Page 32 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 32
32 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIAmembentuk Komite Reformasi danmerombak kabinet menjadi KabinetReformasi. Tapi keinginan baik PakHarto ini disambut dingin berbagaikalangan bahkan tragisnya ditolaksebagian pembantunya (menteri)yang dibesarkannya.Hindari Pertumpahan DarahRupanya inilah detik-detikterakhir ia menjabat presiden. Hariitu, Rabu 20 Mei 1998 sekitarpukul 19:30, Pak Harto menerimaMantan Wakil PresidenSudharmono di kediaman JalanCendana 8 Jakarta. Saat itu,menurut Sudharmono, PresidenSoeharto menyatakan tetap akanmelaksanakan tugas-tugaskepresidenan dan segera akanmengumumkan pembentukanKomite Reformasi sertamengadakan perubahan susunanKabinet Pembangunan VII.Sekitar setengah jam berikutnya,pukul 20.00, Wakil Presiden BJHabibie menghadap Pak Harto.Lalu sekitar pukul 20:30, SaadillahMursyid diminta menemui PresidenSoeharto yang sedang bersamaWakil Presiden B.J. Habibie diruang tamu kediaman JalanCendana 8 itu. Di hadapan WakilPresiden BJ Habibie, PresidenSoeharto meminta SaadillahMursyid, Menteri Sekretaris Negara,mempersiapkan naskah final:Keputusan Presiden tentangKomite Reformasi dan KeputusanPresiden tentang PembentukanKabinet Reformasi.Saat itu, Presiden Soehartomenyatakan akan mengumumkandan melaksanakan pelantikannyabesok, Kamis 21 Mei 1998. Untukkeperluan itu Presiden Soehartojuga minta agar ruang upacaraatau yang lazim disebut ruangkredensial di Istana Merdekadipersiapkan.Kemudian Wakil Presiden B.JHabibie pulang. Sementara itu,sebanyak empat belas orangmenteri membuat pernyataan tidakbersedia ikut serta dalam KabinetReformasi yang direncanakan PakHarto. Mereka itu adalah paramenteri yang sebelumnyadibesarkan Pak Harto.Lalu, sekitar pukul 21:00, setelahBJ Habibie pulang, SaadillahMursyid mohon untuk bisamelanjutkan bertemu dengan PakHarto. Dalam kesempatan itu,ke gedung MPR supaya disatukan. Tapi Sjafrietidak mau. Alasannya kalau mahasiswa menjadisatu nanti lebih berbahaya lagi. Akhirnya dicarilahdan digerakkanlah bis.Anak saya, Tanto, minta supaya saya membantumemberikan makanan demonstran. “Ini sudahsetengah satu siang belum ada makanan,tolonglah agar Pak Probo mengirim makanan,kasihan ini mahasiswa,” begitu kata anak saya.“Jangan dilayanilah nanti malah kita ikut-ikutan,”saya bilang.Setengah jam kemudian, Tanto ketemu lagisama saya. “Kok sekarang Pak, sudah banyakmakanan, malah berlebihan,” katanya. Nah,berarti sudah direncanakan bikin dapur umum.Mana mungkin pesanan makanan setengah sampaisatu jam bisa selesai. Itu tidaklah mungkin.Berarti sejak pagi, dapur umum sudahdirencanakan. Makanan itu banyak dan datangterus-menerus setiap hari tanggal 18, 19, 20dan 21 Mei.Pada tanggal 19 Mei, Pak Harto menyuruhPak Saadillah Mursjid untuk memanggil DrNurcholis Madjid, karena dia dianggap sebagaitokoh Islam yang mempunyai pengaruh. Diaseorang teknokrat yang punya pengaruh luas dantidak fanatik. Dia datang ke Cendana. Saya adadi situ.Nurcholis Madjid sama Pak Harto berdua sajabicara. Tapi saya masuk saja. Waktu dipilih namaAmien Rais untuk ikut dipanggil, saya bilangjanganlah dia dipanggil. Sebab keadaan menjadibegini karena Amien Rais.Waktu saya bilang jangan panggil Amien Rais,itu Pak Harto diam saja. Cak Nur lalu bilang, “Jadibagaimana, Pak. Dia saya anggap teman saya diAmerika, sama-sama kuliah di Amerika.”“Ya, tapi kelakuannya tidak benar lagi. Ini,keadaan kacau begini gara-gara dia. Jadi lebih baikjangan dipanggil kalau besok diadakan pertemuan,”kata saya.Waktu itu Pak Harto sudah mengusulkan diadakanpertemuan, dan menyuruh memanggil figur-figurmasyarakat, tokoh-tokoh Islam, untuk ikutpertemuan di Istana. Pertemuannya direncanakantanggal 19 Mei pagi, tapi mahasiswa sudah penuh diSenayan.Dalam pertemuan besok pagi-pagi itu, sayaditugasi memanggil siapa-siapa yang saya kenalyang bisa dipanggil. Saya bilang oke, saya bisapanggil Prof KH Ali Yafei, dan Gus Dur. Kedua orangyang saya panggil itu tidak mengerti untuk apadipanggil. Saya hanya bilang datang saja ke rumah.Kumpullah di rumah untuk kemudian ikutperundingan di Istana.Masalahnya, ketika jumpa di Istana, saya nurutHabibie NyatakanSanggupSOEHARTOMTI: Waktu Pak Harto kembali dari Kairo, melihat keadaan sudah kacau-balauapakah beliau langsung menuju ke rumah?PROBO: Ya, Pak Harto langsung ke rumah.Saya sudah menunggu di situ sejak pukul empatpagi atau mungkin pukul tiga. Pak Harto sampaike rumah setengah lima.Saya melaporkan keadaan demo mahasiswasemakin tidak karu-karuan, terjadi penjarahan.Dalam hati saya ingat, bahwa sebelumnya sayasudah melarang tetapi pergi juga. Namun sayatidak mengingatkannya lagi sebab bisa-bisamalah menimbulkan sesuatu yang tidakdiinginkan terjadi.Tanggal 16 Mei dilanjutkan lagi demonstrasi,itu terus saja terjadi dan tidak ada hentihentinya. Makin liar kesana-kemari. Lalu tanggal17 dan 18 Mei massa mahasiswa demonstranakhirnya dimasukkan ke gedung MPR.Mayor Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin,Pangdam Jaya ketika itu, diminta oleh PangabJenderal Wiranto supaya mengerahkan mobilnyamengangkut mahasiswa yang ada dimana-manaPRESIDEN SOEHARTO PADA UPACARA PRASPA ABRI 1994 Q mti/saidi