Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 22
22 BERITAINDONESIA, Desember 2005JENDERAL POLISI SUTANTORAIH TIGA «BIG BANG»♦Jenderal Polisi Sutanto menyajikan dua prestasimenyejukkan dalam waktu berdekatan. Ini membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyonogembira dan tersanjung.Belasan anggota polisi dariDetasemen 88/Anti TerorMabes Polri pada hari Rabu(9/11) secara mengejutkanmelalui siaran langsung televisi dikabarkan sedang berusaha menggulung Dr Azahari bin Husin, di sebuahrumah persembunyian di Kota Batu,Malang, Jawa Timur.Masyarakat harap-harap cemas menunggu kepastian keberadaan sang ‘demolition man’ teroris paling dicari pelakusejumlah ledakan bom di tanah air itu.Pemirsa baru yakin setelah Kapolri Jenderal Sutanto berada langsung di tempatkejadian perkara, memberikan keterangankepada wartawan pada tengah malamnya.Ia kemudian berujar salah seorang penghuni yang berhasil dirobohkan diduga kuatadalah Azahari.Sementara Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) di Istana Kepresiden Jakarta darimenit ke menit tetap dengan sabar menunggu laporan terbaru dari Kapolri.Barulah pada Kamis dini (10/11) harinyapukul 00.30 WIB Sutanto bisa memberikan kepastian kepada SBY: Azaharisudah dilumpuhkan dalam kondisi takbernyawa.Tak lama berselang pada Jumat (11/11)sore Sutanto lagi-lagi mengabarkan sebuah berita mengejutkan yang tak kalahspektakuler. Polri telah berhasil menggerebek sebuah pabrik ekstasi dan sabusabu berskala terbesar ketiga dunia.Llau untuk menunjukkan apresisasiyang tinggi atas kerja keras keberhasilanPolri pada hari Sabtu (12/11) Presiden SBYdidampingi Sutanto mengunjungi pabrikyang terletak di Jalan Raya Cikande KM18, Serang, Banten, itu. Kompas Minggu(13/11) mengutip pernyataan Tanto yangmenyebut, pabrik ekstasi itu adalahsebuah supermegalab dengan kemampuanproduksi sangat besar beromset triliuanrupiah perbulan.Media massa kemudian memberitakanjulukan yang Presiden berikan kepada duakeberhasilan teranyar Polri itu, yaitusebagai big bang teroris dan big bangnarkoba. Presiden kemudian mintakanlagi satu big bang baru untuk juga dikejarsebagai target, yaitu big bang koruptordengan cara secepatnya menangkap danmenghukum para koruptor kelas kakap.Istilah Big bang mengacu kepada teoripenciptaan alam semesta yang dimulaiadanya sebuah dentuman besar yangakhirnya membentuk galaksi.Karir Berjalan MulusPeta perjalanan karir Sutanto tergolongmulus. Usai dari Jawa Timur sebagaiKapolda (2002) ia sempat ‘diparkir’sebagai Kepala Lembaga Pendidikan danLatihan (Lemdiklat) Polri (2002-2005).Presiden SBY yang merupakan temanseangkatan lulusan Akabri 1973 pada awalMaret 2005 mengangkat Tanto menjadiKepala Pelaksana Harian (Kalakhar)Badan Narkotika Nasional (BNN), pangkatpun turut naik menjadi Komisaris JenderalPolisi.Di angkatannya Tanto adalah lulusanterbaik dari Akabri bagian Kepolisianbersama-sama dengan Presiden SusiloBambang Yudhoyono dari Akabri bagianDarat, KSAL Laksaman Slamet Soebijantodari Akabri bagian Laut, dan KSAU DjokoSuyanto dari Akabri bagian Udara yangmembuat keempatnya berhak meraihperngargaan bergengsi Adi Makayasa.Dari BNN hanya berselang beberapabulan sejak 7 Juli 2005 Sutanto dipromosikan lagi menjadi Kapolri, dan pangkatnya menjadi paripurna Jenderal penuh.Di lingkungan kepolisian pria kelahiran 30September 1950 ini adalah salah satudiantara sedikit polisi yang baik, jujur,bersih dan mempunyai komitmen yangtinggi memberantas kejahatan. Keseharianayah empat orang anak ini juga begitudekat dengan bawahan.Ketika masih diuji jejak rekamnya diDPR mantan Ajudan Presiden Soeharto iniberjanji akan secara tegas dan konsistenmenindak empat jenis kejahatan. Pertama, kejahatan yang merugikan kekayaannegara seperti korupsi, illegal logging, illegal mining dan penyelundupan. Keduakejahatan yang berdampak luas terhadapmasyarakat seperti judi dan narkoba.Ketiga, kejahatan yang meresahkan masyarakat seperti kejahatan jalanan dankejahatan oleh kawanan bandit. Dankeempat segala pelanggaran lalu lintasyang mengakibatkan kecelakaan lalulintas, ketidaktertiban dan kemacetan.Nyatalah persoalan teroris sejak awal takmasuk dalam agenda kerja Sutanto. Ansyaad Mbai, Ketua Desk Koordinasi Pemberantasan Korupsi (DKPT) Kantor Menko Polhukam yang juga Wakil KalakharBNN, ternyata mempunyai jawaban unikatas hal itu.Kepada tabloid Kontan (21/11) Ansyaadmengatakan, Pak Tanto adalah pemimpinPolri yang bertangan dingin dan takbanyak omong tetapi berhasil. Kalau dulumantan Kapolri Jenderal Polisi Da’iBachtiar ngomong terus soal terorisme,tapi Azahari tidak juga tertangkap.’“Tantonggak banyak omong tapi langsung dor.Bagus itu,” jelas Ansyaad. ■ HTNAMA: Jenderal Polisi Sutanto LAHIR:Comal, Pemalang, Jawa Tengah, 30 September 1950 JABATAN: Kepala Kepolisian Republik Indonesia PENDIDIKAN: Akabri Kepolisian, 1973, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK),1983, Kursus Jurusan Pa Rengar Hankam, Bandung, 1985, Sespimpol Lembang, Bandung, 1990, Lemhanas, Jakarta, 2000 KARIR: Pamapta Konwiko 74Jakarta Selatan, 1973-1975, KapolsekMetro Kebayoran Lama, Jakarta, 1978-1980, Kapolsek Metro Kebayoran Baru,Jakarta, 1980, Kepala Detasemen Provost Polda Jatim, 1990-1991, KapolresSumenep, Jatim, 1991-1992, KapolresSidoarjo, Jatim, 1992-1994, PabanAsrena Polri, 1994-1995, Ajudan Presiden Soeharto, 1995-1998, WakapoldaMetro Jaya, 1998-2000, Kapolda Sumut,Maret-Oktober 2000, Kapolda Jatim,17Oktober 2000-Oktober 2002, KepalaLemdiklat Polri, 24 Oktober 2002-28Februari 2005, Kalakhar BNN, 28 Februari 2005-Juli 2005.BIODATA:BERITA NEWSMAKER