Page 19 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 34
P. 19
THE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA Q 19Suhardiman menyimpulkan bahwamodernisasi politik yang ingindiwujudkan adalah modernisasi politikyang berwawasan kebangsaan denganprinsip kerakyatan yang manusiawi,berorientasi pada keadilan dankesejahteraan sosial.Pembangunan DemokrasiKonsep nation state, menurutSuhardiman memiliki tiga dimensi:administrative state, service state danwelfare state. Dengan demikianterlihat bahwa yang dimaksud dengannegara dalam hubungannya denganpembangunan nasional di sini adalahlembaga eksekutif beserta lembagakelengkapannya bersama denganlembaga legislatif, yaitu DewanPerwakilan Rakyat.Dalam hubungan ini, secara teknikpembangunan politik hendaknyadiusahakan senantiasa mengadakanlangkah-langkah ke arah modernisasi,rasionalisasi dan dinamisasipenggunaan hak dan kewajibanberpolitik yang berupa kemerdekaan,keterbukaan dan kebebasan yangbertanggung jawab dari seluruh warganegara Indonesia.Pemikiran politik Suhardimanmemiliki daya jangkau jauh ke depan.Dia mendorong adanya upayamodernisasi, rasionalisasi dandinamisasi ini mestinya diterapkandalam berbagai kelembagaan politik,pendidikan politik dan pimpinanpolitik sebagai prasarana dalampembangunan politik. Prasaranakelembagaan ini tidak bisa diartikansecara sempit hanya sebagai sosokfisik organisatoris, melainkan harusdiartikan secara luas menyangkutsosok sosio-kulturalnya. Dalam hal ini,tolok ukur untuk mengetahui sampaiseberapa jauh partisipasi politikrakyat dapat diwujudkan secaraterbuka, bebas dan merdeka, adalahseberapa jauh pula tersedianyakelembagaan politik rakyat secarakualitas dan kuantitas.Pendidikan politik rakyat, menurutSuhardiman, merupakan unsur yangsangat penting bahkan menjadi titiksentral pembangunan politik. Karenahal itu berguna untuk menumbuhkankesadaran, kemauan dan kemampuanberpolitik rakyat. Dari sini diharapkanakan lahir dan muncul kader danpemimpin penerus perjuangan bangsayang kualitatif. Dalam pembangunanpolitik, maka adanya kader danpemimpin ini merupakan faktor yangsangat menentukan, baik ditinjau darisegi sosio-kultural maupun segihistoris-politik. Pembentukan kaderkader dan pemimpin politik yangkualitatif, adalah kemampuannyauntuk dapat berperan sebagaiadministrator, solidarity maker danintegrator. Lebih jauh dari itu, kaderdituntut mampu berperan sebagaimotivator, motor dan dinamisator dari‘nasionalisme baru’ yang melekatdengan pembangunan nasional yangdijiwai rasa persatuan dan kesatuannasional. Kader dituntutmampu menggerakkankekuatan bangsa yangmerupakan perpaduan serasiantar faktor-faktorkekuasaan, kekuatan dankekaryaan sebagai kesatuanutuh.Seorang kader, menurutSuhardiman adalah ‘teknisi’dan ‘seniman’ sehingga dapatmenempatkan dirinyasedemikian rupa sebagaiseorang ayah, wali, guru,kawan dan komandan. Sejauhini, aneka pemikiran tentangusaha dan prosespembangunan kekuasaannegara, kata Suhardiman,baru merupakan salah satuproses dari pembangunanpolitik secara etik dan teknik.Aneka pemikiran tentangpembentukan kekuatanbangsa sebagai tujuan yangkedua dari pembangunanpolitik, yang oleh Suhardimandisebut sebagai TrisulaPolitik. Penjabarannya: Power,Hukum dan Demokrasi.Pembangunan masyarakat, bangsadan negara Pancasila dilaksanakansecara konstitusional, demokratis danberdasarkan hukum. Proklamasi 17Agustus 1945, UUD 1945, DekritPresiden 5 Juli 1959 dan Tap MPRmerupakan sumber hukumpembangunan nasional termasukpembangunan politik. Semuanyabersumber pada Pancasila yangberfungsi sebagai sumber dari segalasumber hukum, sumber demokrasi,sumber kekuasaan, sumber kekuatandan sumber kekaryaan. Faktor-faktorpenggerak politik Pancasila berupakekuatan yang bersifat tridimensial—kekuasaan negara, kekuatan bangsadan kekaryaan masyarakat.Kegoncangan-kegoncangan dalamberbagai bidang kehidupan nasional.Kenyataan itu menunjukkan bahwa disana belum ada konsensus yangmantap dalam menghadapi berbagaipersoalan nasional. Akibatnya,pengisian kemerdekaan ataupencapaian cita-cita rakyat untukmenikmati kemakmuran, ketentramandan keadilan, masih jauh darijangkauan. Sudah barang tentu,ketidaksetabilan ini mempunyaisumber-sumber sangat dalam yangberakar pada struktur kehidupanmasyarakat yang tidak dapatdilepaskan dari faktor sosio-geografis,sosio-ekonomis, sosio-kultural dansejarah kepemimpinan politik diIndonesia. U mti/shP E R S P E K T I F QSUHARDIMAN BERSAMA PUTERINYA DAN ISTERI (PALING KIRI DAN KANAN) Q mti/dok