Page 48 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 48


                                    48 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIABarangkali lebih obyektif menunjukkan keberhasilan pemerintahan Pak Hartodengan angka-angka. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 persen setahun,bahkan 8,1 persen tahun 1995. Sektor industri tumbuh rata-rata 12 persensetahun, peranan industri dalam produksi nasional menukik dari 9,2 persentahun 1969 menjadi 21,3 persen tahun 1991. Dan pendapatan per kapitameningkat tajam dari hanya 70 menjadi 800 dolar AS per tahun.Sukses Pangan, KB dan Perumnasmerupakan kebutuhan pokok penduduk.Keberhasilan ini mempunyai nilai yangspektakuler, karena mengubah Indonesia daripengimpor beras terbesar di dunia menjadiswasembada. Sukses ini mengantar Pak Hartodiundang berpidato di depan Konferensi ke-23FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia), diRoma, Italia, 14 November 1985.Pada kesempatan itu, Pak Harto menyerahkanbantuan 1.000.000 ton gabah— sumbangan daripara petani Indonesia—untuk disampaikankepada rakyat di negara-negara Afrika yangmenderita kelaparan. “Jika pembangunan dibidang pangan ini dinilai berhasil maka itumerupakan ‘kerja raksasa’ dari seluruh bangsaIndonesia,” kata Presiden Soeharto di dalampidatonya di depan wakil-wakil dari 165 negaraanggota FAO.Kerja keras para petani ini berhasilmeningkatkan produksi beras, yang tahun 1969hanya sebesar 12, 2 juta ton menjadi lebih dari25,8 juta ton pada tahun 1984. Kepada pesertakonferensi Pak Harto juga memperkenalkanseorang petani andalan asal Tajur, Bogor yangikut dalam rombongannya.Pernyataan penting Pak Harto yang ditujukankepada negara-negara maju anggota FAO bahwaselain bantuan pangan, yang paling pentingadalah kelancaran ekspor komoditi pertanian darinegara-negara yang sedang membangun kenegara-negara industri maju. Ekspor pertanianbukan semata-mata untuk meningkatkan devisa,tetapi lebih dari itu, untuk memperluaskesempatan kerja dan meningkatkan pendapatanpetani.Atas keberhasilan swasembada pangan ini,Dirjen FAO Dr Edouard Saouma dalamkunjungannya ke Jakarta, Juli 1986, menyerahkanpenghargaan medali emas FAO. Medali itumenampilkan gambar timbul Pak Harto dengantulisan:President Soeharto – Indonesia, dan disisi lainnya bergambar seorang petani yangsedang menanam padi dengan tulisan “From RiceImporter to Self-Sufficiency.2. Keluarga BerencanaMenurut Pak Harto kenaikanproduksi pangan yang besartidak akan banyak artinya jikapertambahan jumlah penduduktidak terkendali. Karena itupelaksanaan program keluargaberencana merupakan yangsangat penting untukmeningkatkan kesejahteraankeluarga.Program KB dikoordinasikan oleh BKKBN(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)yang dibentuk tahun 1970. Program ini semulamemang ditentang secara luas, namunbelakangan mendapat dukungan dari paraJika bicara hasil pembangunan, tentu sangat panjang bila diuraikan satu per satu. Secara kasat mata, bandingkan saja kondisi ibukota Jakarta pada tahun 1966 dengan kondisiJakarta 1998 sampai saat ini. Dulu Jakarta masihberupa Kampung Besar, tahun 1998 sudahmenjadi Megapolitan, lengkap dengan berbagaiprasarana dan sarananya.Bandingkan juga dengan kondisi desa-desa diberbagai sudut Nusantara, yang sebelumnya tidakmengenal jalan aspal dan listrik serta telepon,pada tahun 1998, hampir seluruh desa sudah bisaditempuh dengan kendaraan bermotor dan telahberpenerangan listrik bahkan telah dijangkautelepon.Begitu pula sekolah-sekolah Inpres berdirihingga ke pelosok desa. Sampai-sampaibelakangan ada beberapa Sekolah dasar yangkekurangan murid, selain karena banyaknya SDInpres yang dibangun juga karena keberhasilanprogram Keluarga Berencana.Selain itu, kesehatan masyarakat hingga kepelosok desa juga ditingkatkan. Puskesmasdibangun, sekurangnya di setiap kecamatan,bahkan di sebagian desa. Pos Pelayanan Terpaduyang terkenal dengan Posyandu, digalakkan,sehingga berbagai jenis penyakit, terutamapenyakit menular, dapat dicegah sedini mungkin.Indonesia pun dinyatakan bebas polio.Belakangan penyakit ini malah muncul diIndonesia, bahkan busung lapar pun terjadi.Kesuksesan pembangunan selamapemerintahan Pak Harto,Terlalu banyak untukdiuraikan. Namun sebagai gambaran pokok,berikut ini diuraikan sukses tiga program pokok,yang semuanya menyentuh hajat hidup orangbanyak, bukan proyek mercusuar.1. Swasembada PanganKecukupan pangan, tempat tinggal yangnyaman dan jumlah keluarga yang terencanamerupakan faktor penting untuk mewujudkanmasyarakat yang sejahtera.Ketiga hal ini menjadi fokusperhatian Pak Harto.Sebagai bangsa agraris yangmayoritas masyarakatnyahidup dan bekerja di bidangpertanian, maka pembangunandi sektor ini mendapatperhatian utama. Itulah yangdipikirkan dan kemudiandilakukan Pak Harto ketikamulai memimpin bangsa initahun 1967.Kerja keras dalam bidang pertanian sejakPelita I (1969), membuat Indonesia mampumeningkatkan hasil pertanian dan memperbaikikehidupan petani. Hasilnya, tahun 1984, Indonesiaberhasil mencapai swasembada beras yangProduksi berasmeningkat darihanya 12, 2 juta tontahun 1969 menjadilebih 25,8 juta tontahun 1984.PAK HARTO DAN IBU TIEN PADA ACARA HARDIKNAS 1995 DI PONTIANAK Q mti/saidi48 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIA SOEHARTO
                                
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52