-ti28 BERITAINDONESIA, Desember 2012Koperasi dan UKM (2004-2009) ini seorang politisi dan pemimpin yang Islamis kebangsaan.Dia Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (2007-2011 dan 2011-2016).Alumni Institut Agama Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta (1984) ini menegaskanmeskipun PPP merupakan partai berasaskan Islam, namun tidak akan mendirikan NegaraIslam. Suryadharma Ali bersikap bahwa Islam dannasionalisme (kebangsaan) adalah bersifatsinergis bagi kemajuan bangsa (NKRI). Islamdan nasionalisme tidak memiliki pertentangan, bahkan saling bersinergis demi kemajuanbangsa.Suami dari Dra. Hajjah Wardatul Asriah(Indah) ini menjelaskan sikap yang dianutnya, yang juga merupakan sikap yang dianutPPP di bawah kepemimpinannya. Nasionalisme tanpa diikuti ajaran Islam akan menjadikering pemaknaannya dan bahkan bisamerusak tatanan harmoni umat dan bangsa(NKRI). Sebaliknya, ajaran Islam tanpaditanamkan jiwa nasionalisme akan melahirkan penyempalan dengan mengambil polaperjuangan di luar semangat NKRI. Contohnya, kelompok teror bom ataupun jaringanNII.Ayah dari empat orang anak (KartikaYudistira, Sherlita Nabila, Abdurrahman SagaraPrakasa dan Nadia Jesica Nurul Wardani) ini punmerisaukan timbulnya fenomena semakin merosotnyarasa nasionalisme di kalangan anak bangsa saat ini. Maka,dia memandang perlu upaya membangkitkan rasa nasionalisme dankebangsaan khususnya di kalangan generasi muda Islam. Berulangkali dia menegaskan bahwaprinsip ajaran Islam di Indonesia sejalan dengan empat pilar bangsa yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, keempat pilar inilahsebagai dasar bagi seluruh rakyat dan umat Islam dalam berbangsa dan bernegara.Itu pulalah sikap dan prinsip kepemimpinan Suryadharma Ali baik sebagai seorang politisi(kader PPP), maupun sebagai pejabat negara (publik) – Menteri Agama dan Menteri NegaraKoperasi dan UKM. Dia seorang pemimpin yang Islamis (Islamis, bersifat Islam: pemimpinyang Islamis; Islami, bersifat keislaman: akhlak Islami.) dan berorientasi kebangsaan. Sikapdan prinsip itu telah dimilikinya sejak kecil dalam pengasuhan orang tuanya yang warga NUdi daerah Koja, Jakarta Utara. Dia diasuh dengan kedalaman keagamaan oleh orang tuadan para ustadz di masjid di sekitar tempat tinggalnya. Selain mendapat pendidikan formal,dia juga mengecap pendidikan keagamaan yang mumpuni. Terutama sejak dia kuliah diInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarief Hidayatullah Jakarta pada tahun 1977-1984. Semasakuliah, dia sudah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sebagai mahasiswa,dia terbilang sangat aktif dan kreatif. Dia meraih gelar sarjana (S-1) tahun 1984.Kemudian, dia bekerja di PT Hero Supermarket, Tbk hingga 1999. Jabatan terakhirnyasebagai Deputi Direktur. Saat itu, dia juga aktif sebagai pengurus di berbagai organisasi riteldi Indonesia. Kemudian, ketika gerakan reformasi bergulir (1998), dia pun mulai memfokuskanaktivitas ke dunia politik praktis. Dia meneguhkan diri memilih PPP sebagai wadah perjuangandan pengabdian politiknya. SDA tak salah memilih wadah perjuangannya dalam dunia politikpraktis itu. Karirnya sebagai politisi meroket. Visi, wawasan, kreativitas, integritas danpenampilannya yang soleh, amanah, bersahabat dan bersahaja telah menempatkannya dalamposisi politik yang pantas diperhitungkan, tidak hanya dalam internal PPP, tetapi juga dalamkepemimpinan politik nasional. e-tiS