Page 52 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 52


                                    52 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIAPak Harto BerdukaPak Harto, meneteskan air mata ketika menyaksikantayangan para penderita busung lapar dan polio ditelevisi. Indonesia, sudah 60 tahun merdeka, kokmasih ada gambaran seperti itu.Suatu hari di bulan Juni 2005, Pak Harto menonton televisi. Adik kandungnya, H. Probosutedjo yang tengah mendampingi- nya melihat Pak Harto (84 tahun)meneteskan air mata. Rupanya, yang membuatPak Harto sedih sampai meneteskan air mata,adalah gambar tentang anak-anak penderitapolio, busung lapar dan rakyat yang sedang antriminyak tanah.“Kalau lihat (nonton) atau bacayang kayak gitu, Pak Harto pastisedih. Pikirnya, kok keadaan bangsaini makin sulit,” kata Pak Probodalam wawancara dengan TokohIndonesia (1/8/2005). Pak Probomenambahkan,” Pak Hartomeneteskan air mata, itu betul, sayasendiri pernah lihat.”Pak Harto memang tidak mampulagi lancar berbicara. Hatinyamenangis, matanya meneteskan airmata, karena menyaksikan bangsanyayang bertambah miskin. Padahal, iatelah berjuang mati-matian selama 32tahun untuk membebaskan bangsanyadari deraan kemiskinan.Sekarang, kata Pak Probo, masihbanyak orang yang tidak sadar,mencari-cari kesalahan seakan-akanPak Harto yang menjadi biang semuakesulitan tersebut. “Padahalmerekalah yang sebenarnya salah,sehingga membikin negara ini moratmarit,” kata Pak Probo.Pak Probo mengutip sebuah laporan, bahwakemiskinan di Indonesia sekarang 54%. Angkaitu pun baru diukur dari jumlah orang yang tidakmampu membayar di rumah sakit. Kenyataan itumembuktikan bahwa program pengentasankemiskinan dan peningkatan kesejahteraanmasyarakat yang dilakukan Pak Harto selama 32tahun seakan menjadi sia-sia. Pemerintahan PakHarto berupaya keras mencukupi kebutuhanpangan, sandang dan papan. Angka kemiskinanberhasil ditekan dari 67% tahun 1970-an, tahun1990-an turun menjadi hanya 11,86% tahun darijumlah penduduk. Angka kemiskinan saat ini,menurut BPS, naik dari 31 juta menjadi 54 jutajiwa.Kata Pak Probo, Pak Harto juga merasa sedihmelihat konflik fisik berkenaan dengan Pilkada.Dulu sebenarnya sudah direncanakan juga, tapidengan perhitungan kalau dilaksanakan, akanribut karena demokrasi di Indonesia belum bisaditerapkan secara liberal, seperti di Amerika dannegara-negara Eropa. Soalnya rakyat Indonesiamasih banyak yang buta huruf dan miskin. Orangmiskin itu gampang dibayar, siapa yang kasihduit, itulah yang dicoblos, yang dipilih. “Mestinyadipertimbangkan dulu,” kata Probo.Program pengentasan kemiskinan dilakukanmelalui jalur anggaran (APBN) dan di luaranggaran.Di sektor anggaran, pemerintahan Pak Hartomembangun gudang-gudang Dolog, Puskesmas,Posyandu dan Posyandu hampir di seluruh desa.Karena itu, pemerintah bisa segera mendeteksiperkembangan berbagai penyakit yang menyebardi kalangan masyarakat miskin, seperti diare,demam berdarah, polio dan busung lapar. Di eraPak Harto, semua jenis penyakit seperti itudicegah sejak dini lewat imunisasi massal,dihilangkan secara terencana danberkesinambungan.Pak Harto masih ingat bahwa pada tahun 1967,sembilan dari sepuluh orang Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Tahun 1970, menjadidelapan dari sepuluh, dan tahun 1976, tinggaltiga dari sepuluh. Kenaikan pendapatan rata-ratapenduduk golongan miskin di pedesaanbertambah lebih cepat, dibandingkan dengankenaikan golongan kaya. “Ini menunjukkan justrudi desa jurang pemisah antara si kaya dan simiskin mulai dapat diperkecil,” tutur Pak Harto didalam otobiografinya; Soeharto: Pikiran, Ucapandan Tindakan Saya (1988).Konsep Pak Harto adalah menjadikanpembangunan nasional sebagai pembangunanmanusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunanseluruh masyarakat Indonesia. Pembangunanyang benar-benar dirasakan oleh rakyat sebagaiperbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial.Soal pembentukan yayasan, Pak Probomenjelaskan bahwa ketujuh yayasan yangdipimpin Pak Harto, mengumpulkan danasumbangan dari orang-orang mampudimaksudkan untuk membantu kaum papa.Sampai sekarang ketujuh yayasan tersebut tetapmampu memberikan bantuan sosial kepada kaumfakir-miskin, anak-anak yatim piatu dan beasiswauntuk anak-anak sekolah yang orang tuanya tidakmampu.Ibu Tien Soeharto, ketika masih hidup, jugadikritik lantaran mendirikan Yayasan DanaKemanusiaan Gotong Royong. Ibu Tien dituduhmeminta-minta sumbangan dari para pengusahakaya untuk menumpuk kekayaan. Mereka yangmenuduh seperti ini, kata Probo, orang-orangyang tidak mengerti. Sampai-sampai Ibu Tiendiolok-olok sebagai “Bu Ten Persen.” (Maksudnyameminta komisi 10% dari setiap proyek).Padahal sumbangan tersebut dimanfaatkanuntuk membantu mereka yang tertimpa musibahbencana alam atau kecelakaan. Ibu Tien jugamenyisihkan dana-dana sumbangan untukpembangunan TMII, RS Harapan Kita dan RSKanker.Pak Probo menuturkan, pada suatu rapatGolkar di Cendana tahun 1993, seorang menterimengeritik Pak Harto, karena ia merasa jurangkaya-miskin semakin lebar. Menteri itumengatakan rakyat kecil pun menganggap PakHarto hanya mengutamakan danmengistimewakan orang-orang keturunan. Rakyatmenganggap Pak Harto dan kaum keturunanmenguasai kekayaan di Indonesia. Sampai supirsupir taksi pun menuduh Pak Harto menumpukkekayaan dengan melindungi cina-cina.Lantas Pak Harto meminta para peserta rapatmemberikan penjelasan, supaya rakyat mengertiyang sebenarnya. Itu kewajiban para menteri.Menpen Mashuri nyeletuk: “Pak Harto tidakpernah naik taksi sih.” Pak Harto dikatakanseperti itu di dalam rapat, akhirnya marah. KataPak Probo, dari rapat itu berkembang isu bahwaPak Harto betul-betul menumpuk kekayaan, tidakbisa dikritik.Pak Probo menegaskan, tidak ada tujuan PakHarto menumpuk kekayaan. Pemerintahmenerima masuknya modal asing, maksudnyauntuk menciptakan lapangan kerja, pendapatanmasyarakat meningkat. Kalau pendapatanmeningkat kemiskinan akan berkurang.Sekarang, ratusan bahkan jutaan orang, pria danwanita, berbondong-bondong pergi ke luar negeriuntuk mencari nafkah sebagai pekerja rendahan.Angka kemiskinan yang menurun drastissewaktu Pak Harto memerintah, sekarangmenanjak kembali. U mti/sh-msPAK HARTO, SEDIH LIHAT DERITA RAKYAT Q mti/ri52 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIA SOEHARTOD E P T H N E W S Q
                                
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56