Page 30 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 30


                                    30 TokohIndonesia, Volume 11kakek dari beberapa orang cucu inihidup beristrikan Sobah Murad wanitaasal Jakarta bercampur sedikit darahArab. Dalam membangun terminologi,paradigma dan sudut pandang tajamdan jelas.Misalnya, ketidakinginannya masukdalam struktur pemerintahan melainkanmenjadi oposisi adalah agar bisa lebihindependen mengkritisi kebijakanpemerintah. Sistem pemerintahanIndonesia yang presidensial belakanganini menjadi banci. Sebab banyak tokohpartai yang tak mau melepaskanjabatan ketua dan sekjen partai masukdalam kabinet. Dalam keadaan ini makasudah tidak bisa lagi dibedakan antarapengontrol dan pemerintahan. Sebabtokoh partai yang harusnya mengawasijalannya pemerintah telah menjadianggota pemerintahan itu sendiri.Seharusnya sesuai sistempemerintahan presidensil makasiapapun calon presiden yang menangpemilu apakah itu menang tipis denganperbedaan hanya satu atau dua suara,maka wajib dipercayakan kepadanyamembentuk pemerintahan tanpa harusberkoalisi. Yang kalah dipersilakanmenjadi oposisi dan janganmengikutkan kadernya dalam kabinet,jadilah menjalankan fungsi kontrolterhadap pemerintahan agar check andbalances.Berbeda jika partai PSI tampilsebagai pemenang mutlak pemilu makaadalah tugas pemenang menyusunkabinet. “Tapi, belum tentu penguruspartai duduk di situ, termasuk saya,belum tentu. Mungkin, kita akan ambilkader-kader bangsa, putra-putrabangsa terbaik, kan banyak yangprofesional,” kata Rahardjo. Dia akantetap sebagai ketua umum sebab dariawal masuk partai dia tidakberkeinginan menjadi penjabat.“Saya disuruh menjadi penjabat sayanggak suka. Apaan penjabat, bedanyacuma satu huruf dengan penjahat.Penjabat salah sedikit jadi penjahat,buat apa. Udah itu dikawal-kawalkemana-mana ah.… Saya lebihmenghargai kebebasan dalam hidupsaya. Makanya dari dulu saya tidakmau ditarik grupnya Tommy, ditarikgrupnya Bimantara, ditarik grupnyaTutut, saya nggak pernah mau. Kenapa,karena saya nggak mau dibudakin,”terang Rahardjo dalam dialek Betawiyang kental.Konsisten membina partai,menyiapkannya menjadi partai kaderyang berprospek baik bermasa depanbagi anak muda, adalah sebab utamadia tidak mau menjadi caleg PSI. “Dari258 caleg PSI hanya 13 yangmerupakan pengurus partai,” jelasnyalagi.Dia bertekad betul hanya maumenjalankan kiprah politik yang baikbaik, yang bermoral, walau itu dianggaporang banyak sesuatu yang masih tidaklazim di negeri ini.Ingin Perubahan Dia yang sesungguhnya adalahpengusaha yang sejak tahun 1967sudah sukses menggeluti dagang usahatelekomunikasi, terjun ke politikmelalui cara yang unik. Berawal dariomong-omong dengan Ketua UmumPartai Syarikat Islam Indonesia (PSII),Taufik Cokroaminoto di tahun 1998.Taufik pernah memintanya untukmembantu PSII duduk sebagai salahseorang ketua. Permintaan membantudia amini namun tawaran duduksebagai pengurus teras partai dia tolak,sebab memang tidak menaruh minat kepolitik.Sepenggal kepeduliannya terhadappolitik yang pernah diperlihatkannyahanyalah tatkala arus reformasimenggelinding begitu kuat di tahun1998. Dia membangun sembilan dapurumum menyiapkan logistik buat paramahasiswa di gedung DPR/MPRSenayan yang sedang berdemonstrasi.Kemudian berlanjut ke Pemilu 1999 diabanyak mengeluarkan uang dari koceksendiri untuk menyiapkan kaos danbendera PDI-P agar partai ini bisamemenangkan pemilu.Yang terbersit di hatinya ikhlasmembantu arus reformasi sederhanasaja, ingin melihat perubahan baruterjadi di republik ini. Perubahanmemang drastis terjadi tapi serbaabsurd. Gedung DPR/MPR yang pernahmenjadi gelanggang bagi kekuatanreformasi berkumpul telah berubahmenjadi arena politik dagang sapi.Sebelum menjadi anggota parlemen,beberapa kawannya di partai-partaipolitik sering digelari bersepatu miringsebab kehidupannya masih turun naikbis kota, masih sering minta danmeminjam duit, dan rumah ngontrak.Namun baru dua tahun saja menginjakSenayan mereka sudah mempunyaimobil mewah, rumah mentereng satudua buah, kekayaannya bahkan sudahmelebihi pengusaha.Setelah Taufik Cokroaminotomeninggal dunia dengan wasiat agarpengurus PSII mencari RahardjoKETUA UMUM PSI RAHARDJO TJAKRANINGRAT Q e-ti/haposanQ T O K O H P I L I H A NQ RAHARDJO TJAKRANINGRAT Q KIPRAH POLITIK BERMORAL30 TokohIndonesia, Volume 11
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34