Page 57 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 57
THE EXCELLENT BIOGRAPHY 24 TokohINDONESIA Q 57Tak Lupa pada AkarnyaPak Harto selalu ingat pada desa kelahirannya. Jika datang berkunjung, iaselalu menyempatkan diri berkumpul dengan masyarakat desa dan temanteman sepermainannya.Sejauh mata memandang, sawah terbentang luas. Ditanami padi yang mulai menguning keemasan, ditimpa matahari pagi. Angin sejukmenghembus harum embun yang mulai hilang.Burung-burung kecil terbang di atas pematang.Mencari ulat di antara belukar.Musim panen akan segera tiba di Kemusuk,Bantul, Jawa Tengah. Desa kelahiran HajiMuhammad Soeharto, mantan Presiden RI kedua.Setiap musim panen, hasil pertaniannya yangdidominasi tanaman padi selalu memuaskan.Sistem irigasi yang teratur memberikankesejahteraan bagi masyarakat petani di desa itu.Samsuri dari Tokoh Indonesia berkunjung kedesa itu beberapa hari menjelang peringatanProklamasi Kemerdekaan RI ke-60. Rumah-rumahdi sepanjang jalan desa yang beraspal tampaksudah berhias. Pagar-pagarnya dicat putih,bendera Merah Putih berkibar di setiap halamanrumah. Begitu juga terlihat umbul-umbul warnawarni di setiap sudut.Jalan yang beraspal rata itu ikut menunjangpercepatan roda ekonomi antar desa. Keluarmasuknya arus barang dan jasa pun menjadi lebihlancar dan mudah.Menyusuri jalan itu, tampak para pelajar yanghendak berangkat ke sekolah. Mereka begitupenuh semangat dan bercanda sesama teman. Takperlu heran jika animo penduduk Desa Kemusukbegitu tinggi terhadap pendidikan. Di desa itu,tidak hanya ada SD, SMP dan SMA saja, melainkanjuga sebuah perguruan tinggi telah dibangun.Menurut Suharjo, seorang penduduk setempat,Pak Harto dan Pak Probo yang sangatmemperhatikan pembangunan di desa asalnya.Keponakan Pak Harto, Aryo Winoto, SPt, yangkini menjabat anggota DPRD Kabupaten Bantuldari PKPB yang bergabung di Fraksi KesatuanBaru, dengan ramah bersedia mengobrol tentangPak Harto dan Desa Kemusuk yang dicintainya.Putra Noto Soewito, adik Pak Harto dan Pak Probo,itu mengatakan dirinya dan keluarga besarnyaselalu meneladani kebaikan Pak Harto. Menurutpolitikus muda dari Kemusuk itu, Pak Harto selalumengajarkan kepada mereka, baik langsungmaupun tersirat, dari hal yang sederhana sampaiyang luar biasa. Baik masalah politik, ekonomi,sosial, visi yang melihat jauh ke depan, sikapyang selalu menjunjung tinggi orang tua atauorang yang dituakan.Menurut, Aryo, Pak Harto tidak pernahmelupakan masyarakat desa kelahirannya, apalagiteman-teman masa kecilnya. Setiap kaliberkunjung, ia akan mengundang teman-temansepermainannya untuk mengobrol danbernostalgia.Sikap Pak Harto yang tak pernah lupa padaakar dan asal-usulnya seharusnya diteladani olehpara pejabat saat ini. Para pejabat sekarang inikebanyakan bersikap adigung adiguna. Merekacenderung ingin melupakan sejarah, sekalipunada nilai keteladanan dan keberhasilannya.Misalnya berkaitan dengan Pak Harto. Merekatidak melihat sejarah keberhasilan Pak Hartomembangun negara ini, melainkan malahmencari-cari kesalahannya. Bagi Aryo, hal Itu tidakadil dan sama saja memanipulasi sejarah.Mikul dhuwur mendem jeroAryo kembali bercerita tentang Pakde-nya, PakHarto. Sudah menjadi tradisi bagi Pak Hartosekeluarga untuk berziarah ke makan keluargadi Kemusuk setiap bulan Ruwah atau sebelumbulan Ramadhan. Di saat-saat seperti itulahbiasanya Pak Harto menyempatkan diri bertemudengan teman-teman masa kecilnya maupunteman-teman seperjuangan.Hal yang sama dilakukan Pak Probo. Setiapbulan Ruwah, ia membagi-bagikan rezeki kepadamasyarakat desa Kemusuk dan sekitarnya. Itumerupakan agenda tahunannya.Baik Pak Harto maupun Pak Probo memangselalu memperhatikan warga desa kelahirannya.Untuk kemajuan warga desa, Pak Probo telahmembangun sarana pendidikan dari mulai, SD,SMP, SMU sampai perguruan tinggi. Hal itudimaksudkan agar warga desa tidak harusmengikuti pendidikan keluar desa. Namun selainwarga Desa Kemusuk, masyarakat umum pun bolehmemanfaatkan sarana pendidikan itu.Bagi keluarga besar Pak Harto, keteladananmerupakan hal penting. Mereka sangat menjagaagar segala perbuatan yang dilakukan tidakmerusak nama baik keluarga. Dan segalakonsekuensi perbuatan jangan membawa namakeluarga, melainkan ditanggung sendiri. Sebagaiorang Jawa, falsafah kejawen menjadi bagian yangtidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Hal itu telahdiajarkan Pak Harto. Peribahasa mikul dhuwurmendem jero bukan hanya sekedar kata-kata,tetapi telah dilakukan oleh Pak Harto.Sebagai adik dari Pak Harto, Pak Probo jugameneladani hal itu. Ketika Pak Harto masihmenjabat Presiden, ia banyak menyampaikankritik kepada kakaknya itu. Meski sifatnya kritikmembangun, tak urung menyebabkan Pak Probodimusuhin orang-orang sekitar Pak Harto.Namun setelah Pak Harto lengser lalu banyakdihujat, Pak Probo dengan setia membela PakHarto. Saat ini, siapa lagi yang berani membelaPak Harto secara terbuka kalau bukan Pak Probo.Sementara, orang-orang yang dulu pernah diberijabatan dan kedudukan serta dinaikkan derajatnyaoleh Pak Harto memilih diam, karena takutjabatannya dicopot.Saat ini, Pak Probo tengah membuat monumendi rumah tempat Pak Harto dilahirkan, satukilometer ke bagian utara dari rumah adiknya,Noto Soewito.LETKOL SOEHARTO MENDAMPINGI JENDERAL SOEDIRMAN DI YOGYAKARTA Q mti/dokK I S A H H I D U P QTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 24 TokohINDONESIA Q 57