Page 45 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 45
BERITAINDONESIA, Februari 2013 45Y BERITA MANCANEGARAsedunia di Basel, Swiss, 1897. Kongres I GerakanZionisme itu mengeluarkan resolusi bahwa umatYahudi tidaklah sekadar umat beragama,namun adalah sebuah bangsa yang berhakhidup dalam suatu negara. Herzl menyebut,Zionisme adalah jawaban bagi diskriminasi danpenindasan atas umat Yahudi yang telahberlangsung ratusan tahun. Gerakan ZionismeDunia yang lebih terorganisir tersebut mendanaipembelian tanah di Palestina, yang saat itumasih di bawah Kekaisaran Ottoman Turki,untuk pembangunan permukiman para imigranYahudi.Dengan semakin banyaknya imigrasi (kembali ke Zion) warga Yahudi ke Palestina,semakin luas pula tanah yang dibutuhkan untukpembangunan permukiman. Akibatnya, konflikdan sengketa perebutan tanah pun sering terjadidengan warga Arab dan Palestina. AkhirnyaKekaisaran Turki Ottoman menghentikanpenjualan tanah kepada para imigran dan orang asing. Namun, pada saat itu (1914),jumlah warga Yahudi di Palestina diperkirakansudah berjumlah 66.000 orang, dimana lebihseparuhnya adalah para pendatang baru. (Pada1948 jumlahnya telah menjadi 716.700 danpada 1964 sudah hampir 3 juta orang).1914-1918Lalu, ketika pecah Perang Dunia I (1914-1918), Kekaisaran Ottoman Turki menjadisekutu Jerman, yang berarti bermusuhandengan Inggris dan Prancis. Kondisi inidimanfaatkan para pelopor pergerakannasionalisme Arab dan pergerakan Zionis.Kedua kelompok berseberangan ini sama-samamemilih memihak Inggris untuk mamanfaatkanpeluang mendepak Ottoman Turki dari kawasanTimur Tengah.Para pelopor pergerakan nasionalisme Arabbersekutu dengan Inggris dengan harapan(imbalan) setelah perang berakhir, Inggrisharus mengakui kemerdekaan negara-negaraArab. Demikian pula gerakan Zionis melakukandiplomasi tingkat tinggi. Baron Rothschild,pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, melobiMenteri Luar Negeri Inggris Arthur JamesBalfour, seorang keturunan Yahudi. Hasilnya,pada 2 November 1917, Balfour membuatpernyataan yang dikenal dengan “DeklarasiBalfour” yang isinya adalah, Inggris akanmengupayakan Palestina sebagai rumah (tanahair) bagi bangsa Yahudi, tetapi dengan jaminantidak akan mengganggu hak keagamaan dansipil warga non-Yahudi di Palestina. Di sampingitu, Inggris dan Prancis menandatanganiperjanjian Sykes-Picot 1917 yang isinya adalahrencana kedua negara membagi wilayahwilayah yang dulunya adalah milik Turki Ottoman.1920-1926Setelah Perang Dunia I usai dengan kekalahan Jerman dan sekutunya, substansi DeklarasiBalfour tersebut dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 yangintinya adalah pembagian wilayah kekuasaanKekaisaran Turki Ottoman di Timur Tengah.Pembagiannya, Suriah dan Lebanon masukwilayah Mandat Prancis; Sementara Irak danPalestina berada di bawah Mandat Inggris.Kemudian Inggris menempatkan Faisal, putrapemimpin Mekkah Hussein bin Ali, sebagai RajaIrak. Palestina dibagi dua. Bagian timurmenjadi Transjordania di bawah kekuasaanAbdullah, putra lain Hussein bin Ali; Bagianbarat yang tetap dinamai Palestina beradalangsung di bawah kendali Inggris. Maka,selama masa Mandat Palestina (Inggris)tersebut, imigrasi Yahudi ke Palestina bertumbuh secara signifikan.Sedikitnya 90.000 imigran Yahudi ’kembalike Zion’ di Palestina, antara tahun 1919-1926.Mereka langsung menempati pemukimanpemukiman Yahudi yang didirikan di atas tanahyang telah dibeli secara legal dari para tuantanah Arab.Pembelian tanah ini sering kali menggusurpara petani warga Arab Palestina, yangakhirnya merasa disingkirkan. Situasi inisemakin menumbuhkan gerakan nasionalismePalestina. Mereka pun menentang gelombangimigrasi Yahudi tersebut karena dikuatirkanakan mengancam identitas nasional Palestina.Maka, sejak dekade 1920-an, konflik dankekerasan antara warga Yahudi dan ArabPalestina pun semakin sering terjadi.Kerusuhan besar pertama terjadi pada 1-7Mei 1921. Kerusuhan Jaffa tersebut berawal saatPartai Komunis Yahudi pada 1 Mei 1921 dalamsebuah parade dari kota Jaffa ke Tel Aviv saatmerayakan Hari Buruh Sedunia atau May Day,mengajak bangsa Arab dan Yahudi untukmenggulingkan kekuasaan Inggris di Palestinadan mendirikan sebuah negara Palestina yangberafiliasi dengan Uni Soviet. Ternyata, di lainpihak, kelompok pesaing dari Tel Aviv, AhdutHaAvoda, melakukan parade May Day juga.Saat kedua kelompok bertemu, bentrokan takterelakkan. Warga Arab di Jaffa mendapatinformasi telah terjadi penganiayaan terhadapsaudara-saudaranya. Maka mereka membawaberbagai senjata menyerang permukimanYahudi. Kerusuhan pun berlanjut selamabeberapa hari di beberapa kota, sepertiRehovot, Kfar Sava, Petah Tikva, dan Hadera.Kerusuhan itu mengakibatkan 47 orangYahudi dan 48 orang Arab tewas. Ribuan wargaYahudi Jaffa terpaksa meninggalkan kota itudan mencari perlindungan di Tel Aviv. Setelahkerusuhan ini, warga Yahudi membentukHaganah, pasukan para militer Yahudi, yangkelak menjadi cikal bakal angkatan bersenjataIsrael.1929Kemudian, pada 23-29 Agustus 1929, terjadilagi kerusuhan akibat perebutan Tembok BaratJerusalem antara kelompok Arab dan Yahudiyang meningkat menjadi aksi kekerasan.Sebanyak 133 warga Yahudi dan 110 wargaArab tewas. Seusai kerusuhan, PemerintahMandat Palestina (Inggris) mengajukan paraperusuh ke meja hijau. Sebanyak 26 warga Arabdan dua warga Yahudi terbukti membunuh dandijatuhi hukuman mati. Kemudian, atasrekomendasi sebuah komisi investigasi yangdibentuk Pemerintah Inggris, menyarankanagar Pemerintah Inggris meninjau ulangkebijakan imigrasi dan penjualan tanah kepadabangsa Yahudi. Setelah itu, situasi sempat relatifterkendali.1936-1939Sampai kemudian Revolusi Arab (1936-1939)terjadi di Palestina yang dipimpin Imam BesarJerusalem Mohammad Amin al-Husayni,menentang kekuasaan Inggris dan mencegahimigrasi Yahudi. Konflik berawal atas terbunuhZIONISME: Kembali ke Zion. Kongres Gerakan Zionisme Sedunia I di Basel, Swiss, 1987,makin terorganisir mendorong imigrasi Yahudi dan mendanai pembelian tanah di Palestina.

