Ketulusan yang Tidak Butuh Balasan
Tentang kasih yang memberi tanpa mengikat.
Orbit Relasional – Eksistensial-Kreatif
Ada kasih yang tenang karena tidak menuntut. Ia memberi bukan karena ingin dilihat, tapi karena memberi adalah caranya bernapas.
Ketulusan sejati adalah kasih yang memberi tanpa menghitung, tanpa berharap kembali. Ia lahir dari jiwa yang telah penuh, bukan dari rasa ingin diisi.
Ketulusan sejati tidak bergantung pada hasil. Ia tidak menimbang apakah kasihnya disambut atau diabaikan. Ia tidak menagih perhatian, tidak menuntut pengakuan, tidak menghitung timbal balik. Karena bagi jiwa yang sudah jernih, memberi adalah bentuk keseimbangan — bukan transaksi.
Sering kali yang membuat kasih terasa berat bukan karena cinta itu sendiri, melainkan harapan tersembunyi di baliknya: harapan untuk dipahami, dibalas, atau dianggap penting. Begitu harapan itu dilepaskan, kasih berubah menjadi halus dan ringan.
Ketulusan yang tidak butuh balasan bukan berarti pasrah buta. Ia tetap sadar, tetap merasa, tapi kesadarannya sudah tidak berpusat pada dirinya sendiri. Ia memberi karena ingin sesuatu tetap hidup, bukan karena ingin sesuatu kembali.
Dalam Sistem Sunyi, memberi tanpa pamrih bukan bentuk kelemahan, melainkan tanda kedewasaan batin yang telah menemukan sumbernya sendiri. Seseorang yang tulus tidak kekurangan; ia melimpah dari dalam, sehingga yang keluar darinya selalu cukup.
Kasih seperti ini jarang terlihat, karena ia tidak mencolok, tidak berbicara, tidak menuntut dikenang. Tapi justru di situlah kekuatannya: ketika kebaikan tidak lagi bergantung pada siapa yang melihat, melainkan pada siapa yang sadar bahwa memberi itu sendiri sudah menjadi doa.
Catatan
Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti
Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh Atur Lorielcide melalui persona batinnya, RielNiro.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)






