Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 21
BERITAINDONESIA, September 2005 23(BERITA NEWSMAKER)yang bersih dari berbagaiintrik.Kursi baru Dirut ternyatasangat panas. Ia banyak didemo karyawan hingga dihujatoleh berbagai kelompok kepentingan. Pendemo tak setujukeputusan pemerintah menjualsaham terbesarnya kepada investor asing.Widya akhirnya berhasilmengamankan kebijakan pemerintah. Divestasi berlangsung Desember 2002. Tanpabanyak berbicara ia berhasilmenepis berbagai tudingannegatif yang sempat terlontark a n kepadanya. Widyahanya berkeyakinan telah melakukan yang terbaik.Bisnis Indosat yang nyariskaram tergerus kemajuan teknologi, kembali dibangkitkannya. Ia mengorbitkan Indosatmenjadi penyedia jasa danjaringan telekomunikasi secarapenuh (full network and service provider/FNSP) berkelasdunia. Ia juga merestrukturisasi bisnis Indosat dari semulahany a m e n gandalkan SLI,menjadi penyelenggara jasabusiness mobile communications, fixed communications,MIDI (Multimedia, Datacomand Internet), serta backbonenetwork services.Sejak Mei 2002 bersamakeenam anak perusahaan Widya meluncurkan identitas baruGrup Indosat. Filosofi pendekatan bisnis digeser lebihberorientasi memenuhi kebutuhan pelanggan.Lawan Mafia MinyakWidya Purnama sangat layakdipercaya menangani segalaperkara mulai dari yang kecilhingga besar. Sejak Rabu 11Agustus 2004 ia diangkat menjadi dirut PT Pertamina.Sikapnya sebagai dirut barutak kalah galak. Situs internetWWW.TokohIndonesia.Com,sebuah plasa web para tokohmenggambarkan gebrakanawal Widya yang berani padajudul nukilan biografi singkatnya, “Akan Lawan MafiaMinyak”.Situs ini berhasil mendokumentasikan beberapa butirpernyataan pertama Widya.Seperti, dalam 100 hari berjanjiakan mewujudkan perbaikan ditubuh Pertamina. Jika tidak, iaakan mundur.Ia juga berjanji akan melawan mafia minyak dan menjaga agar Pertamina tidak“diobok-obok” lagi olehoknum tertentu, sertaakan menjadikan Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas nomor satu di kawasan AsiaTenggara, mengalahkanPetronas, Malaysia.Widya juga menegaskan akan membuat perubahan budaya perusahaan di Pertaminasehingga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.Namun, sepertisudah disebutkan dimuka, karena kekukuhan berpihakkepada kebenaran berbagai kerikil muncul mengganjal langkah maju WidyaPurnama. Ia seolah dianggapberbahaya jika bercokol di situterus. Terlebih jika sudah memasuki tanggal 23 November2005.Saat itu posisi monopolistikPertamina sebagai penyediadan distributor BBM di dalamnegeri berakhir, hanya menyisakan 70 persen saja, sesuaiketentuan UU No. 22/2001tentang Migas.Berbagai alasan kemudiandikelola agar ‘pemberesan’Widya terkesan alami. Sepertipernyataan dari seorang petinggi pemerintah yang menyebut kinerja direksi Pertaminaburuk.Tanpa bermaksud membuatserangan balik, bersama seluruh direksi pada Jumat 19Agustus Widya Purnama segera meresponsnya denganmengundang sejumlah besarwartawan.Widya mengumumkan kinerja terbaru Pertamina.Kepada wartawan yang menginginkan konfirmasi langsung dan segera darinya, tentang isu pergantian direksiPertamina, Widya dengan tenang menjelaskan bahwa Pertamina pada semester I 2005mencatat laba bersih Rp 8,533triliun, naik dari target Rp6,103 triliun yang tertuangdalam Rencana Kerja dan Anggara n Perusahaan (RKAP)2005. Total pendapatan Pertamina 2005 mencapai Rp 328,468triliun, meningkat dari RKAP2005 yang Rp 193,391 triliun.Kemudian Suara Pembaruan berdasarkan informasidari berbagai sumber yangdihubunginya, Selasa (23/8),WIDYA PURNAMAJabatan: Direktur Utama PT Pertamina Lahir : Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 26 Juli 1954 Agama: IslamIsteri: Sri Hetty Indiyah Anak: Batara Indra, Batara Wisnu (almarhum), Annisa Purnama dan Auliana PurnamaPendidikan: S-1, Teknik Elektro ITS Surabaya, S-2, Magister Manajemen ITB Bandung Pengalaman Kerja :Dirut PT Pertamina (11 Agustus 2004 - Sekarang), Dirut PT Indosat (2002-11 Agustus 2004), Dirut PT EDI,General Manager Pengembangan Strategi Bisnis, Manager Indosat Medan Area.semuanya disebutkan sumberyang sangat layak dipercaya,menulis bahwa pergantian danpelantikan direksi baru Pertamina sudah pasti akan dilakukan pada hari Selasa (23/8) itu juga. Bahkan dalam leaddituliskan, pergantian dimaksudkan untuk memperlancarpenandatanganan kesepakatanBlok Cepu.Pembaruan mengutip pulapernyataan sebelumnya dariStaf Ahli Menko Perekonomian, Rizal Mallarangeng, tentang pergantian direksi Pertamina yang memang harussecepatnya dilakukan, setidaknya sebelum tanggal 29 Agustus.Menko Perekonomian Aburizal Bakrie pun disebutkanpernah berujar, siapapun direktur utama Pertamina penandatanganan kontrak Cepuharus dilakukan.Namun hingga majalah Gatra edisi 27 Agustus 2005, habismasa edarnya, kursi panasdireksi Pertamina masih amanaman saja. Majalah ini menurunkan laporan utama “Pertamina Mbalelo/Menteri KokDilawan” delapan halamanpenuh termasuk dua halamanwawancara esklusif denganWidya. Demikian pula denganTrust, yang menurunkan rubrik interviu tiga halaman.Menneg BUMN, Sugiharto,tulis Gatra, ikut pula memastikan nasib Widya dengan menyebut, “Insya Allah, akandiganti sebelum akhir bulanini.”Peta perjalanan karir Widyabelum berakhir. Ia seolah terselam atkan oleh sejumlahagenda ekonomi nasional untuk mengatasi lonjakan nilaidolar AS, seperti rencana kenaikan harga BBM. Pertaminaadalah BUMN pengguna dolarterbesar, melebihi 1 miliardolar AS/bulan.■ HT