Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 05
P. 60


                                    BERITA PARIWISATA60 BERITAINDONESIA, November 2005Lokasi ledakan bom dikafe Menega dan kafeNyoman, Jimbaran,masih dibiarkan seperti apaadanya. Pita kuning masihmengelilingi lokasi itu. Kursikursi yang terguling, sandalsandal para pengunjung yangberserakan di pasir kotor, jugabekas-bekas santapan yangmengering di atas meja-mejaitu tak terusik.Berbagai ulasan di mediasibuk menganalisa dampakburuk dari teror bom yangkedua itu bagi pariwisata Bali.Sebagian ada yang bernadaoptimis, ada juga yang pesimis.Dunia pariwisata lokal belummelupakan dampak bom Balipertama yang terjadi di Kutatahun 2002. Bali nyaris mati.Sepi dan sunyi. Turis pun bagaikan fenomena langka kalaitu.Namun demikian, pasca bomBali kedua ini, sebagian mediamassa ikut membangkitkanoptimisme bahwa kali ini Balitak ditinggalkan. Diantarakalimat-kalimat bernada kecemasan, dilaporkan juga suasana Bali yang tetap ramai danhingar bingar dipenuhi turisasing.Seperti dilaporkan Indo Pos,6 Oktober 2005, KementerianLuar Negeri Australia memperingatkan warganya menjauh dari kawasan Seminyakkarena akan menjadi targetpengeboman berikutnya, namun tidak digubris. Sebagianbesar warga Australia malahmenyerbu bar dan kafe di Seminyak yang hanya beberapakilometer dari Kuta. Merekatetap meneruskan sisa liburannya dan yakin penjagaan akandiperketat setelah peristiwa itu.Pengelola bar dan restoran diSeminyak pun tidak pedulidengan peringatan akan adanya teror bom, buktinya mereka tetap buka. Setiap malampara turis memadati restoranrestoran sepanjang jalan diSeminyak. Sebagian besar adalah warga Australia., disusulwarga Belanda dan Jepang.Beberapa pengusaha restoran mengaku telah melewatimasa-masa sulit pasca bomBali I. Mereka kembali bangkitperlahan-lahan. Dan dampakbom Bali II tidak sedahsyatsebelumnya. Mereka yakinkeamanan lebih diperketat.Mobil patroli berseliweran dikawasan Seminyak. Kawasanini tengah berkembang pesat.Letaknya di sebelah utara Legian. Tahun 1990-an, Seminyak lebih dikenal sebagaikawasan hunian orang asingyang mempunyai bisnis di Bali.Kini Seminyak berkembangmenjadi pusat pariwisata dengan kehidupan malam yanggemerlap. Setelah pengeboman, tak ada eksodus besarbesaran para turis asing di Bali.Di Kuta, turis asing tetap berjemur dan berselancar.Senada dengan itu, harianKompas, 3 Oktober 2005, jugamelaporkan tidak ada eksoduswisatawan asing pasca ledakanbom Jimbaran dan Kuta. Namun demikian, menurut KetuaBali Tourism Board Bagus Sudibya, dengan iklim pariwisatayang demikian berkembang,Bali memerlukan sistem pengamanan yang terpadu.Menanti akhir tahunSetelah bom kembali mengguncang kawasan Jimbarandan Kuta, Bali, awal Oktobersilam, jumlah wisatawan yangberkunjung ke Indonesia diprediksi merosot. Prediksi yangbisa diduga ini disampaikanMenteri Negara Kebudayaandan Pariwisata, Jero Wacik.Menteri berdarah Bali ini pesimis junlah wisatawan bisamencapai target, yakni 6 juta.Menurut Jero, seperti dikutip majalah Tempo edisi 23Oktober 2005, jika melihatpengalaman bom Bali pertama,kemungkinan jumlah wisatawan turun 30 persen. Perkiraanpenurunan yang lebih kecildatang dari Badan Pusat Statistik (BPS). Kepala Sub-Direktorat BPS Adi Lumaksonomemprediksi jumlah wisatawan akan turun 10 hingga 20persen dari kondisi normal.Lazimnya, bulan Oktoberdan November merupakan masa sepi kunjungan turis. BPSmerekam adanya tren penurunan kunjungan wisatawansekitar 5 persen selama masasepi. Gelombang wisatawanmulai terjadi kembali padaDesember. Namun aksi teror diKuta dan Jimbaran diperkirakan akan memperpanjang masa sepi hingga tahun depan.Secara khusus, Kompas, 9Oktober 2005, menyajikanlaporan dua halaman penuhmengenai pariwisata di Jimbaran dan Kuta pasca bom BaliII. Digambarkan oleh hariantersebut, bahwa penyeranganitu akan memiliki dampak ekonomi, sosial dan psikologisterhadap para pelaku pariwisata di Bali. Meski samapikini turis masih berdatangan,namun untuk pertama kalinyamasyarakat Kuta dan Jimbarantakut mendiami wilayah mereka sendiri.Mantan Menteri Kebudayaan I Gede Ardika menulisdalam rubrik Kolom majalahGatra edisi 15 Oktober 2005.Seperti yang lainnya, ia berharap pariwisata Bali pulihlebih cepat dibanding pascabom Bali I. ■ RHPULAU SURGA SETELAH TERORBali pasca ledakan bom di Jimbaran dan Kuta,Bali, tak lantas sepi. Namun dunia pariwisatadi sana tetap khawatir.PASCA BOM BALI II: Umat Hindu di Bali tidak merasa takutmenjalankan ritual keagamaannya. Tari Rejang adat Melastidilaksanakan warga desa adat kuta (atas).REP. INDO.POS
                                
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64