Page 49 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 49


                                    THE EXCELLENT BIOGRAPHY 24 TokohINDONESIA Q 49pemuka agama. KB bukan lagi sebuah programyang ditekankan oleh pemerintah, tetapi menjadipopular di kalangan keluarga dan dilaksanakanatas kesadaran sendiri.Untuk kelancaran program KB tingkat nasional,pada tahun anggaran 1970/1971, PemerintahIndonesia mulai memberi bantuan sebesar 1,3juta dolar, dan 3 juta dolar AS dari para donaturasing. Bantuan terus meningkat dari tahun ketahun, menjadi 34,3 juta dolar AS tahun 1977/1978.Strategi yang diterapkan dalam ProgramKependudukan dan Keluarga Berencana adalahtercapainya jumlah penduduk yang serasi denganlaju pembangunan. Peserta KB secara kumulatifmeningkat dari sekitar 1,7 juta orang pada akhirRepelita I menjadi sekitar 21,5 juta orang padaakhir Repelita V, atau naik 12,6 kali lipat.Program KB telah berhasil menekan lajupertambahan penduduk secara nyata sertameningkatkan kesejahteraan penduduk Indoneia.Prestasi yang dicapai dalam programkependudukan dan keluarga berencana inimengundang rasa kagum UNICEF. Lembaga PBByang menangani masalah anak dan pendidikan iniseperti dinyatakan Direktur Eksekutifnya, JamesP.Grant, memuji Indonesia karena berhasilmenekan tingkat kematian bayi dan telahmelakukan berbagai upaya lainnya untukmenyejahterakan kehidupan anak-anak diIndonesia.Data yang ada menyebutkan, pada Pelita IIItingkat kematian bayi di Indonesia masihmencapai 100/1000 kelahiran. Namun kemudianmenurun menjadi 70/1000 kelahiran pada PelitaIV dan pada tahun 1990-an bisa ditekan menjadi50/1000 kelahiran.Perhatian Pak Harto terhadap kesehatan dankesejahteraan masyarakat dilakukan secara terusmenerus. Ia bahkan langsung turun ke lapangan.Pak Harto dan Ibu Tien (Alm) bahkanmeminumkan sendiri cairan vaksin polio kepadabayi dan anak-anak Balita untuk menggalakkanprogram imunisasi polio di seluruh tanah air,sehingga Indonesia bebas polio, kala itu.Pak Harto dan jajaran BKKBN yang dipimpinHaryono Suyono, telah berhasil mengubahpersepsi: “Banyak anak banyak rezeki” menjadi:“Keluarga kecil bahagia.” Pandangan hidup ini,menjadi mendarah daging pada mayoritasmasyarakat, baik bagi yang sudah maupun belummenikah.Atas keberhasilan pelaksanaan programKependudukan dan KB, Pak Harto memperolehPenghargaan Tertinggi PBB di BidangKependudukan atau UN Population Award.Penghargaan ini disampaikan langsung olehSekjen PBB Javier de Cuellar di markas besarPBB di New York. Penghargaan tersebutdiserahkan bertepatan dengan hari ulang tahunPak Harto ke 68, tanggal 8 Juni 1989. Pak Hartomenempati urutan teratas dari 24 calon yangmasuk nominasi.3. Rumah Untuk KeluargaPembangunan perumahan sangat penting bagikehidupan rakyat, karena bukan sekedar tempattinggal, tetapi juga tempat pembentukan watakdan jiwa melalui kehidupan keluarga.Untuk memantapkan program pembangunanperumahan, maka pemerintahan Pak Hartomembentuk Badan Kebijaksanaan PerumahanNasional (BKPN), Mei 1972. Sebagai pelaksana,dibentuk Perum Pembangunan Rumah Nasional.Pada Pelita II mulai diperkenalkan sistempembiayaan pembelian rumah melalui fasilitasKredit Pemilikan Rumah (KPR). Tanggal 10Desember 1976, untuk pertama kalinya BankTabungan Nasional (BTN), merealisasikan KPRyang dibangun pengembang swasta bagi 17 orangdebitur yang membeli rumah di Semarang danSurabaya.Kemudian di tahun