Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 05
P. 23


                                    (LINTAS MEDIA)BERITAINDONESIA, November 2005 23berjudul “Banjir Duit Haram di Mahkamah Agung”. Persoalan mafia peradilan di MAjuga disorot oleh majalah FORUM KEADILAN (edisi 16 Oktober 2005). Memilihjudul sampul “Ada Angpau Buat Bagir?”,majalah ini menggarisbawahi bahwa kasusmafia peradilan di MA tak bisa dilihatsecara kasuistis belaka. Karena, di dalamnya ada kelompok yang lebih besar. Pada edisi 23 Oktober, FORUMmengangkat fenomena operasi dan raziaaparat yang gencar dilakukan selamabulan suci Ramadhan untuk menjaringpara pramusyahwat, yang dicap sebagaipenyakit masyarakat.“Kupu-kupu Malam di Bulan Ramadhan”, itulah judul yang ditonjolkanmajalah ini pada sampulnya dalam mengkritisi operasi dan razia tersebut. Disebutkritik karena dalam praktiknya, operasidan razia tersebut dinilai cenderungmengkriminalisasi para Pekerja SeksKomersial (PSK).Bagi FORUM, mereka hanya korbankeadaan, sebab di bulan puasa pun merekajuga butuh makan, meski itu melanggarperaturan dan norma yang ada.Persoalan ini memang rumit apalagitekanan dan beban ekonomi semakin kuatsementara lapangan kerja yang disediakanpemerintah tidak memadai. Isu yang cukup menarik ditulis FORUM pada edisi 9 Okober 2005. Denganmenurunkan judul sampul “Bisnis MiliterHarus Ditata”, majalah ini menjelaskan,TNI harus kembali ke barak setelah 50tahun menekuni dunia bisnis.Kewajiban itu tidak bisa ditawar-tawarlagi apalagi dalam waktu dekat akanditerbitkan Peraturan Presiden (Perpres)yang menjadi dasar hukum penataankembali bisnis yang dikelola TNI. Lepasdari itu, ada polemik yang dihadapipemerintah terkait pengambil-alihanbisnis TNI. Selama ini, TNI mampuberperan dalam menyejahterakan prajuritnya dari hasil bisnis yang dikelolanya.Pertanyaannya, bagaimana nasib TNIpascapengambilalihan bisnis mereka olehpemerintah? Majalah INVESTOR (edisi 11-24Oktober 2005) memaparkan kinerjaBadan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia serta memuat profil BUMNBUMN Terbaik tahun 2005.Di bawah judul “Pengelolaan BUMNBelum Optimal”, majalah ini menilaibahwa secara umum kinerja BUMN kitamasih sangat memprihatinkan. Dilaporkan, selain banyak BUMN yang merugi,akumulasi laba yang dihasilkan BUMNBUMN pun tak sebanding dengan totalnilai aset seluruh BUMN yang mencapaisekitar Rp 1.300 triliun. Apa yang salahdalam kinerja BUMN? Padahal, perusahaanperusahaan pelat merah itu seharusnyamenjadi lumbung penambah devisa negara, bukan sebagai penambah beban baginegara.Pada edisi minggu sebelumnya, INVESTOR menurunkan laporan tentang profilperusahaan “Multifinance Terbaik 2005”dengan judul “Mencegah AmbruknyaBisnis Multifinance”. Gonjang ganjing rupiah dan rontoknya sendi keuangan Indonesia diperkiarakan bakal berimbas negatif pada bisnis multifinance. Berkacapada pengalaman tahun 1998 di manadunia industri finance kita luluh lantakdihantam krisis. Mungkinkah industrimultifinance mengalami kebangkrutanseperti kondisi di awal reformasi? “Selamat Datang, Silahkan Bersaing,Encik!” adalah judul sampul majalahTRUST (edisi 10-16 Oktober 2005) dalammengetengahkan fenomena ‘Pertarunganantara Bisnis Singapura dan Malaysia diIndonesia’.Menurut majalah ini, tidak ada yanglebih seronok dalam pentas ekonomi diAsia Tenggara selain ramainya persainganantara Malaysia dan Singapura. “Kita sihnonton saja,” demikian sindiran dancibiran halus yang dilontarkan majalah ini. Pada edisi minggu sebelumnya, lewatjudul “Mengincar Tersangka Baru Pembobol BNI”, TRUST menulis laporanutama tentang gebrakan baru Kapolriterkait kasus pembobolan BNI 1946 yangmenghebohkan itu.Dilaporkan, pihak kepolisian akanmelakukan penyidikan ulang terhadapskandal yang merugikan negara sampai Rp1,7 triliun itu. Ada indikasi kuat pihak Direksi BNI (saat itu) ikut terlibat dalam pencairan kredit tersebut. Kasus Bank BNI,memang masih menemui jalan yang terjal. Sejumlah anggota penyidik Polri puntelah menjadi ‘korban’, ironisnya tersangka utama Maria Paulie masih menghirupudara bebas di negeri ‘antah-berantah’. NEWSWEEK (edisi 17 Oktober2005), dalam laporan utamanya menulistentang era kebangkitan kelompok kiri didunia politik Jerman bersatu.Hal itu terkait erat dengan terpilihnyaAngela Merkel yang berasal dari JermanTimur sebagai Kanselir Jerman. Menurutmajalah ini, para analis politik telah kelirumembuat prediksi bahwa akan terjadikekacauan politik di Jerman pasca-Pemilu18 September 2005, yang membawaMerkel ke kursi Kanselir.Persoalannya bukan PSD (partai sosialdemocrat) atau CDU (partai uni kristendemocrat) yang memenangkan mandatuntuk memerintah Jerman bersatu. Intinya, keseluruhan peta politik Jerman telahberubah, mungkin, untuk selamanya. Dalam laporan utamanya, majalahberbahasa Inggris, TIME (edisi 10 Oktober2005), menulis berita tentang ketakutanyang dialami pemimpin mayoritas Kongres AS, Tom Delay, selama berbulanbulan. Cerita tentang apa yang dialamiDelay itu disebarkan oleh seorang pembantunya sendiri.Di hadapan wartawan yang memenuhiruangannya, Delay mengklarifikasi soal tuduhan Dewan Juri Texas bahwa dia dandua rekan politiknya telah berkonspirasidemi mendapatkan sumbangan ilegal darisebuah perusahaan sebesar US$ 155.000pada kampanye pemilihan anggota kongres. ■ AF, SB
                                
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27