Page 51 - Majalah Berita Indonesia Edisi 91
P. 51


                                    BERITAINDONESIA, Desember 2013 51YBERITA HUMANIORAGuru dan Tenaga Kependidikankualitas guru sekolah dasar menjadikebutuhan mendesak. Namun, para gurumenghadapi kendala untuk melanjutkankuliah karena ada keharusan tidak meninggalkan tugas mengajar.Untuk itu, sejak tiga tahun lalu dibuatkebijakan pengakuan pengalaman kerjadan hasil belajar (PPKHB) tiap guru yangberkuliah lagi. Unifah menambahkan, penuntasan kualifikasi pendidikan guru bisadiatasi dengan kuliah reguler di lembagapendidikan dan tenaga kependidikan(LPTK) maupun kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang fleksibel. Untuk guru yangpendidikannya masih SMA/SPG dandiploma, percepatan kualifikasi dibantudengan adanya PPKHB. Pengalaman kerja dan hasil diklat mereka diperhitungkansebagai satuan kredit semester (SKS).Toho Cholik Mutohir, koordinator timPPKHB, menjelaskan saat ini ada 81 LPTKyang ditunjuk pemerintah untuk menerima guru yang melanjutkan kuliah. Dengan terobosan PPKHB, waktu belajarguru jadi berkurang. Namun, jaminanmutu tetap harus diutamakan. Sebab,pendidikan dan pelatihan guru harusterstandar.Sedangkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan danPenjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud, Syawal Gultom menyatakan, sekitar60 persen guru masih harus ikut pendidikan dan pelatihan (diklat). Hal ini terlihat dari hasil uji kompetensi guru onlineyang mengukur ranah kognitif kompetensi profesional dan pedagogik guru bersertifikat. Diklat disesuaikan dengankondisi dan kebutuhan tiap guru. Pelaksanaannya diutamakan secara onlinedengan memanfaatkan sekolah-sekolahyang memiliki laboratorium komputer. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, menegaskan jikasampai 2015 nanti masih ada guru yang belum bergelar sarjana maka jabatannyalangsung diturunkan menjadi pegawai administrasi atau non-guru lainnya. Kualifikasi pendidikan guru minimal sarjana ataudiploma IV, bagi mereka yang belum sarjana atau diploma IV dilarang mengajar.Berdasarkan data dari KementerianPendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB)tercatat hingga akhir 2013 jumlah guruyang belum sarjana atau D-IV mencapai1.034.080 orang.Tatkala dianggap gagal dalam meningkatkan kualifikasi pendidikan guru yangbelum sarjana, Kemendikbud menolak.Musliar mengatakan, selama ini Kemendikbud sudah mengalokasikan beasiswaatau sumbangan dana pendidikan bagiguru yang ingin melanjutkan studi sarjanaatau diploma IV. Faktanya, serapan alokasi beasiswa ini sangat rendah karena para guru tidak mendaftar.Di sisi lain, tenaga kependidikan yangmenjadi penunjang mutu pendidikan jugamasih terabaikan. Di jenjang SD dan SMPhanya ada 456 pustakawan. Mereka adalah bagian dari 37.655 tenaga pustakawandi SD dan SMP yang diangkat dari jalurguru. Padahal, jumlah sekolah lebih dari200.000.Begitu pun, dengan tenaga administrasisekolah yang secara nasional hanya175.867 orang. Sebanyak 147.761 orangbertugas di sekolah negeri dan sisanya,yakni 28.106 orang bertugas di sekolahswasta. Jumlah tenaga laboran lebihminim lagi. Secara nasional, 1 laboranmelayani 20 sekolah SD. Di SMP, 1laboran melayani 3 sekolah. Di PapuaBarat, kondisinya sangat buruk dimana 1laboran melayani 114 SD, sementara diSMP melayani 108 sekolah.Direktur Pembinaan Pendidik danTenaga Kependidikan (P2TK) SumarnaSurapranata mengatakan, pemetaanjumlah pendidik dan tenaga kependidikansudah mulai dibuat melalui informasiyang dihimpun dari data pokok pendidikan. Diharapkan masalah tenaga inidapat dipenuhi agar memperlancar pendidikan di sekolah. „ dheaat ini, di tingkat sekolah dasar(SD) tercatat sekitar 1,46 jutaguru yang mengajar. Jumlah initidak mencukupi jika dikaitkandengan jumlah kelas yang ada. Kekurangan itu menjadi semakin parah karenapengangkatan guru SD tidak jelas waktunya dan semakin banyak guru yang pensiun.Menurut Ketua Umum Pengurus BesarPersatuan Guru Republik Indonesia(PGRI) Sulistiyo, kekurangan guru SDadalah persoalan yang memprihatinkan.Berdasarkan laporan Ketua PGRI kabupaten/kota se-Indonesia pada saat RapatKoordinasi Pimpinan Nasional PGRI diMakasar, sekitar 94 persen kabupaten/kota di Indonesia kekurangan guru SD.Saat ini, banyak SD dengan enam kelas,gurunya hanya rata-rata tiga orang. Kekurangan guru SD itu sementara diatasioleh kepala sekolah dengan mengangkatguru honorer.Selain masalah kuantitas, kualitas guruSD juga kurang. Dari sekitar 1,46 juta gurusekolah dasar, sekitar 75 persennya belumberpendidikan D-4 atau sarjana. Padahal,menurut Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, guru minimalberpendidikan D-4 atau sarjana.Kepala Pengembangan Profesi PendidikKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Unifah Rosyidi menyatakan, terobosan untuk meningkatkanKuantitas dan kualitas guru dan tenaga kependidikan yangmenjadi penunjang mutu pendidikan seperti administrator,pustakawan, dan laboran masih belum memadai.S
                                
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55