Page 33 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 33


                                    THE EXCELLENT BIOGRAPHY 24 TokohINDONESIA Q 33T O K O H U T A M A QSaadillah Mursyid melaporkanbahwa sejumlah orang-orang yangdirencanakan untuk menjadianggota Komite Reformasi telahmenyatakan menolak. Saadillahjuga melaporkan adanya informasibahwa empat belas orang menteriyang direncanakan akan dudukdalam Kabinet Reformasimenyatakan tidak bersedia ikutserta dalam Kabinet. Setelah itu,Saadillah pulang.Tapi sekitar pukul 21:40,Saadillah Mursyid dimintamenemui Presiden Soeharto lagi.Saadillah bergegas menuju ruangandi tempat biasanya Presidenmenerima tamu, termasukmenerima para menteri. Saadillahterkejut karena Presiden tidak adadi ruangan itu. Ketika ditanyakan,barulah ajudan memberitahu-kanbahwa Presiden Soehartomenunggu di ruang kerja padabagian kediaman pribadi.Sekitar pukul 22:15 hari Rabu 20Mei 1998 itu, HM Soehartomempersilakan Saadillah duduk disebelahnya. Kursi hanya ada satu,di situ HM Soeharto duduk. LaluSaadillah dipersilahkan menggeserpuff, sebuah tempat duduk empatpersegi, agar bisa lebih dekat.Setelah hening sejenak,kemudianHM Soehartomengatakan:“Segalausaha untukmenyelamatkanbangsa dannegara telahkita lakukan.Tetapi Tuhanrupanyaberkehendaklain.Bentrokanantaramahasiswadan ABRItidak bolehsampaiterjadi. Sayatidak mauterjadipertumpahan darah. Oleh karenaitu, saya memutuskan untukberhenti sebagai Presiden, menurutPasal 8 Undang-Undang Dasar1945.”Lalu, kepada Saadillah sebagaiMenteri Sekretaris Negara, dimintauntuk mempersiapkan empat hal.saja sama Tutut dan Hartono yang minta supayasaya jangan masuk. Karena saya orangnya kansering-sering tidak tahu aturan, suka masuk saja.Karena dilarang sama Tutut, saya tidak masuk.Jenderal-jenderal ada di luar semua. Ada Wiranto,Hartono, Prabowo, Subagyo semua kumpul di situ.Waktu itu saya tanya sama Wiranto, mengapamahasiswa digerakkan ke Senayan, mereka kanmenjadi tambah kuat dan jadi seenaknya saja, disuplai makanan lagi. Kata Wiranto, kalau tidakdikumpulkan nanti di jalan-jalan malah lebih kacaulagi.Pertemuan di Istana memutuskan tuntutanmahasiswa, yakni supaya Pak Harto mundur, dituruti.Di situlah Pak Harto menjawab bahwa kalau memangdisuruh mundur tidak masalah sebab tidak menjadipresiden pun tidak pateen (pateen itu sakit puru,dagingnya pincang-pincang). Daripada ribut-ributoke, silahkan. Kalau mau ambil ya ambillah, kataPak Harto.Terus, malamnya ada pertemuan KeluargaCendana. Keadaan semakin kritis saja. Sebelumdiputuskan bahwa Pak Harto mau mengundurkandiri kita sesungguhnya masih terus berusahamengadakan pendekatan dengan MPR. “Coba sajadengan cara bagaimana yang bisa ditempuh,” katayang lain kepada saya.