BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    32.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    BerandaSistem SunyiAnak yang Membantu Ibunya Mencuci Piring Tanpa Diminta
    jejak-luar

    Anak yang Membantu Ibunya Mencuci Piring Tanpa Diminta

    Tentang kepedulian kecil yang tumbuh tanpa tepuk tangan

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

    ✧ Orbit      

    Lama Membaca: 2 menit

    Di dapur sempit rumah sederhana, sendok dan gelas berbunyi pelan. Seorang anak berdiri di samping ibunya, menggulung lengan baju, dan mulai mencuci piring. Tidak ada yang memanggilnya. Tidak ada hadiah menunggu. Ia hanya melihat pekerjaan itu ada, lalu memilih ikut membantu.

    Tindakan seperti ini sering luput dari perhatian. Kita terbiasa melihat anak sibuk dengan gawai, atau menunggu diminta melakukan sesuatu. Tapi ada yang lain: anak yang pelan-pelan belajar menangkap keadaan tanpa kata-kata.

    Ia melihat ibunya berdiri lebih lama di dapur. Ia melihat piring menumpuk. Lalu ia melangkah mendekat, mengambil satu piring, membilas, menyabun, dan mengeringkannya. Perlahan, tapi cukup. Tidak rapi seperti tangan dewasa, tapi niatnya bersih.

    Tidak ada deklarasi “aku bantu ya”. Tidak ada menoleh berharap pujian. Ia hanya ikut berada di sana. Kadang berbincang kecil, kadang diam saja, cukup dengan kehadiran dan gerakannya.

    Dalam Sistem Sunyi, kita mengenal sikap hadir dan membantu tanpa mengumumkan diri. Anak ini menyentuh bagian itu: melakukan hal benar tanpa panggung, tanpa tuntutan dilihat, dan tanpa menjadikan kebaikan sebagai acara.

    Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.

    • melihat kebutuhan tanpa harus diberi instruksi
    • merendahkan ego kecilnya untuk ikut bekerja
    • memberi waktu, bukan sekadar kata “nanti”
    • belajar memikul tanggung jawab lewat tindakan kecil
    • tidak mencari tepuk tangan atas bantuannya

    Bagi ibunya, mungkin ini terasa ringan, tapi hangat. Tidak semua bantuan datang dalam bentuk besar. Ada bantuan yang hanya berupa satu piring yang selesai lebih cepat, satu gelas yang tidak jatuh, atau tangan kecil yang ikut bergerak.

    Dan anak itu pergi lagi, kembali ke aktivitasnya, tanpa mengingatkan siapa pun bahwa ia baru saja membantu. Sederhana. Jujur. Biasa. Tapi justru di sana letak kekuatannya.

    Kadang kita lupa bahwa nilai-nilai ini tumbuh diam-diam, bukan lewat ceramah, melainkan lewat contoh sehari-hari. Dan saat kita melihatnya, kita tidak perlu merayakannya besar-besaran. Cukup menyadari: ada benih kebaikan yang sedang tumbuh pelan.

    Kutipan
    Ada kebaikan yang tidak minta dilihat. Cukup bekerja sebentar, lalu pergi lagi.

    Catatan

    Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.

    Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

    Anda Mungkin Suka

    Populer (All Time)

    Terbaru