Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 25


                                    BERITAINDONESIA, Desember 2005 25(BERITA NASIONAL)rapkan muncul prakarsa positif.Di dalam kehidupan manusia,lebih nyaman bersatu dari padabertikai. Saling mendoakan bisadilakukan oleh umat agama apapun, di mana pun; di kota, desa,daerah rawan konflik atau daerah damai.Tidak ada satu manajemenpun di dunia ini yang dapatmengatur hati manusia, orangbergerak sesuai fitrahnya. Hanyadoa yang mampu mengatur kalbu manusia. Karena itu perluseruan doa bersama, mimbarJum’at dimasjid maupun musholla untuk keselamatan parapemimpin, rakyat, bangsa dannegara. “Ini solidaritas sosialyang dibangun lewat komunikasibatin,” ungkapnya.Solidaritas SosialMenurut Mas Dody perlukomitmen yang kuat dalammembangun kemitraan berbagaikomponen bangsa dan masyarakat agar revitalisasi sumberdaya dilakukan secara gotongroyong. Dalam hal ini, peran KarangTaruna bersifat inklusif, terbuka terhadappemerintah dan masyarakat. Tumbuhnyasemangat gotong royong meningkatkanperan masyarakat untuk mewujudkankesetiakawanan sosial yang berwawasannasional.Sebenarnya, para pendahulu bangsaini sudah mengembangkan semangatkesetiakawanan sosial. Sejarah mencatatdengan jelas dan tegas. Kata Mas Dody,itu pelajaran berharga yang perlu dilestarikan, proses berdirinya negara Indonesia yang didasari kesamaan dan kesatuanprinsip, kesamaan sikap dan pandanganhidup menuju Indonesia raya. “Kenapasemangat itu kian kendor diantara kita?”katanya dalam nada tanya.“Maka satu detik nafas yang diberikanTuhan Yang Maha Esa harus bernilaikepahlawanan, ini sebagai penghormatanterhadap jasa pahlawan bangsa,” ungkapnya lebih jauh.Kesetiakawanan sosial yang diwariskan para pendahulu, jauh sebelum kemerdekaan (1945), ungkapnya, perlu kesinambungan yang utuh. Misalnya, kesetiakawanan yang ditunjukkan oleh PangeranDiponegoro dari Jawa bersambung dengan Imam Bonjol dari Minangkabau(Padang). Juga kejuangan R.A. Kartinidari Jawa bersambung dengan Cut NyakDien dari Aceh, Pangeran Antasari dariKalimantan, Pattimura dari Ambon danNgurah Ray dari Bali. Semuanya memberi makna danmembentuk konsep Bhinneka TunggalIka, berbeda tetapi satu dan itulah Indonesia. Hal ini mestinya dikobarkan dandiwujudkan dalam pergaulan sehari-haridemi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan ketulusan salingmemberi inspirasi terhadap nilai-nilaikesatuan nasionalKomunikasi budaya dan kesamaanpandangan yang dirajut di dalam kesetiakawanan sosial mampu melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI), kini menapak usia 60 tahun.Persoalannya, kata Dody, kesetiakawanansosial yang ada saat ini sudah beranjakjauh dari semangat yang ditunjukkan para pahlawan bangsa, tinggal jargon dan slogan,bahkan hanya lips service (basabasi). “Jika ini dibiarkan bisamembahayakan persatuan dankesatuan bangsa,” tuturnya.Mas Dody menawarkan pandangan, bukan membangun hubungan pemerintah pusat dandaerah, tetapi pemerintah nasional yang terbangun atas dukungan pemerintah daerah. Isutentang negara federal tidakperlu ditanggapi yang pentingmembangun kesamaan pandangan melalui semangat salingpercaya (trust building). Soalnya, istilah pemerintah pusat danpemerintah daerah telah menciptakan dikotomi dan salahpengertian. Maka sangat patutdipertimbangkan ketahanan nasional (Strong Uni Tary Country) memperkuat negara kesatuan, sebagai momentum revitalisasi nilai ke Indonesia-an.Kegagalan di dalam membangun kembali kesetiakawanansosial menempatkan negara di persimpangan jalan. Yang perlu perhatian, polahubungan pemerintah pusat dan daerahdalam bingkai otonomi daerah. Bagaimana 10-20 tahun ke depan. Memangsulit diprediksi, tetapi kemungkinanterjadi perlu diantisipasi. Karena itu,menurut Mas Dody, diperlukan konsensusbaru atau rekonfigurasi semangat kesetiakawanan menyongsong satu abad Indonesia.PeluangPerkembangan Karang Taruna dibawah kepemimpinan Mas Dody bukansekedar menanamkan semangat solidaritas sosial, tetapi membuka kesempatankerja bagi generasi muda (Karang Taruna)dalam membangun sumber daya manusia(SDM) melalui pendidikan dan pelatihan.Program organisasi lima tahun ke depandiselaraskan dengan kebutuhan lapangankerja. Diharapkan tahun 2006, sekitar25.000 orang anggota Karang Tarunadapat terserap oleh lapangan kerja yangada, baik di dalam maupun luar negeri. Initerobosan yang ditempuh Mas Dodymeminimalisasikan pengangguran.Usaha ekonomi produktif meningkatke arah ekonomi pasar bagi para pengusaha kecil, menengah dan mikro. Karenaitu perlu latihan yang berkesinambungan,baik melalui instansi pemerintah maupunDODY SUSANTO: Karang Taruna sebagai pemecah bukanpencipta masalah.
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29