“Bagaimana kalau saya berhubungan denganBaramuli saja,” saya bilang. “Ya boleh, coba,” katamereka lagi. Terus, saya mendatangi Baramuli kerumahnya. Baramuli saya kasih tahu keadaannyasudah begini, begini. Bagaimana nih Pak Hartodituntut pula bertanggung jawab. “Lho, Pak Hartokan sudah bertanggung jawab, ini kan belum lamasidang MPR, pertanggungjawaban Presiden sudahada. Jadi tangung jawab apa lagi,” kata Baramuli.Saya jawab, “Iya, kalau saya yang ke MPR orangkenal sama saya. Bagaimana kalau Pak Baramuliyang ke sana, mencoba bicara dengan orang-orangdi MPR untuk menyelesaikan masalah. Memberitahu supaya betul-betul menyadari bahwa Pak Hartotidak bisa dimintai pertanggungjawaban sekarang.Karena baru tiga bulan yang lalu Sidang MPR, barudiangkat menjadi presiden, mengapa sekarangdimintai pertanggungjawaban lagi.”Setelah berada di gedung MPR, dia kemudianmenelepon saya, memberi tahu, “Aduh, keadaannyasudah lain Pak. Orang-orang semuanya pada tidakada yang mau membantu Pak Harto. Jadi,bagaimana ini,” kata Baramuli. “Kalau begitu yasudah, terserah saja,” saya bilang.Lalu muncul juga surat pernyataan dari 14 menteriyang menyatakan tidak mau membantu Pak Hartolagi, tidak mau duduk dalam kabinet, dan tidakmau duduk dalam Dewan Reformasi.Iya sudah besoknya mundurlah Pak Harto padatanggal 21 Mei 1998 itu. Sebelum itu, waktu PakHarto ternyata mau mundur, saya tanya sama beliau.“Terus, siapa penggantinya, Mas, siapa yangsanggup?”“Ya, Habibie mengatakan sanggup, bersediamenjadi presiden,” kata Pak Harto.Saya tidak percaya lalu saya tanya lagi. “Diasanggup?”MTI: Berarti Pak Harto masih sempatberdialog dengan Pak Habibie sebelummengundurkan diri.PROBO: Ya, tiap hari berdialog terus merekaitu. Tapi ‘dia sanggup’, sampai begitu sayakatakan tetap bertanya.“Dia mengatakan sanggup, mudah-mudahan,”jawab Pak Harto.Setelah pengunduran diri Pak Harto, NurcholisMadjid menelepon saya. “Pak, Habibie diingatkanbahwa dia menjadi pejabat presiden sementara.Jangan terus menganggap dirinya sebagaipengganti presiden definitif, belum. Dia hanyasementara saja. Pak Probo supaya menelepondia,” kata Nurcholis.“Ah, tidak mau,” saya bilang. “Tidak mau lagiberhubungan sama orang-orang itu. You-lahhubungi sendiri,” saya bilang.“Wah, gimana itu nanti kalau dia jadi presiden,jadinya apa negara ini,” katanya. Itulah kataNurcholis Madjid waktu itu. Saya ingat itu, diamenelepon saya. U mtiPertama, konsep ‘PernyataanBerhenti dari jabatan Presiden RI’;Kedua, memberitahupimpinan Dewan PerwakilanRakyat bahwa permintaanpimpinan DPR untuk bertemudan melakukan konsultasidengan Presiden akandilaksanakan hari Kamis, 21Mei 1998 pukul 09:00 diruang Jepara Istana Merdeka;Ketiga, memberitahu WakilPresiden BJ Habibie agarhadir di Istana Merdeka hariKamis tanggal 21 Mei 1998pukul 09:00 dan agar siapuntuk mengucapkan SumpahJabatan Presiden di hadapanKetua Mahkamah Agung;Keempat, memohonkehadiran Ketua MahkamahAgung di Istana Merdeka hariKamis 21 Mei 1998 pukul09:00.Saadillah pun segeramemberitahu Pimpinan DPR, WakilPresiden dan Ketua MahkamahAgung melalui telepon. Malamsudah larut menjelang tengahmalam. Lalu, bersama-sama staf,Saadillah segera mulai melakukanpenyusunan naskah PernyataanSAADILLAH: WaktuPak Harto tidak lagiPresiden orang-orangitu pula (penjilat)yang lantangmenghujat, mencaci,melempar segalakesalahan kepadaPak Harto. Orangseperti itu memperoleh kutukan Allahdan bagi merekatempat kediamanyang buruk, jahanam(Al Qur‘an, Surah ArRa’ad ayat 25).
                                
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37