yang sama, PerumPerumnas menyelesaikan pembangunan rumahsederhana (RS) di Depok (Jawa Barat) dan diKlender, Jakarta Timur.Program ini dilanjutkan dengan penjualanrumah atas dukungan KPR-BTN kepada pegawainegeri, ABRI, karyawan BUMN dan perusahaanswasta serta mereka yang terkena proyekpemerintah.Langkah ini diikuti pembangunan rumah murah(RS dan RSS) di propinsi-propinsi lain. Jumlahrumah yang dibangun mencapai 53.354 unit,sebanyak 50.672 unit dibangun oleh PerumPerumnas. Sedangkan sisanya, 2.682 unitdibangun oleh pengembang swasta.Pada Pelita III pembangunan perumahan yangterjangkau masyarakat berpenghasilan rendahterus ditingkatkan. Di bidang perumahan kotadilakukan peningkatan program perbaikanlingkungan perumahan kota. Program inimencakup 200 kota kecil, sedang dan besar.Pembangunan rumah sederhana yang ditargetkan150.000 unit dapat dilampaui. Sebanyak 80.536unit dibangun oleh Perumnas, dan sisanya216.158 unit dibangun oleh pengembang swasta.Di bidang perumahan desa diadakan proyekperintis pemugaran perumahan desa (P3D).Proyek yang ditangani Departemen PekerjaanUmum ini menjangkau 6.000 desa. Bersamaandengan itu dikembangkan pula programpeningkatan swadaya masyarakat dalamperumahan lingkungan (PSMPL) yang ditanganiDepartemen Sosial serta program perbaikanperumahan dan lingkungan desa (PPLD) olehDepartemen Dalam Negeri.Secara kuantitatif dan kualitatif, pembangunanperumahan terus meningkat dari waktu ke waktu.Pada Pelita IV secara kualitatif ditingkatkanpengembangan program perumahan danpemukiman di daerah perkotaan. Meliputiperintisan perbaikan lingkungan perumahan kotadi 400 lokasi kota. Perintisan peremajaan kotadi beberapa kota besar dan pengembangan kotaserta pusat-pusat pertumbuhan baru.Secara kuantitatif, pada periode ini dapatdibangun 288.438 unit rumah sederhana dari300.000 unit yang ditargetkan. Dari jumlah itusebanyak 217.643 unit dipasok pengembangswasta anggota REI (Real Estat Indonesia) dan70.795 dibangun oleh Perumnas. Sedangkan dibidang perumahan desa, lokasi P3D ditingkatkanmenjadi 10.000 desa. Selain itu ditingkatkan pulaketerpaduan penanganan perumahan desamelalui pemugaran perumahan dan lingkungandesa terpadu (P2LDT).Pak Harto, di bidang pembangunan perumahanrakyat memberdayakan BKPN yang diketuaiMenteri Negara Perumahan Rakyat.Pada Pelita V, pemerintah mengikutsertakankoperasi di dalam pembangunan perumahan yangberjumlah 375.832 unit. Di sini REI membangunsebanyak 271.056 unit, Perumnas 85.280 unitdan Koperasi 19.496 unit. Masih adapembangunan perumahan yang dilakukanmelalui instansi lain, seperti DepartemenTransmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan.Sejak Pelita I sampai Pelita V melalui programtransmigrasi telah dibangun 834. 977 unit rumah.Sedangkan pembangunan perumahan bagimasyarakat suku terasing yang tersebar di 20propinsi mencapai 31.896 unit.Sejak Pelita V diperkenalkan peremajaanpemukiman kota yang dipadukan denganperintisan pembangunan rumah sewa dan rumahmilik dalam bentuk rumah susun sederhana.Sampai Pak Harto mengundurkan diri, 21 Mei1998, selama Pelita VII, pemerintah menargetkanuntuk membangun sejuta rumah. U mti/sp-shPRESIDEN SOEHARTO BERPIDATO DI FAO, ROMA, ITALIA, 14 NOVEMBER 1985 Q mti/saidiD E P T H N E W S QTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 24 TokohINDONESIA Q 49
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53