Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 05
P. 22
LINTAS MEDIA22 BERITAINDONESIA, November 2005 Kemunculan para teroris berstatusfreelance itu disimpulkan oleh majalahberita mingguan TEMPO dalam edisi 17-23 Oktober 2005. Dengan judul sampul“Kesaksian Seorang Teroris ‘Freelance’”,majalah ini mengutip penuturan seorangtersangka teroris bernama Abdullah Sonata (27), yang ditangkap polisi 6 Juli laludi Jakarta.Sonata ditangkap karena mengirimkansejumlah pemuda Indonesia untuk belajarmiliter dan bergabung ke gerakan MoroIslamic Liberation Front (MILF), diMindanao Filipina Selatan.Dia mengaku sering bertemu denganAzhari dan Noordin. Sonata sendiri dalamjaringan berstatus sebagai mujahid freelence. Dia berbeda pendapat tentangkonsep jihad versi dua buronan yang paling dicari Indonesia itu, yang melakukanbom bunuh diri.Dari kesaksiannya terungkap pulatencana pembunuhan terhadap bekaskoordinator Jaringan Islam Liberal (JIL),Ulil Abshar Abdalla. Pada edisi minggu sebelumnya,TEMPO telah mengintrodusir soal fenomena generasi baru teroris itu dalamlaporan berjudul “Memburu GenerasiBaru Teroris”.Tiga bom yang menguncang pulauDewata Bali, 1 Oktober 2005, mengindikasikan aksi brutal itu karya DR Azharidan Noordin Mohammad Top, dua dedengkot bom yang menjadi target utamaaparat keamanan Indonesia.Kedua teroris itu diduga telah mempersiapkan generasi baru yang siap matimuda lewat aksi bom bunuh diri (suicidebomb). Munculnya generasi baru terorisitu tak pelak menyulitkan aparat kepolisian mengungkap jaringan teroris di Indonesia, termasuk mencari benang merahaksi Bom Bali Jilid 2. Pasalnya, para pelakujuga ikut tewas.Tapi, siapa tiga martir yang rela matimuda itu? Benarkah mereka merupakan Berbeda dengan Tempo, majalahGATRA (edisi 22 Oktober 2005) mengangkat perkembangan kasus dugaanpenyuapan di tubuh Mahkamah Agung(MA) sebagai laporan utama.Dengan judul “Bagir Manan Kritis”,majalah ini menyoroti posisi Ketua MABagir Manan yang kian terjepit menyusulterungkapnya dugaan penyuapan padaproses penanganan perkara Probosutedjo.Kasus Probosutedjo adalah ujian terpahit bagi Bagir Manan. Sebelum kasus inimencuat, Bagir juga pernah dituduhmenerima suap dalam kasus Tommy,kasus sengketa Trisakti, dan kasus lelanggula ilegal. Akankah Bagir menuai badaidari serentetan kasus yang kini mencorenginstistusi yang kerap dianggap sebagai‘benteng terakhir keadilan’ itu?Pada edisi minggu sebelumnya, GATRAmenurunkan berita utama tentang fenomena jual-beli perkara di tubuh MA,dengan titik tolak kasus penangkapanseorang pengacara dan lima staf MAterkait dugaan penyuapan pada perkarapengusaha nasional Probosutedjo olehKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Mereka yang tertangkap mengaku uangyang diberikan pengacara Probo adalahuntuk diserahkan kepada Ketua MA, BagirManan.“Sejauh mana mafia peradilan ini dapatdibongkar sampai ke akar-akarnya?”demikian tulis GATRA dalam ulasannyaTeroris FreelanceBukan hanya di dunia jurnalistik dikenal istilah freelance tapi juga dunia teroris.Mereka bekerja secara independen dan tidak terikat pada struktur dan jaringanorganisasi tertentu. Aparat keamanan pun kesulitan menelusuri jejak mereka.