Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 85
P. 52
52 BERITAINDONESIA, Desember 2012BERITA IPTEKZDMempertanyakanKomputasi Awanunia teknologi sedang memasukiera cloud computing atau komputasi awan. Pengertian awan di siniWalaupun menawarkan banyak manfaat, komputasi awan masihmenyisakan sejumlah pertanyaan terutama soal ketergantungan dankeamanan data yang kurang terjamin.adalah internet yang secara metafora dilihat sebagai awan. Layanan cloud computing boleh dibilang menyerupai layanan listrik dan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Dimana untuk mendapatkan layanan listrik, kita tidak perlumembeli genset, membangun instalasi dirumah, dan membeli peralatan lain.Analogi tersebut dipakai karena untukmengadopsi layanan komputasi awan,perusahaan tidak perlu mengeluarkanbiaya untuk membeli perangkat kerasmaupun perangkat lunak. Perangkat inisudah disediakan oleh provider sesuaikebutuhan pelanggan.Popularitas cloud computing menguatsaat Salesforce.com meluncurkan layananaplikasi CRM dalam bentuk Software asa Service di awal 2000-an. Selanjutnyacloud computing mulai diadopsi berbagaipelaku dunia TI. Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic ComputeCloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biruIBM meluncurkan Blue Cloud Initiative.Sedangkan di Indonesia, pasar bisniscloud computing pada tahun 2013 diperkirakan mencapai sekitar Rp3,6 triliun,tumbuh sekitar 70 persen dari perkiraanpada tahun 2012 sebesar Rp2,1 triliun.Lewat berbagai jurnal dan media massa,cloud computing memperkenalkan dirinya sebagai teknologi masa depan.Meski teknologi komputasi awan semakin gencar dikembangkan ternyata tidakserta merta mendapat dukungan penuh.Banyak pihak yang meragukan penggunaan komputasi awan, bahkan ada juga yangtidak tertarik sama sekali.Mereka memandang, komputasi awansangat membutuhkan koneksi internet.Tanpa internet, pengguna tidak bisaberbuat apa-apa alias tidak bisa bekerja.Kedua, aplikasi dan penyimpanan dataonline sangat tergantung pada pihakketiga yang berarti bila server mereka
