Page 17 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 34
P. 17


                                    THE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA Q 17dipindahkan ke RS Harapan Kita. Disana ia ditangani dokter Asikin.“Prof Asikin bilang, tahan diri,Pak!Jawaban saya secara otak. Orangudah lemas gini, kok diminta tahandiri?” ujarnya mengingat-ingat.Namun dalam situasi gawat pun,nalurinya sebagai “orang pintar” masihberfungsi. Ia pun melakukan sesuatuyang selama ini dia yakin, pernafasan.Tarik nafas, kemudian pelan-pelandikeluarkan. Itu berlangsung kira-kirasepuluh kali. Ia masih sadar ketikadisuntik. Tapi cairan dalam suntikanyang harus melalui paru-paru itu tidakbisa merembes masuk. “Karenaterblokir oleh tumpukan nikotin diparu-paru saya,” ujarnya. Sejak itulahia berhenti total merokok. “Sayamasih ingin hidup,” katanya.Menurut teori, dalam sebulan iasudah harus dioperasi. Jangan sampaikelewat. Ia pun diterbangkan keAustralia, hanya ditemani anaknyayang pertama dan kedua.Operasi semacam itu seharusnyacukup tiga setengah jam. Tapi ini radalain. Setelah tiga setengah jam, iabelum juga keluar dari kamar operasi.“Anak-anak kan worry”. Dan tambahcemas setelah empat setengah jamdan hingga lima setengah jam.Jangan SabtuIa pun mulai mencium semacamfirasat. “Kalau harus punya gawe(meninggal-Red) yang penting jangansampai hari Sabtu.” Entah kenapa, iaseperti ketakutan jika harusmeninggal di hari Sabtu.Setelah lima setengah jam, akhirnyakeluar juga dari ruang operasi. Ruparupanya ada satu vlektor bank yanghilang. Jangan-jangan ketinggalan didalam tubuhnya saat operasi. Kalaudemikian, berarti ia harus di bleklagi?Setelah dicari-cari, bendatersebut akhirnya diketemukan di balisarung tangan dokter.Sesudah menjalani operasi 1995, iamengaku daya tahan tubuhnya melorotdrastis. Namun, setiap bangun pagi, iamasih kuat berjalan tanpa alas kaki,selama beberapa jam. Sekarang,paling banter setengah jam, lalusenam sampai keluar keringat.Selain ke Australia, Suhardiman jugapernah berobat ke Jepang. Tahunberapa, ia mengaku sudah lupa.Waktu itu, ia diobati oleh tiga anggotatim dokter kepresidenan, antara lainMayor Jenderal dr Rubiono Kertopatiyang kini almarhum. Gelagat adanyapenyakit aneh waktu itu sudahdirasakannya. Tapi oleh para dokter,tetap dirahasiakan. Yang pertama kalidiberitahu adalah Bobby, anakpertamanya. “Saya mengidapkanker lever”.Ketika itu, medical report olehProfesor Obata dibantu oleh tigaorang asisten, yang masih mudamuda. Yang satu ahli kanker,yang satu ahli bagian dalam,yang satunya lagi analis. Sangprofesor mengatakan ia harusdirawat dua bulan. Tapi menurutyang muda-muda, cukup duaminggu. Mereka akhirnyakompromi, cukup sebulan saja.Dalam sebulan itu, ia sudahdiberitahu apa saja yang akandijalani. Mulai dari minggupertama, kedua, ketiga hinggaminggu ke empat. “Di sana itudokter hanya boleh praktek didua rumah sakit. Kalau di sinidokter kan bisa ke mana saja,”ujarnya membandingkanpelayanan dokter.Lalu tengah malam, ia punberdoa. Aneh bin ajaib, tiba-tiba,sakitnya hilang. Atau barangkalimemang bukan kanker? Iamenjadi agak ragu. Leverbengkak dan kanker ‘kan beda?Dalam hati, ia menggugatbercampur heran. Tiga dokter,yang katanya profesionalternyata bodoh. Kok sayadisangka terkena kanker? “Inipasti muzijat!”Dasar paranormal. Entahkenapa tiba-tiba ia merasadidatangi seorang malaikat. Malaikatitu fungsinya, menurut dia, memangmacam-macam. Yang datangkepadanya kebetulan malaikatpencabut nyawa. Malaikat itu seolahngomong kepada Suhardiman bahwakedatangannya sebenarnya untukmencabut nyawanya. Tapi mendadakada perintah supaya ditunda.“Pertimbangannya, karena kamumasih dibutuhkan oleh bangsa dannegaramu di sana,” ujar Suhardimanmenirukan kata-kata sang malaikat.Ditunda berapa lama? Seratustahun? “Jadi umur saya nanti seratuslebih, ha-ha-ha”Oleh-oleh lainnya selama berobat diJepang, yakni soal umur manusiayang dikaitkan dengan profesinya.Mengutip ucapan Profesor Obata,umur yang terpendek dialami parasumo. Alasannya, hidup merekakurang harmonis. Postur tubuhnyajuga tidak harmonis dan seringberkelahi. Kelompok kedua adalahdokter. Hah, kalau dokter masukkelompok umur pendek, kenapaProfesor Obata memilih profesidokter?Akhirnya ia faham. Beban mentalyang harus dipikul seorang dokterberat sekali. Antara lain kepadapasien dijanjikan bakal sembuh dalamwaktu dua minggu. Ternyata lewat duaminggu pasien masih juga sakit,bahkan terkadang makin parah. Inijadi beban pikiran dan tanggung jawabberat buat dokter yang bersangkutan,sehingga memperpendek umurnya.Kelompok umur pendek ketigaadalah wartawan. Mengapa? Menurutprofesor, ini juga akibat keteganganmental yang luar biasa sewaktumenjalankan tugas. Setiap isu harusmelalui proses yang melelahkan danterkadang menegangkan. Satu isuyang diangkat jadi berita, bisaberdampak kurang baik bagi mediatempatnya bekerja. Kalau sampaimedianya diancam atau ditutup,wartawan yang bersangkutan akanmerasa sangat bersalah. “Jadi karena masalah tanggungjawab juga,” ujar Suhardiman yangselama ini dikenal cukup akrabdengan para wartawan itu. U mti/shtumT O K O H U T A M A QKERIS WARISAN ORANG TUA Q mti/dokTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA Q 17
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21