Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 20
BERITA NEWSMAKER22 BERITAINDONESIA, September 2005Widya Purnama menjadi sorotan media massasejak Juni tatkala merebak isu kelangkaanBBM. Ia sering bersitegang dengan MenkeuJusuf Anwar. Keduanya banyak berbeda sudutpandang menilai harga dan jadwal pencairanuang pembelian BBM.Widya juga bersikukuh menolak membayar klaim KarahaBodas Company. Perusahaan asal AS itu dinilainya mengajukanklaim terlalu besar, 300 juta dolar AS, padahal setelah dihitungoleh penilai independen asal Italia, dan BPKP, kerugian tak lebihdari 50 juta dolar AS.Widya mengibaratkan klaim Karaha Bodas seperti kematiankambing, 20 tahun kemudian dihitung akan punya anak sekianpadahal kambingnya laki-laki.Yang terbaru Widya disebut-sebut menolak menjalankanpengelolaan ladang minyak Blok Cepu, sumur berisi 1,4 milyarbarel minyak di Blora, Jawa Tengah.Widya, sejak 26 Agustus 2004 menghentikan operasi BlokCepu setelah melihat ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI) tidakberitikad baik melanjutkannya. EMOI mengajukan perpanjangan kontrak 20 tahun, setelah konsesinya berakhir padatahun 2010 nanti, dengan alasan sudah menghabiskan biaya 450juta dolar AS.Widya kemudian segara menghitung sendiri dan ketemupengeluaran itu ternyata tak lebih dari 147 juta dolar AS.Persoalan Cepu kemudian naik ke tingkat paling atas. “SangPresiden” George Walker Bush membicarakannya secara khususdengan Susilo Bambang Yudhoyono, tatkala keduanya bertemudi KTT APEC November 2004 di Cile.Itulah, kemudian pada 25 Juni 2005 disepakati sebuah MoUbaru sebagai dasar pengelolaan Blok Cepu. Tapi Widya tetapogah menjalankan. Ia lebih tunduk kepada keputusan RUPS PTPertamina 30 Juni 2005.Berbuat yang TerbaikWidya tampak lebih suka mengawal kepentingan negaradaripada menuruti apa kata dan kemauan sekelompok orangyang ingin mengobok-obok Pertamina. Widya berani berkatatidak jika memang hati nurani meminta dia untuk harusmengatakan demikian.Sesungguhnya Widya tak pernah bermaksud menyakiti hatisiapapun. Namun karena kekukuhannya untuk berpihak kepadakebenaran, banyak pihak yang lalu kelimpungan jadinya. Ia takpeduli kalau-kalau kursinya sebagai Dirut Pertamina digoyangterus.Jabatan dianggapnya amanah, dan bekerja adalah ibadah,sebuah prinsip hidup yang menuntun ayah empat orang anakini selalu berupaya berbuat yang terbaik bagi perusahaan,bangsa, negara dan bagi siapapun.Putra Pare-Pare kelahiran 26 Juli 1954, ini begitu lulus dariTeknik Elektro ITS Surabaya membangun karir dari bawah diPT Indosat. Dengan prinsip berbuat yang terbaik karirnya terusmenanjak.Widya kemudian diangkat menjadi Manager Area IndosatMedan. Di sana, tepatnya di Pantai Cermin, terdapat satu titikkoneksi telekomunikasi global Indosat dengan dunia internasional.Sukses dari Medan Widya kembali ke kantor pusat, menduduki jabatan General Manager Divisi PengembanganStrategis. Pernah, setelah berkali-kali mengikuti fit and propertest sebagai calon direksi, dan selalu tak pernah terangkat, Widyalalu bersikap untuk tak perlu bermimpi jauh menjadi Dirut.Tapi amanah kepada Widya seolah tak pernah berhenti. Sejaktahun 1997 ia ditempatkan di anak perusahaan, PT ElectronicData Interchange (EDI). Ia bertugas menyediakan jasapertukaran informasi dan dokumen bisnis kepabeanan secaraelektronik. EDI meminimalisasi kontak personal. Di sini Widyasudah menjalankan konsep bisnis good corporate governance.Widya kembali lagi ke kantor pusat. Sebuah kejutan barumuncul di alam reformasi, ia akhirnya berkesempatanmengemban amanah sebagai Dirut Indosat, sejak tahun 2002.Begitu tiba di pucuk ia bertekad bekerja sebaik mungkin,transparan kepada siapapun, serta tidak mau diintervensi olehsiapa juga. Ia juga bertekad menjadikan Indosat sebagai lembagaWIDYA PURNAMADirut BUMN Pemberani♦Inilah peta perjalanan karir WidyaPurnama, Direktur Utama PT Pertaminayang’‘kursinya’ diobok-obok karenaberani berkata tidak kepada kemauansekelompok orang. Padahal sebagaipegawai ia jujur tetap akan berujar“yes, Sir” manakala nanti dipaksameninggalkan kursi panas itu.