Pegawai Kantor yang Mematikan Lampu dan Memastikan Ruang Rapi Sebelum Pulang
Tentang seseorang yang menjaga kerapian tanpa menjadikannya jasa
✧ Orbit
Di kantor yang sudah senyap, ketika kursi-kursi masih menyisakan bentuk punggung orang yang duduk berjam-jam sebelumnya, satu orang belum pulang. Ia mematikan lampu ruang rapat, merapikan kursi seadanya, menutup pintu pelan, lalu berjalan keluar tanpa menoleh.
Di banyak kantor, pekerjaan sering diukur dari laporan, angka, atau presentasi. Tapi ada sisi lain yang jarang diberi perhatian: orang yang memastikan ruang tetap layak setelah semua selesai. Bukan cleaning service, bukan atasan yang memerintah, hanya seorang pegawai yang merasa ruang bersama perlu dijaga.
Ia tidak mendapat tambahan poin kinerja karena ini. Tidak mengirim foto ke grup kantor sambil menulis “done rapihin ya guys.” Ia hanya melihat gelas belum dibuang, kertas menumpuk sedikit, dan kursi agak berantakan. Lalu ia membereskannya seperlunya, tanpa merasa sedang melakukan sesuatu yang besar.
Dalam Sistem Sunyi, kita mengenal sikap merawat ruang tanpa menuntut pengakuan. Orang ini bergerak dalam nada itu. Ia paham bahwa tempat bekerja bukan hanya meja sendiri. Ada tanggung jawab kecil yang tidak tertulis dalam kontrak, tapi tetap layak dijalankan.
Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- memastikan ruang bersama tetap nyaman tanpa menunggu giliran
- merapikan bukan karena diperintah, tapi karena peduli pada ketertiban
- mengambil tanggung jawab kecil dalam kesunyian
- tidak menganggap dirinya “lebih peduli”, hanya melakukan
- paham bahwa kenyamanan banyak orang kadang lahir dari satu tindakan kecil
Besok pagi, ketika orang lain masuk kantor, mereka mungkin tidak akan sadar ruangan sudah rapi. Mereka hanya merasa biasa saja. Dan itu memang tujuannya: ruang kembali normal, tanpa cerita tambahan.
Ia pun pulang, mungkin naik lift sendiri, menuruni tangga perlahan, atau berjalan ke halte dengan langkah yang tidak terburu. Tidak menganggap perbuatannya mulia. Tidak menunggu imbalan. Hanya kenyataan bahwa pekerjaan hari itu selesai, termasuk yang tidak tertulis.
Di dunia yang sering memamerkan kontribusi, ada bentuk kerja yang memilih jalan sunyi. Kerja yang tidak hendak terlihat. Dan ketika kita menemukan jejak seperti ini di luar, kita tidak perlu memberi nama besar. Cukup mencatatnya sebagai bagian dari manusia yang memilih menjaga, meski tidak ditonton.
Kutipan
Kadang yang membuat ruang nyaman bukan siapa yang memakainya, tetapi siapa yang menutup pintu terakhir dengan pelan.
Catatan
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro – TokohIndonesia.com
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)



