Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 94
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, April 2015 17YBERITA UTAMAMESIN PANEN: Petani di Al-Zaytun menggunakan berbagai mesin pertanian di antaranya mesin panen yang amat canggih, efisien dan efektif sehingga hampir tidakada bulir padi yang terbuang.bangun sebagai perwujudan hidupbergotong-royong (ta’awuniyah).Dalam pelaksanaan penggarapandari sejak membuka lahan sampaipanen dan masuk istana beras AlZaytun, mereka selalu dibimbingoleh petugas lapangan sebagai gantidari PPL yang pernah dilaksanakandi zaman Presiden Soeharto.Dengan bimbingan ini, merekamenyatu dengan pekerjaannya danbangga menjadi petani. Sehinggadedikasi untuk mencapai yang terbaik dan berproduksi yang maksimal menjadi idaman mereka danterbukti pada musim panen rayatahun 2015 ini, mereka mencapaihasil yang dicita-citakan, jauh lebihbaik dari tahun lalu.Bidang produksi lainnya, Al-Zaytun selalu menanam jagung sebagaipemenuhan hajat pakan ternak,maupun untuk dikonversi menjadikedelai sebagai hajat pokok di kampus Al-Zaytun berupa tahu maupuntempe.Hajat pakan ternak bersumberdari jagung perbulan 37,5 ton, pertahun 450 ton, sedangkan kedelai/tahu-tempe 6 ton per bulan x 12 =72 ton. Untuk memenuhi sumberpakan ternak dan tahu tempe diperlukan tanaman jagung seluas 150bahu dengan hasil 150 x 3,5 ton =525 ton, cukup untuk memenuhisumber pakan ternak dan kedelaiyang jumlahnya seperti diurai diatas.Ketersediaan lahan rata-rata perkapita penghuni Al-Zaytun adalah486 bahu x 7.000 : 7.500 = 450,6m/kapita; Hasil panen rata-rata:0,728 GKG x 450,6 m/kapita =328,26 kg/kapita GKG setara beras206,8 kg/kapita; Sedangkan hajatpangan rata-rata 0.15 ton/kapita/tahun berarti surplus 56,8 kg/kapita.Sejak berdiri, Al-Zaytun tidakpernah kekurangan pangan bahkansurplus mulai musim tanam 2012-2013, 2013-2014, 2014-2015, dandi tahun ini musim tanam 2014-2015 merupakan surplus yangtertinggi.Untuk konteks kemandirian pangan Indonesia, Syaykh Al-Zaytunmemaparkan bahwa Indonesia yangsampai saat ini berpenduduk 250juta, untuk mencapai surplus berasdiperlukan 11.265.000 ha lahan.“Bukankah jumlah itu telah ada,atau sangat mudah diwujudkan?”ujar Syaykh Panji Gumilang.Dengan demikian, menurut PanjiGumilang, Indonesia pasti dapatmewujudkan, karena di kampus AlZaytun yang kecil saja sudah mampu mewujudkannya.“Nong fu guo chiang petani kayanegara kuat, begitulah kata Kong FuTsu, sedangkan kaum bijak bestarimengatakan al fallah sayyidulbilad, petanilah sesungguhnyapemilik negara. Maka untuk mengangkat kehidupan seperti itu nabiMuhammad SAW menyimpulkanantum ‘a lamu bi umuri dunyakum,kamu jauh lebih mengerti tetekbengek urusan duniamu,” paparSyaykh Al-Zaytun.Menurut Syaykh Panji Gumilang,apabila model pemberdayaan petani yang dilakukan Al-Zaytun tersebut diterapkan di banyak tempatbaik oleh swasta, terutama pemerintah (Pemda) maka swasembadapangan akan lebih mudah dicapai,bahkan akan surplus. Dengan modelini, Syaykh Al Zaytun berkeyakinanbahwa mimpi Indonesia ke depanmenjadi istana beras dunia, tidaksekedar swasembada, akan tercapai.“Itulah cara, sumbangsih, Al-Zaytun sebagai bagian kecil dari bangsaini untuk mewujudkan ketahanandan kemandirian pangan,” kataSyaykh AS Panji Gumilang.„ mbi | tsl-ah
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21