Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 94
P. 27


                                    BERITAINDONESIA, April 2015 27YY BERITA TOKOHorang semacam si penjagal Ryan).Untunglah, dia terselamatkan, sehingga pengalaman traumatik itutidak sampai membuatnya tenggelam. Kisahnya, setamat SD, diadipindahkan melanjutkan SMP keRiau, ikut kakek-nenek. Dia merasakan perbedaan cara mendidik SangKakek dibandingkan Sang Ayah.Sang Ayah mendidik dengan disiplin, keras, penuh keteraturan, tapijustru hal itu membuatnya nakal.Berbeda dengan cara asuh SangKakek-Nenek yang cenderung memperbolehkannya melakukan apasaja, tetapi justru membuat diaberprestasi di sekolah.Kenapa? Karena kakek-nenek tidak berceramah panjang lebar, tapimampu memberi contoh sebagaisosok teladan. Contohnya, kakeknenek sangat menyayangi binatang.Dia pun berubah menjadi sangatpenyayang binatang.Setelah menamatkan SMP, dia punmasuk SMA di Yogyakarta. SemasaSMA, prestasinya semakin menonjol. Reza dipercaya sebagai wakilYogyakarta dan memimpin delegasiIndonesia dalam program pertukaran pemuda Indonesia-Australia.Secara akademik nilai SMA-nyabagus, sehingga bisa masuk UGM.Ketika kuliah di UGM, dia mencoba mencari pencerahan denganmemahami apa saja yang menjadititik pangkal traumanya denganmenekuni bidang ilmu psikologiyang di dalamnya ada istilah yangdisebut sublimasi. Pencerahan inipun dilanjutkannya, ketika adatawaran beasiswa dari pemerintahAustralia, di mana dia dipersilakanmemilih program studi yang sesuaiminat dan memiliki relevansi dengan Indonesia.Dia pun memilih Psikologi Forensik dan berhasil menyelesaikanS2 (Master Psikologi Forensik) diUniversity of Melbourne, 2003. Halini menempatkannya sebagai Master Psikologi Forensik pertama diIndonesia. Keahliannya pun sangatmemberi kontribusi bagi proseshukum di Indonesia.Kontribusi keahliannya (psikologi) bukan untuk kepentingan penyembuhan atau klinis tapi ke arahforensik, yaitu membantu ke arahproses hukum yang lebih ilmiah. Diamenjelaskan psikologi forensikmerupakan cabang ilmu psikologiyang membicarakan korban danaktor kejahatan untuk kepentingancriminal justice system (penegakanhukum).Setelah menggondol Master Psikologi Forensik, 2003, dia punpulang ke Indonesia tahun 2004.Beberapa bulan menjelang pulang,dia sempat berkomunikasi denganProfesor Sarlito Wirawan Sarwono.Sarlito mengatakan bahwa ada pejabat tinggi Mabes Polri yaitu ProfDr Irjen Pol Faruk Muhamad (Gubernur PTIK saat itu), yang butuhbantuan orang seperti Reza.Namun, saat pulang ke Indonesia,dia sempat mengajar di UniversitasIslam Negeri di Ciputat. Saat telahmengajar di UIN itu, dia pun menyempatkan waktu menemui ProfDr Faruk Muhamad. Akhirnya, Rezamenjadi dosen Psikologi Forensik diPerguruan Tinggi Ilmu Kepolisian(PTIK) sejak 2004. Bahkan di PTIK,dia tidak sekadar menjadi dosen,melainkan juga diminta GubernurPTIK untuk membantunya memformulasikan pemikiran-pemikirantentang reformasi Polri. „ mbi | crsReza Indragiri Amriel: penulis buku Polisi Bukan Manusia x | duabelasdetik.com
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31