Page 29 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 29


                                    THE EXCELLENT BIOGRAPHY 24 TokohINDONESIA Q 29contoh, Bill Clinton mungkinsudah akan jatuh sebelumwaktunya jika tak ditopangisterinya Hillary Clinton.Pak Harto tidak segera mencaripengganti isterinya. Kesepiannyaseperti teratasi atas doronganpengabdian kepada bangsa dannegaranya. Ia menghabiskanwaktunya dalam mengemban tugasberatnya sebagai presiden. Apalagipara pembantunya selalumemberinya laporan dan harapanyang mendorongnya untuk tetapbersedia menjabat presiden.Bahkan, bersama pembantunya(menterinya) BJ Habibie, ia bisaberjam-jam berbicara. Tak jarangpara staf harus menyediakan mieinstan jika menunggui pertemuanmereka itu.Rakyat bangsa ini tentu masihingat. Seusai Pemilu 1997 dansebelum Sidang Umum MPR, Maret1998, para pembantunya, diantaranya Harmoko, selaku KetuaUmum DPP Golkar, menyatakanakan tetap mencalonkan Soehartosebagai presiden 1998-2003. Tapi,pada HUT Golkar ke-33, Oktober1997 itu, HM Soeharto justrumengembalikan pernyataan ituuntuk dicek ulang: “Apakah rakyatsungguh-sungguh masihmenginginkan saya menjadipresiden?”Setelah berselang beberapabulan, tepatnya tanggal 20 Januari1998, tiga pimpinan Keluarga BesarGolkar atau yang lazim disebutTiga Jalur Golkar, yakni jalurGolkar (Harmoko), jalur ABRI(Feisal Tanjung) dan jalur Birokrasi(Yogie SM), datang ke Bina Grahamelaporkan hasil pengecekan ulangkeinginan rakyat dalam pencalonanHM Soeharto sebagai Presiden RI.Saat itu, mereka melaporkanbahwa “ternyata rakyat memanghanya mempunyai satu calonPresiden RI untuk periode 1998-2003 yaitu HM Soeharto,” kataHarmoko mengumumkan kepadapers usai melapor kepada PakHarto. “Mayoritas rakyat Indonesiamemang tetap menghendaki BapakHaji Muhammad Soeharto untukdicalonkan sebagai Presiden RImasa bakti 1998-2003,” tuturHarmoko yang didampingi M YogieSM dan Jenderal TNI FeisalTanjung ketika itu.Menurut Harmoko, Jenderal TNI(Purn) H Muhammad Soeharto,setelah menerima hasil pengecekanitu, menyatakan bersediadicalonkan kembali sebagaiPresiden RI masa bakti 1998-2003.Selain mengumumkan kesediaanPak Harto dipilih kembali sebagaiPresiden RI, menurut Harmoko,Keluarga Besar Golkar jugamembuat kriteria untuk calonWakil Presiden, antara lainmemahami ilmu pengetahuan danteknologi. Pernyataan ini mengarahkepada BJ Habibie.Dari hasil pengecekan yangdilakukan oleh keluarga besarGolkar itu, masih menurutHarmoko, Soeharto menghargaikepercayaan sebagian besar rakyatIndonesia tersebut walaupun harusada pengorbanan bagi kepentingankeluarganya. Tetapi untukkepentingan bangsa dan negara,Haji Muhammad Soeharto tidakmungkin menghindar dari tanggungjawab sebagai patriot dan pejuangbangsa.“Dengan adanya kepercayaanrakyat ini tidak membuat BapakHaji Muhammad Soeharto bersikap‘tinggi glanggang colong playu.’ Ituistilah Pak Harto yang artinyatidak meninggalkan tanggungjawab dan mengelak darikepercayaan rakyat tersebut demikepentingan negara dan bangsa,”tegas Harmoko.Pengkhianatan DigulirkanTapi, ternyata itulah awal sebuahtragedi pengkhianatan digulirkan.HM Soeharto memang terpilihkembali menjadi Presiden periode1998-2003 pada Sidang UmumMPR, 1-11 Maret 1998. DidampingiBJ Habibie sebagai wakil presiden.Namun, komponen mahasiswadan berbagai kepentingan kelompokmasyarakat terus melancarkandemonstrasi meminta PresidenSoeharto dan Wapres BJ Habibieturun serta Golkar dibubarkan.Saat itu, Pak Harto masih terlihatyakin bahwa demonstrasi itu akansurut dalam waktu yang tidakterlalu lama lagi. Maka pada awalMei 1998, ia berangkat ke Kairo,Mesir, untuk menghadiri KTT G-15.Beberapa hari sebelum berangkat,adik kandung seibunya, HProbosutedjo, yang terkenal kritiskepadanya, meminta untuk janganpergi karena situasi dalam negeri.Namun, Pak Harto merasa tidakpatut untuk tidak pergi, karenaposisinya kala itu bukan sekadarmewakili Indonesia tetapi jugamewakili ASEAN dan Gerakan NonBlok.Saat berangkat, di bandara HalimPerdanakusuma, ia dilepas WakilPresiden BJ Habibie, Pangab FeisalTanjung, juga Ketua Harian ICMITirto Sudiro dan sejumlah menteriT O K O H U T A M A QPRESIDEN SOEHARTO DIDAMPINGI ALI ALATAS DAN MOERDIONO PADA KTT NON BLOK,SEPTEMBER 1989 DI BEOGRAD, YUGOSLAVIA Q mti/dok
                                
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33