Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 94
P. 23
BERITAINDONESIA, April 2015 23Y BERITA EKUINkebutuhan papan (industri semen).Setelah itu, paparnya, beberapanegara meningkatkan pembangunanindustri dengan membangun industrihulu (upstream industry) dan industriantara (intermediate industry) berbasisSDA. Sementara, Indonesia terlenadengan hanya mengandalkan eksporbahan mentah tanpa berusaha membangun industri untuk mengolahSDA-nya supaya lebih bernilai tambah. Akibatnya, Indonesia jauh tertinggal.Rauf mengemukakan Indonesia saatini (data 2014) tertinggal dari KoreaSelatan. Padahal pada tahun 1961Indonesia dan Korea Selatan samasama negara miskin. Bahkan ketikaIndonesia sudah merdeka, KoreaSelatan pada tahun 1950 masihberperang. Kala itu, para pengamatekonomi menamakan Korea Selatansebagai negara tanpa harapan. Tetapisetelah tahun 1990-an, Korea Selatanbergerak cepat menjadi negara yanglebih maju dan lebih makmur.Rauf memperlihatkan data bahwapada tahun 1961 GDP per kapita Korea Selatan hanya berbeda $35 dengan Indonesia. Ketika itu, GDP perkapita Korea Selatan $82 dan Indonesia $47. Namun pada tahun 1995,GDP per kapita Korea Selatan $9.700dan Indonesia sebesar $980. Lalu padatahun 2014, GDP per kapita KoreaSelatan melejit mencapai $26.000jauh meninggalkan Indonesia yanghanya sebesar $3.554.Rauf Purnama lebih jauh mengatakan bahwa mengolah sumber dayaalam untuk menghasilkan barang siappakai (consumer goods) bukan hanyamemberikan lapangan kerja saja tetapisangat berperan dalam anggaranpendapatan negara (APBN). Mengolahsumber daya alam (SDA) selain memberikan dampak peningkatan penerimaan negara, bisa meningkatkanpenghematan atau peningkatan penerimaan cadangan devisa, meningkatan lapangan kerja juga bisa meningkatkan penguasaan teknologimulai dari perencanaan pembangunan dan operasional bisnis industri.“Saat ini Indonesia belum terlambatuntuk mengejar ketertinggalan dalam kemakmuran dengan memprioritaskan pembangunan industri huluberbasis SDA,” kata Rauf Purnama.Perbandingan Negara LainRauf pun menunjukkan data-databagaimana beberapa negara membangun industrinya sehingga berhasilmeningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.Di antaranya, Inggris, China, KoreaSelatan dan Taiwan. Keadaan ekonomi Inggris sebelum masa pemerintahan Raja Henry VII pada abad 15,masih tertinggal dari negara-negaraEropa. Karena saat itu Inggris masihmengandalkan ekspor wool mentahdengan harga murah yang digunakan membiayai impor termasuk pakaian wool yang harganya sangatmahal. Inggris merupakan pengekspor bahan mentah wool terbesar kedaratan Eropa. Tapi oleh negaranegara Eropa ( terutama Belgia)mengolah bahan mentah wool tersebut dengan menjadikannya pakaian.Sehingga yang menikmati nilai tambah adalah negara (Belgia) pengimporwool.Melihat kenyataan tersebut, padatahun 1489 Raja Henry VII membuatkebijakan membangun industri wool.Untuk mendukung kebijakan itu, diamelarang ekspor wool mentah. Kebijakan itu dilanjutkan oleh puteranyaHenry VIII yang melarang ekspor wooltahun 1512, 1513 dan 1536.Pemerintah Inggris memelopori danmengembangkan industri hulu. Sejakitu, industri pakaian wool di Inggrisberkembang dengan pesat sehinggamemacu pertumbuhan ekonomi mereka. Inggris pun menjadi salah satunegara lebih maju dan makmur diEropa setelah mengembangkan industri hulu (upstream industry).Contoh lainnya, China. Deng Xiaoping dengan ungkapan yang sangatterkenal di dunia: “Tak peduli kucingitu hitam atau putih yang pentingbisa menangkap tikus.” Deng Xiaopingmengaplikasikannya dalam pembangunan industri di negaranya. Untukmempercepat pencapaian kemakmuran, Deng membuka peluanginvestasi negara-negara maju dinegaranya dengan tidak dibatasi lagioleh sekat ideologi.Deng pun melakukan kebijakanekonomi dengan mengganti sistemkomunal rakyat pedesaan (pertaniankolektif) yang diciptakan tahun 1950-an dengan pertanian skala kecil(sistem rumah tangga yang bertanggung jawab). Kemudian meluncurkanprogram yang dinamakan “ZhuadaFangxiao” (mempertahankan yangbesar dan membiarkan yang kecil)untuk mempertahankan BUMN padaskala besar dalam sektor negara danmelepaskan yang kecil ke sektorswasta.China mulai meninggalkan ekonomi komunis dan mulai menerapkanekonomi sosialis di mana industriyang sangat berpengaruh terhadapekonomi negara (industri hulu) dikuasai pemerintah sedangkan industriantara boleh swasta nasional maupunasing.Hasil program reformasi ekonomiDeng Xiaoping tersebut, China antaralain berhasil: 1) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi didunia; 2) Meningkatkan pertumbuhan standar hidup paling cepat; 3)Mengangkat kehidupan 620 jutarakyat miskin.Begitu pula Korea Selatan. Menjelang akhir tahun 1960-an, pembangunan ekonomi Korea Selatan hamper sama dengan Jepang, di manaperan pemerintah sangat menonjoldalam aktivitas ekonomi dalam melindungi pasar dalam negerinya serta,mempromosikan industri prioritasdan mengatur alokasi modal.Kemudian, Park Chung Hee memelopori pembangunan Korea Selatandengan visi menjadikan Korea Selatanmenjadi sebuah negara berbasisindustri. Hal ini sekaligus dimaksudkan untuk mempertahankan dirimenghadapi musuh Korea Utara.Park Chung Hee pun meluncurkanpembangunan industri secara terencana (bertahap).Dalam Pelita III (1972-1974), ParkChung Hee melaksanakan pembangunan industri petrokimia sebagaiprogram ‘Big Push’. Untuk mendanaiproyek, pemerintah melakukan pinjaman luar negeri secara besar-besaran.Landasan visioner yang telah dirintis Park Chung Hee oleh penerusnyadilanjutkan dan dikembangkan sehingga dalam waktu kurang 50tahun, Korea Selatan berhasil menyamai negara-negara maju di Eropa danAmerika.Taiwan juga contoh negara denganpertumbuhan ekonomi yang sangatpesat seperti Korea Selatan. Dalamtempo 50 tahun, Taiwan berhasilmenyamai negara maju dengan GDPper kapitanya saat ini jauh melebihiIndonesia yaitu sebesar $22.273 (Indonesia hanya $3.554).Taiwan juga memulai pembangunan industrinya dari industri hiliryaitu industri pangan (pupuk), sandang (tekstil) dan papan (semen).Untuk menjadi negara maju dannegara makmur seperti saat ini, Taiwan mempunyai 4 Fase Programpembangunan industri. DemikianRauf Purnama. mbi | bhsDeng membuka peluanginvestasi negara-negaramaju di negaranya dengantidak dibatasi lagi olehsekat ideologi.