Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 91
P. 49
BERITAINDONESIA, Desember 2013 49YBERITA IPTEKBeralih ke IPv6Alamat internet protokol versi 4 (IPv4) sebagai salahsatu sumber daya internet dunia sudah memasukimasa kritis.ampir semua orang di muka bumiini sudah mengenal internet.Beragam informasi bisa diperoleh dengan cepat. Hiburan dalam bentuk lagu, film, dan permainandapat dengan mudah dinikmati saatterhubung ke internet.Tanpa disadari, kemudahan dan kekayaan itu bisa terwujud karena jutaankomputer saling terhubung berbagi akseskomunikasi melalui media internet.Komputer satu bisa berkomunikasi dengan komputer lain karena adanya sistempengarahan (routing) dan pengalamatan.Setiap komputer memiliki sekurangkurangnya satu buah alamat protokolinternet (IP address). Sistem pengalamatan IP yang digunakan adalah versi 4(IPv4), yang totalnya berjumlah 4 miliarIP address.Bertambahnya jumlah pengguna internet dan jumlah aplikasi membuat jumlahketersediaan blok alamat IPv4 makinmenipis. Pada saat mulai digunakansecara terbuka awal tahun 1980-an,jumlah yang ada diperkirakan cukup.Namun menurut data terakhir, alokasiIPv4 saat ini tersisa sebesar 6-7% daripersediaan IPv4 seluruh dunia yangmencapai 4 miliar. Jadi saat ini blokalamat IPv4 tinggal sekitar 280 juta.Oleh sebab itu, seluruh dunia sekarangsedang mengimplementasikan sistempengalamatan baru yang disebut IP versi6 (IPv6). Sistem baru ini mampu menampung jumlah komputer yang jauh lebihbanyak, sekitar 3 triliun triliun triliuntriliun (sebanyak 36 angka nol di belakangnya). Diperkirakan jumlah ini tidakakan pernah habis. Ibarat per sentimeterpermukaan bumi diberi IP address pun,IPv6 masih banyak tersisa.IPv6 tidak hanya memiliki jumlah yanglebih banyak, tetapi juga memiliki beragam keunggulan dibandingkan denganIPv4. Paket header yang lebih sederhanamenyebabkan sistem pengarahan bisabekerja jauh lebih cepat.Masa peralihan dari IPv4 ke IPv6dikenal dengan istilah dual stack. Komputer dan jaringan menggunakan IPv4dan IPv6 secara bersamaan sehinggajaringan dapat terkoneksi ke jaringanIPv4 dan jaringan IPv6.Jika pada kemudian hari akan banyakserver yang menggunakan IPv6 tanpamemiliki IPv4, pengguna internet yangbelum menggunakan IPv6 tidak akan bisamengakses konten/server yang dituju.Perusahaan Google dan Facebook misalnya, sudah melakukan migrasi ke IPv6sejak beberapa tahun yang lalu.Beberapa operator dan ISP (internetservice provider) di Indonesia sudah memulai proses ini dan terus berupayameningkatkan penetrasi IPv6.Proses migrasi diyakini dapat dilakukanapabila beragam unsur pendukung telahsiap secara teknis. Perangkat-perangkatjaringan sebagian besar telah siap menggunakan IPv6, demikian juga sistemoperasi di sisi server dan pengguna.Beragam sistem operasi seperti Linux,MacOS, dan Windows sudah mendukungIPv6.Di sisi pengguna memang tidak terlalubanyak hal yang harus dilakukan, selainmembeli perangkat baru yang sudah siapuntuk IPv6. Diperkirakan dibutuhkandana miliaran dollar untuk berpindah keformat IPv6 terutama untuk penggantianperalatan.Tidak dapat dimungkiri, internet akansulit berkembang lebih besar kalau prosesmigrasi ke IPv6 tidak terlaksana. Mautidak mau, jaringan internet harus dimigrasikan ke sistem penomoran yanglebih besar dan solid.Tidak hanya untuk jaringan internet,banyak pihak yang meyakini bahwa IPv6akan menjadi sistem penomoran di masadepan. Jangan heran kalau suatu saatseluruh perangkat elektronik di rumah kitaseperti kulkas, mesin cuci, lampu, alarm,dan pintu elektronik, juga akan memilikipenomoran berbasis IPv6. Bahkan bukantidak mungkin nomor identitas pendudukdan pajak pun akan mengadopsi sistempenomoran IPv6. cidHMasa peralihan dari IPv4 ke IPv6 dikenal dengan istilahdual stack. Komputer dan jaringan menggunakan IPv4dan IPv6 secara bersamaan sehingga jaringan dapatterkoneksi ke jaringan IPv4 dan jaringan IPv6.