Page 54 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 54
54 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIA SOEHARTOLIBURAN BERSAMA IBU SITI HARTINAH SOEHARTO DI BALI 1993 Q mti/dokbelok kanan. Ia juga sukabermain air, bermandilumpur atau mencaribelut, ikan kegemarannyasampai usia tua.Ketika usianya semakinbesar, Soeharto tinggalbersama kakeknya, mBahAtmosudiro, ayah dariibunya. Di situ ia pernahmenggembala kerbau.Suatu hari ia disuruhkakeknya menuntunkerbau dari kandang kesawah. Dalam perjalanan,di pinggir sungai, kerbauitu terperosok, masukparit. Soeharto tidak tahu,jalan mana yangsebaiknya dilewati. Iapikir, kerbau itu bisamenemukan sendiri jalanuntuk menyelamatkan diri, malah turun kesungai. Soeharto mengikutinya daribelakang.Tahu-tahu sungai itu menyempit setelahmelalui bagian yang dalam. Akibatnya,kerbau itu, maju susah, mundur susah.Soeharto hanya bisa menangis. Padahalpukul tujuh pagi, kerbau itu sudah harusada di sawah. Namun tak lama kemudianorang suruhan kakeknya menemukannya.Soeharto pun lega, karena ia dan kerbaunyalolos dari perangkap.Soeharto masuk sekolah tatkala berusiadelapan tahun, tetapi sering pindah. Semuladisekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan,Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaranibunya dan suaminya, Pak Pramono pindahrumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, PakKertosudiro lantas memindahkannya keWuryantoro. Soeharto dititipkan di rumahadik perempuannya yang menikah denganPrawirowihardjo, seorang mantri tani.Bibi dan pamannya menerima Soehartosebagai putra mereka yang paling tua,diperlakukan sama dengan putra-putrimereka sendiri. Soeharto disekolahkan. Iamenekuni semua pelajaran, lebih-lebihpelajaran berhitung. Karena itu ia mendapatpujian dari gurunya. Selain itu ia mendapatpendidikan agama yang cukup kuat, karenakeluarga bibinya terbilang taat beragama.Empati Pada PetaniKegemaran bertani bertambah selamaSoeharto menetap di Wuryantoro. Di bawahbimbingan pamannya yang mantri tani,Soeharto menjadi paham dan menekunipertanian. Di dalam situasi yang penuhkesulitan (tahun 1920-an), Soeharto acapkaliberada di tengah-tengah para petani,menanamkan benih-benih simpati kepadamereka.Pamannya sering mengajaknya meninjau kedesa-desa. Dari pamannya, ia tidak hanyamemperoleh pengetahuan teoritis, melainkanjuga praktik. Di tiga kebun percontohan, di desaNgungking, Kenongo, dan Tangkil, ia diberikesempatan untuk menggumuli sawah. Ia jugasering mengikuti acara tanya jawab antara PakPrawirowihardjo dan parapetani. (Hal seperti iniditerapkannya ketikamenjadi Presiden RI dari1967 sampai 1998).Lepas sekolah, sore hari,Soeharto belajar mengaji diLanggar bersama temantemannya, seringkali sampaisemalam suntuk. Ia jugaaktif di kepanduan HizbulWathan. Ia mulai mulaimengenal para pahlawan,seperti Raden Ajeng Kartinidan Pangeran Diponegorodari sebuah koran yangsampai ke desa.Pembantu KlerekSetamat sekolah rendahempat tahun, Soehartodimasukkan orang tuanya kesekolah lanjutan rendah (schakel school) diWonogiri. Ia pun pindah ke Selogiri, enamkilometer dari Wonogiri, tinggal di rumahkakak perempuannya, istri seorang pegawaipertanian. Ia disunat pada usia 14 tahun,karena orang tuanya tidak mudahmengumpulkan biaya. Namun ia merasagembira, badannya cepat tumbuh besar,tinggi dan kekar.Rumah tangga kakaknya retak, Soehartoterpaksa pindah rumah. Ia pindah keWonogiri, tinggal di rumah PakHardjowijono, teman ayahnya, pensiunanpegawai kereta api. Keluarga ini tidak punyaanak, karenanya Soeharto suka membantuuntuk pekerjaan-pekerjaan rumah. Tetapi iatak pernah mengeluh.Pak Hardjo, pengikut setia Kiai Darjatmo,mubalig terkenal di Wonogiri waktu itu. Kiaiitu pandai meramal dan mengobati orangsakit. Ia sering bersama Pak Hardjoberkunjung ke Kiai Darjatmo, diizinkanmendengar diskusi agama, terutama tentangisi Al-Quran.Lama kelamaan, Soeharto sering bersamaKiai Darjatmo, membantu membuat catatan(resep) obat-obatan tradisional. Nama obatobatannya ganjil, ramuannya aneh, berasaldari tanaman-tanaman langka, tetapi banyakdidapatkan di kampung. Ia juga menuliskanperingatan untuk mereka yang datangberobat. Tugas-tugas ini kadang-kadangdikerjakan sampai larut malam.Namun di Wonogiri, ia tidak bisa melanjutkansekolah karena tidak punya sepatu dan celanapendek. Karena itu ia ingin kembali kekampung asalnya, Kemusuk, melanjutkansekolah. Ia pun pindah ke Kemusuk. Soehartomasuk sekolah Muhammadiyah di Yogya, karenadi situ ia boleh mengenakan sarung, tanpasepatu. Dari rumah ke sekolah, dan sebaliknya,BIODATANama:H. Muhammad SoehartoLahir:Kemusuk, Argomulyo, Godean,Yogyakarta, 1 Juni 1921Agama:IslamJabatan Terakhir:Presiden Republik Indonesia (1967-21 Mei 1998)Pangkat:Jenderal Besar (Bintang Lima)Isteri:Ibu Tien Soeharto (Siti Hartinah,Almarhum)Anak:- Siti Hardiyanti Hastuti (Mbak Tutut)- Sigit Harjojudanto- Bambang Trihatmodjo- Siti Hediati- Hutomo Mandala Putra (Tommy)- Siti Hutami Endang AdiningsihAyah - Ibu:Kertosudiro - SukirahAlamat:Jalan Cendana No.8, MentengJakarta Pusat