Page 40 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 40
40 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIAMalah Dituduh TerkaitG-30-S/PKIReformasi ternyata kebablasan juga menghembuskanpemutarbalikan fakta sejarah. Mereka yang terlibat G-30-S/PKImalah menuding Pak Harto terkait.SOEHARTOHarto merenung sendiri, ia hanya dikawalajudan. Lantas Bung Karno mendatangi PakHarto, bertanya dalam bahasa Jawa: “Har,aku iki arep ko apake?” (Har, aku ini akankau apakan).“Pak saya ini kan anak petani. Anak taniitu kepandaiannya cuma, sok nek gede bisomikul duwur mendem jero. (Artinya,memikul jenazah tinggi-tinggi danmenguburnya dalam-dalam).“Opo bener koe iku ngono.” (Apa benar kamu itu begitu).“Ya, boleh dibuktikan Pak. Saya tidakingin apa-apa, Cuma kejahatan itu harusdibongkar.”Pak Harto hanya meminta Bung Karnomembongkar siapa yang mendalangipembunuhan tujuh jenderal.Lantas terjadi dialog antara Bung KarnoDul: “Kenapa dia dibawa ke sini?” Bu Dulmenjawab: “Waduh, saya ini kan nggakngerti nak. Saya pikir orangnya baik. Tapikok begitu.”Menurut Pak Probo, itulah kejadian yangsebenarnya. Jadi, tidak benar Pak Hartoterlibat. Itu memang pekerjaan orang PKI,orang tidak ber Tuhan, orang atheis. PKI itukerjanya memutar balik fakta.Terus terang saja, PKI sudah dua kalimengkhianati republik ini. Yang pertamaSeptember 1948, di Madiun. Waktu itumereka yang terlibat tidak sempat diadili.Sebab dalam bulan Desember, tentaraBelanda menyerbu kota Yogyakarta (ibukotaRI di pengungsian). Semua tahanan PKIdibebaskan, ikut bertempur lagi, akhirnyadilupakan.Pertemuan di RSSementara itu, Pak Harto sebagaimanadikutip di dalam buku, Siti HartinahSoeharto, Ibu Utama Indonesia (1992)mengisahkan: “Tanggal 30 September 1965.Kira-kira pukul sembilan malam, sayabersama istri berada di Rumah Sakit GatotSubroto. Kami menengok anak kami,Tommy, yang masih berumur empat tahun,dirawat di sana karena tersiram air sup yangpanas. Kira-kira pukul 10 malam sayasempat menyaksikan Kol. Latief berjalan didepan zaal tempat Tomy dirawat.”Lalu menurut Pak Probo, soal Latiefmengaku ketemu Pak Harto di rumah sakitGatot Subroto pada malam menjelang G-30-S/PKI, sebenarnya ia tidak ketemu. Ia cumamengecek apakah benar Pak Harto ada diRS. Karena ia tanya lagi kepada Bu Dul, dandijelaskan: “Putra Pak Harto (Tommy)dan Pak Harto. “Nasakom (nasional,agama, komunis) telah saya jual kepadadunia melalui PBB dan saya termasukpemimpin dunia. Kalau PKI dibubarkanakan hilang muka saya sebagai pemimpindunia,” kata Bung Karno.“Ya, tapi PKI sudah berkhianat,bagaimana memelihara orang yang sudahbegini? Pak, kita berjuang untuk rakyat.Rakyat menuntut bubarkan PKI. Maksudbaik Bapak merangkul PKI, tetapi ternyataPKI telah berkhianat,” ujar Pak Harto.Dalam kesempatan lain, Pak Hartokembali menyampaikan tuntutan rakyatuntuk membubarkan PKI yang sudah duakali melakukan pemberontakan. NamunBung Karno bersikeras: “Kau selalumendesak saya untuk bubarkan PKI. Sayaminta bubarkan KAMI dan Front Pancasila,tidak dilakukan,”Pak Harto menjawab tegas, tetapi tetapdengan rasa hormat: “Tidak bisa Pak. KAMIdan Front Pancasila itulah yang mendukungdan membela Pancasila.”“Ya, sudahlah nanti saja.” Jawaban BungKarno tidak membuat persoalan G-30-S/PKIjelas dan selesai.Menurut Pak Probo, mikul duwur yangdimaksudkan Pak Harto adalah menjunjungtinggi ajaran Bung Karno. Kenyataannya,setelah menjadi pejabat presiden danpresiden, Pak Harto benar-benarmenjunjung tinggi ajaran dan warisan BungKarno, Pancasila dan UUD 1945, yangdijadikan dasar negara. Mendem jero,artinya, rahasia dari orang tua tidak dibuka.Kemudian Pak Harto menerima SuratPerintah 11 Maret 1966 untukB ualan Latief bahwa Pak Harto terlibat G- 30-S/PKI dimulai dari pengakuan pertemuannya dengan Pak Harto. Bu Dul, yang menjadikepala rumah tangga sekaligus juru masakkeluarga Pak Harto di Jalan H. Agus Salim,No. 98, Jakarta, kala itu, menjadi saksibagaimana Kolonel Latief bisa bertemudengan Pak Harto. Latief mendekati Bu Duluntuk memohon agar Pak Harto berkenanditemui Latief. Pak Harto menyanggupipermintaan itu.Kemudian, Latief memutarbalikkan isipembicaraan dalam pertemuan itu. HProbosutedjo, adik kandung Pak Hartomenyampaikan fakta dan kesaksian seputarpemutarbalikan fakta dalam tuduhan Latieftersebut, eksklusif kepada TokohINDONESIA.Minggu, 25 September 1965, pukul 11.00.Latief, Asintel Kodam V Jaya, (yangkemudian menjadi komandan operasi militerG-30-S/PKI), bertandang ke kediaman PakHarto di Jalan H. Agus Salim 98, Jakarta.Pak Probo saat itu ada di rumah, karena iatinggal di situ, jadi ia tahu tentangpertemuan tersebut. Tetapi Pak Probo tidakdengar apa yang mereka bicarakan.Setelah Latief pulang, kakak beradik itumakan siang satu meja. Pak Probomengajukan pertanyaan: “Ada apa mas koqLatief tadi lama sekali?” Pak Hartomenjawab: “Latief tanya soal DewanJenderal. Ia pikir Dewan Jenderal itu maumelawan Bung Karno. Ketuanya kan saya.Masa’ saya mau mengkup pemerintah.”Lalu Pak Harto memberi penjelasan lebihlanjut kepada Latief: “Dewan Jenderal itutujuannya untuk menyaring kenaikanpangkat perwira tinggi AD, agar jangansampai terus mengalir ke atas. Nantikebanyakan jenderal.”Latief intelnya PKI dan Kodam V Jaya.Latief tentu tidak bisa ketemu begitu sajadengan Pak Harto, tanpa ada orang yangmenjembatani. Dia pun mendekati Bu Dul.Bu Dul, yang tidak berprasangka memintawaktu Pak Harto supaya bisa menerimaLatief. Pak Harto setuju. Hal ini diketahuiPak Probo dari Bu Dul sendiri.Tetapi sewaktu terjadi G-30-S/PKI, limahari kemudian (30 September 1965), danLatief terlibat, Pak Probo marah pada Bu40 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETI