Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, Februari 2013BERITA POLITIKZsebagai Cawapres. Sebagaimana disebutdi atas, Pramono Edhie Wibowo sangatberpeluang sebagai Cawapres mendampingi Hatta Rajasa, atau Megawati atauAburizal Bakrie. Sementara peluang Anassebenarnya cukup besar seandainya kasusWisma Atlit dan Hambalang tidak terungkap.Koalisi Capres GerindraPartai Gerindra sejak didirikan telahmendeklarasikan pencapresan PrabowoSubianto, yang juga menempati posisiKetua Dewan Pembina dengan kekuasaan melebihi Ketua Umum, sama sepertiSoeharto di Golkar dulu dan SBY di PartaiDemokrat. Jadi partai ini tengah berjuangkeras untuk mewujudkan mimpi mengusung Prabowo jadi Capres, bukan Cawapres seperti Pilpres 2009 lalu.Gerindra berpeluang membangun danmemimpin koalisi Capres-Cawapresdengan partai-partai menengah dan kecilyang akan mengusung Cawapres, antaralain: 1) Surya Paloh (Nasdem); 2) Muhaimin Iskandar (PKB); 3) Yenny Wahid(PKBIB); 4) Suryadharma Ali (PPP); atau5) Lutfi Hasan (PKS).Namun, hal tersebut tampaknya adalah alternatif kedua bagi Gerindra. Petinggi partai ini tampaknya lebih bergairah jika bisa membangun koalisi bersama partai besar, seperti PDIP, Golkar danDemokrat. Sinyal politik yang terasa kuatadalah menggaet Puan Maharani (PDIP)sebagai Cawapres. Atau sangat mungkinHatta Rajasa sebagai Cawapres atasdukungan PAN dan Demokrat. AkbarTanjung (Golkar) juga mungkin sebagaiCawapres, tergantung bagaimana dinamika politik di Golkar.Koalisi Capres PANPartai Amanat Nasional (PAN) diperkirakan akan berpeluang memimpinkoalisi Capres-Cawapres kendati perolehan suaranya di bawah 10% atau bukanyang terbesar di antara partai koalisi.Keunikan koalisi PAN ini memungkinkankarena faktor Hatta Rajasa pribadi.Sebagai orang dekat dan besan PresidenSBY, sangat memungkinkan Demokratakan memberi dukungan (berkoalisi)dengan PAN untuk mengusung HattaRajasa sebagai Capres. Jika ini terjadiCawapresnya adalah adik ipar SBY,Pramono Edhie Wibowo. Dengan demikian pula, PAN akan lebih mudah mengajak PKS, PPP, PKB, dan partai-partaikecil lainnya untuk bergabung. Dengandemikian, Hatta Rajasa akan menjadikuda hitam yang berpeluang terpilihmenjadi presiden.Secara internal di PAN, Hatta Rajasaterlihat piawai mengelola politik. Diaselalu bisa menundukkan Amien Raissebagai tokoh yang tampak merasa ’pemilik’ atau orang berpengaruh di partaitersebut. Dalam realitas, sejak PANdidirikan, Hatta Rajasa-lah ’pemilik’ atauyang paling menikmati kekuasaan daripengaruh politik PAN. Dia telah menjadimenteri dari PAN dalam tiga periodekabinet dan kini menduduki jabatanKetua Umum.Kepiawaian politiknya makin terlihatketika dia bisa meraih Ketua Umum PANdan kemudian berhasil pula dengan sempurna menundukkan ambisi kekuasaanpolitik Amien Rais menjadi Capres. Suatuhal yang gagal dilakoni Sutrisno Bachirketika memimpin PAN. Kini, PAN sepenuhnya di bawah kendali Hatta Rajasa.Secara eksternal, Hatta Rajasa jugaterlihat piawai menjalin komunikasipolitik dengan petinggi partai manapun,kendati di antara petinggi partai-partailain itu saling berseteru. Sebagai contohketika Megawati (PDIP) dan SBY (Demokrat) tidak saling sapa, Hatta Rajasa bisamenjalin komunikasi akrab dengan keduanya.Koalisi Capres PKSPada Pilpres 2014, PKS menargetkanakan mengusung Capres sendiri. Jikakeinginan ini dapat diwujudkan, PKSakan