Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 05
P. 18
BERITA FEATURE18 BERITAINDONESIA, November 2005Pada penerbitan 3 Oktober2005, Suara Pembaruan(SP) menyentil kebiasaan‘kurang pas’ Presiden SBYtersebut secara kritis namunkonstruktif, sembari membeberkan sejumlah contoh konkretnya.Dalam artikel berjudul “Presiden danBahasa Inggris,” surat kabar nasionalyang terbit sore hari itu mengingatkan,ketika menjadi Menteri Koordinatorbidang Politik dan Keamanan (MenkoPolkam) di Kabinet Gotong Royong,Presiden SBY pernah mendapat penghargaan sebagai “Tokoh Berbahasa Indonesia Lisan Terbaik”, pada 14 Oktober2003.Selain kepada SBY, penghargaan dariPusat Bahasa Departemen PendidikanNasional bersama tujuh organisasi mediamassa itu juga diberikan kepada limatokoh lain: Yusril Ihza Mahendra (Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia,sekarang Mensesneg), Eep SaefullohFatah (pengamat politik), NurcholishMadjid (cendekiawan Muslim, almarhum), Pradjoto (pengamat hukum perbankan), dan Richard Gozney (DutaBesar Inggris untuk Indonesia).Penghargaan itu diumumkan dalamacara Pembukaan Kongres Bahasa Indonesia VII, di Hotel Indonesia (ketika itu),Jakarta, dan diserahkan oleh MenteriKoordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) yang waktu itu dijabatM. Jusuf Kalla –kini Wakil Presiden(Wapres), mewakili Wapres Hamzah Haz.Menurut Kepala Pusat Bahasa Depdiknas, Dendy Sugono, kriteria penilaianmeliputi pilihan kata atau istilah danstruktur kalimat, penalaran, dan organisasi tuturan.Dalam kapasitas mewakili seluruhpenerima penghargaan, SBY menyatakan, bahasa Indonesia bukan saja harusdilestarikan dan diberdayakan, tetapijuga diletakkan dalam proses kehidupanbangsa yang dinamis.Kini, Susilo Bambang Yudhoyonotelah menjadi Presiden dan populardengan panggilan Presiden SBY. Beliautetap bagus dalam bertutur dalam bahasaIndonesia, apalagi ditambah “gaya” yangmemang disiapkan sejak masa kampanye,tentu pas ketika berbicara.Misalnya kalau memang harus mengangkat tangan atau melihat lawan (lebihenak dengan sebutan “kawan” sebenarnya) bicara. Yang jelas bahasa tubuh(body language) benar-benar diatur.Harus diakui, melihat atau mendengar Presiden SBY berpidato, ada dayatarik tersendiri yang melekat pada sosoknya. Setidaknya, gambaran itu bisa dilihatdi masa-masa kampanye Pilpres dulu.Langsung dicampurSetelah menjadi Presiden, ternyataada perubahan pada gaya komunikasiyang ditampilkan SBY. Seperti yangdisimpulkan oleh koran SP, ada yangberbeda pada diri SBY yakni sewaktumenjabat Menko Polkam dulu dengansaat menjadi orang nomor satu di republik ini (RI-1 alias Presiden), yangditunjukkan oleh terlalu seringnya penggunaan bahasa Inggris dalam pidatopidato kenegaraan di tanah air, bercampur dengan bahasa Indonesia yangnotabene adalah ‘bahasa ibu’ (mothertounge)-nya.Sekadar contoh, bisa disimak dalamdialog Presiden SBY dengan ForumRektor, Rabu (28/9) siang, di IstanaNegara, sebelum acara yang dinyatakantertutup bagi pers.Di situ, SBY banyak sekali menggunakan bahasa Inggris yang langungdicampur dengan bahasa Indonesia.Padahal, kalau pun diindonesiakan,rasanya tidak sulit-sulit amat.Di kesempatan selama 30 menit itu,Presiden SBY berbicara tentang kebijakansubsidi BBM yang mau tidak mau harusditempuh pemerintahannya, selain menceritakan perjalanannya ke New York, AS,dalam rangka pertemuan seluruh pemimpin negara yang tergabung dalamPBB, sekitar dua pekan sebelumnya.Beliau, misalnya, mengatakan, “Sayajuga banyak menghabiskan waktu untuktalk direct to the people (maksudnya:berbicara langsung dengan rakyat-BI).”Atau ketika membicarakan tentang hargaminyak dunia, SBY berujar, “Soal minyakini tidak ada yang tidak “headache”(maksudnya: pusing atau sakit kepalaBI).”Ketika menyinggung soal fenomenaunjuk rasa, Presiden SBY berkomentar,“That’s democracy” (maksudnya: Ituwujud demokrasi-BI). “I know (maksudnya: saya memahami-BI) bebanrakyat, I know the step of there economic(maksudnya: saya memahami tahapekonomi-BI).”Selanjutnya, menyingung keputusanpemerintah menaikkan harga BBM, SBYmegatakan, “Bukan berani atau tidakberani, terlambat atau tidak terlambatSpeech Gado-gadoMISTER PRESIDENPresiden SBY sering mencampur-adukkan bahasaIndonesia dengan bahasa Inggris saat berbicaradan berpidato dalam forum-forum resmikenegaraan, termasuk di Istana Negara. Padahal,dua tahun silam, beliau dianugerahi penghargaan“Tokoh Berbahasa Indonesia Lisan Terbaik”.