Komedian Berkinerja Politikus
Eko Patrio
[SELEBRITI] Namanya mulai tersohor sebagai pelawak setelah bergabung dalam grup Patrio di tahun 90-an. Setelah menjadi presenter program infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis), ia semakin sering tampil sebagai presenter dalam berbagai acara. Demi memperjuangkan dunia seni yang telah membesarkan namanya, ia masuk ke dunia politik dengan menjadi anggota DPR dari Fraksi PAN.
Eko lahir di Kurung Lor, Tanjung Anom, Nganjuk pada 30 Desember 1970. Ia lahir dari keluarga yang amat sederhana. Ayahnya, Sumarsono bekerja sebagai mandor konveksi sedangkan sang ibu, Sumini berprofesi sebagai penjahit. Saat usianya genap 40 hari, ia diboyong kedua orangtuanya hijrah ke Jakarta.
Di ibukota, keluarga itu menumpang di rumah kerabat ibunya di daerah Kebun Pala, Tubagus Angke, Jakarta Barat. Beberapa bulan setelah ayahnya mendapat pekerjaan di Jakarta, keluarga Eko bisa mengontrak rumah sendiri.
Seiring berkembangnya waktu, kehidupan keluarga Eko semakin membaik. Ayahnya berhasil memiliki sebuah toko dan angkutan kota. Sayang, saat ia beranjak remaja, usaha sang ayah bangkrut. Untunglah, Tuhan menganugerahkan bakat melawak. Kepandaian Eko mengocok perut sudah terlihat sejak ia remaja.
Saat masih tercatat sebagai siswa SMA Negeri 18 Jakarta, ia membentuk kelompok lawak Seboel, singkatan dari Sekelompok Bocah Eling, bersama Jejen dan Tejo. Mereka memenangkan sebuah lomba lawak yang diadakan Radio SK (Suara Kejayaan). Dari situ, di sela-sela kesibukannya tampil bersama Seboel, ia kemudian direkrut menjadi penyiar di radio yang banyak melahirkan komedian ternama itu. Ketika bekerja sebagai penyiar itulah, ia berkenalan dengan Miing atau Dedi Gumelar dari kelompok Bagito, trio Warkop DKI, Ulfa Dwiyanti, Akri, dan Parto.
Sementara grup Seboel mulai mengalami keretakan saat Tejo dan Jejen memutuskan untuk hengkang. Posisi keduanya kemudian digantikan oleh Taufik Savalas dan Akri. Belakangan, Taufik pun keluar hingga akhirnya Eko membubarkan Seboel. Setelah itu, ia lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan kuliahnya di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta.
Setelah berhasil meraih gelar sarjananya, ia kembali menekuni dunia lawak dengan membentuk kelompok lawak baru bernama Patrio bersama Akri dan Parto. Nama Patrio merupakan kependekan dari nama-nama para personilnya. Grup lawak yang berdiri pada 10 Oktober 1994 ini kemudian muncul di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dengan acara Ngerumpi Lewat Banyolan (Ngelaba).
Bersama Patrio, Eko berhasil membuat para pemirsa televisi terpingkal-pingkal karena lawakannya. Selama beberapa tahun, Ngelaba menjadi tayangan favorit keluarga. Bahkan dalam kontrak dengan manajemen TPI disebutkan bahwa tiga sekawan ini harus selalu tampil bertiga. Mereka hanya boleh tampil secara terpisah di stasiun televisi lain.
Dari dunia lawak, pemilik nama lengkap Eko Hendra Purnomo ini mulai merambah profesi lain yakni sebagai presenter. Ia memulai debutnya sebagai presenter saat memandu program infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis) yang tayang di Indosiar. Saat itu KISS masih dipegang almarhum Indra Safera dan Anjasmara. Belakangan, Eko menjadi presenter tetap dan menjadi ikon acara tersebut.
Setelah sukses memandu KISS, tawaran menjadi presenter kian banyak menghampirinya. Eksistensi Eko sebagai presenter pun cukup diakui, terbukti namanya berkali-kali masuk sebagai nominator presenter terfavorit dalam berbagai ajang penghargaan. Puncak karir Eko di dunia presenter terjadi saat ia membawakan acara Supermama di Indosiar berdampingan dengan Ruben Onsu.
Dari dunia lawak, pemilik nama lengkap Eko Hendra Purnomo ini mulai merambah profesi lain yakni sebagai presenter. Ia memulai debutnya sebagai presenter saat memandu program infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis) yang tayang di Indosiar. Saat itu KISS masih dipegang almarhum Indra Safera dan Anjasmara. Belakangan, Eko menjadi presenter tetap dan menjadi ikon acara tersebut.
Tak puas hanya sebagai pekerja di depan layar, Eko mulai mencoba peruntungannya dengan membuka usaha rumah produksi bernama Ekomando yang memproduksi sejumlah tayangan televisi seperti infotainment hingga reality show.
Eko melepas status bujangnya dengan menikahi pesinetron Viona Rosalina pada 12 Oktober 2001. Mereka kemudian dikaruniai tiga orang anak, masing-masing Syawal Adrevi Putra Purnomo, Naila Ayu, dan Cannavaro Adrevi Putra Purnomo.
Meski telah meraih sukses besar sebagai penghibur jempolan, ia masih ingin terus berkarya dan mencoba hal baru, yakni memasuki dunia politik dengan menjadi anggota dewan.
Pada Pemilu 2009, ia maju sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) bersama banyak artis lain yang direkrut PAN, seperti Primus Yustisio. Keikutsertaannya di dunia politik bukan sekadar latah mengikuti tren artis yang banting stir jadi politisi. Menurut Eko, dengan menjadi wakil rakyat, ia dapat secara total memperjuangkan dunia seni yang telah membesarkan namanya selama ini.
Perjalanan Eko melenggang ke Senayan tidak semulus yang dibayangkan. Ia sempat dibuat cemas oleh keputusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait cara penghitungan kursi tahap kedua bagi anggota DPR. Pembatalan itu sempat membuat Eko terancam tergusur dari kursi DPR. Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Eko akhirnya dilantik menjadi anggota DPR dan duduk di Komisi yang membidangi pendidikan dan kesenian. Walau demikian, ia masih sesekali menjalani kesibukannya di dunia hiburan.
Menjalani karir di dunia yang berbeda, yakni entertainment dan politik, membuat ia harus ekstra ketat dalam mengatur waktu. Hal itu dibuktikannya dengan disiplin saat menghadiri rapat dan menghindari syuting-syuting stripping. “90% parlemen, 10% entertain. Kenapa saya masih jadi presenter di TV karena masih ada kontrak, saya harus menyelesaikan karena saya sign kontrak sebelum pemilihan. Jadi ini bicara profesionalitas, bukan karena nilai kontrak saya harus bertanggung jawab atas isi kontrak itu,” kilahnya saat ditanya perihal posisi anggota dewan yang merangkap profesi.
Eko pun secara terus terang mengaku lebih suka disebut sebagai komedian tapi kinerjanya seperti politikus. “Daripada mengaku politikus tapi kinerjanya seperti komedian,” ujarnya lagi. Karena itu, sejak menjadi anggota DPR, Eko berusaha memfokuskan perhatian pada tugas-tugas di Senayan. “Pokoknya prioritas untuk rakyat,” tegas kader PAN ini. eti | muli