mengusung Hidayat Nurwahid atauLutfi Hasan. Tapi belajar dari Pilgub DKIJakarta, kemungkinan nyali merekasedikit surut, sehingga kemungkinan akanmemunculkan nama baru selain LutfiHasan. Masalah lainnya, dengan partaimana PKS akan membangun koalisiCawapres? Dari segi kedekatan ideologisdengan PAN atau PBB. Tapi PAN telahmendeklarasikan Hatta Rajasa sebagaiCapres. Sementara, PBB harus menapakiperjuangan terjal untuk bisa lolos Pemiludan PT, apalagi mereka punya Yusril IhzaMahendra yang lebih progresif sebagaiCapres.Atau bisakah mereka meyakinkanDemokrat, Nasdem, PKB, PPP, PKBIB,PKPI, Partai Demokrasi Pembaruan(PDP), dan Partai Persatuan Nasional(PPN)? Mungkin juga dengan Hanura,jika Wiranto mengurungkan niat jadiCapres jika perolehan suara Hanura takmeningkat atau malah surut.Koalisi Capres Partai LainnyaBeberapa partai, seperti Nasdem,Hanura, (termasuk PKPI dan PBB) jugaterlihat berupaya mengusung Capressendiri. Seperti: Surya Paloh (Nasdem);Wiranto (Hanura); Sutiyoso (PKPI) danYusril Ihza Mahendra (PBB). Namun,partai-partai ini membutuhkan turunnyahujan keajaiban untuk bisa meraih kemenangan dalam Pemilu Legislatif untukkemudian berpeluang membangun koalisi Capres-Cawapres.Capres Alternatif PotensialSelain nama-nama tokoh yang potensial diusung partai, ada juga beberapanama tokoh yang sering disebut-sebutyang bisa dikelompokkan sebagai CapresAlternatif Potensial. Mereka ini sebenarnya punya potensi untuk ikut bersaingsebagai Capres-Cawapres. Tetapi merekaakan sulit mencapainya karena tidakmudah untuk mendapat dukungan daripartai. Kendati nama-nama merekasering disebut-sebut oleh partai, belumtentu partai tersebut sungguh-sungguhmau mengusungnya.Hal itu, tentu, sangat lumrah! Dalampolitik, tidak ada makan siang gratis.Bagaimana mungkin orang yang tidakpernah bercucuran keringat menguruspartai, tapi langsung menjadi Capres? Halitu, bagaikan pungguk merindukan bulan.Kecuali partai tersebut sama sekali memang tidak punya tokoh (Ini partai gagal).Hanya ‘keajaiban’ kegagalan partai iniyang memungkinkan tokoh-tokoh ini jadiCapres-Cawapres.Ada beberapa nama yang sering ditimang-timang sebagai Capres-Cawapresalternatif potensial. Di antaranya, AgusSuhartono (Panglima TNI), Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina),Dahlan Iskan (Menteri Negara BUMN),Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Djoko Suyanto (MenteriKoordinator Politik, Hukum dan Keamanan), Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI), Jimly Asshiddiqie (mantanKetua MK), Mahfud Md (Ketua Mahkamah Konstitusi), dan Said Aqil Siradj(Ketua Umum PBNU).Selain nama-nama ini masih ada juganama tokoh yang sering disebut-sebutyang dapat dikelompokkan sebagai Capres Alternatif Penggembira, atau CapresCawapres mikrofon pengeras suara. Diantaranya, Abraham Samad (Ketua KPK),Agum Gumelar (mantan Monkopolhukam), Agus DW Martowardojo (MenteriKeuangan), Chairul Tanjung (Pengusaha), Dipo Alam (Menteri SekretarisKabinet), Gita Irawan Wirjawan (MenteriPerdagangan), Irman Gusman (KetuaDewan Perwakilan Daerah), MarwahDaud Ibrahim (ICMI), Marzuki Alie(Ketua DPR), Priyo Budi Santoso (WakilKetua DPR), Rhoma Irama (Artis), RizalRamli (mantan Menteri KoordinatorPerekonomian), Sri Sultan HB X, Sukarwo (Gubernur Jatim) dan Tomy Soeharto.„ BERINDO - tsl
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26