Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 20


                                    20 BERITAINDONESIA, 6 April 2006BERITA UTAMAIndonesia adalah negeri yang kaya.Subur, makmur, gemah rimpah lohjinawi. Negeri yang kaya, tentuberpenduduk sejahtera.Setidaknya, semua orang sehat dancukup makan. Itu harapan palingminimal.Kenyataan berkata lain. Banyak penduduk, terutama anak-anak, yang menderita gizi buruk. Hanya sebagian kecil daripenduduknya yang kebutuhan gizinyatercukupi.Menteri Kesehatan Siti Fadilah Suparimengakui, hingga akhir Desember 2005,seluruhan penderita gizi buruk.Menurut Siti Fadilah, ada tiga hal yangselama ini menyebabkan gizi buruk.”Pertama, karena kemiskinan dan tidakpunya makanan. Kedua, mempunyaimakanan, tetapi sang ibu tidak mengertibagaimana caranya memberi makananyang baik. Ketiga, karena sakit yangdiderita sehingga menyebabkan anakbalita tidak doyan makan dan akhirnyaberat badannya turun,” ujarnya.Berdasarkan data statistik KesehatanDepkes RI tahun 2005, yang dilaporkanGizi.net, dari 241.973.879 penduduk Indonesia sebanyak enam persen atau sekitar14.500.000 orang menderita gizi buruk.Sebagian besar penderita gizi buruktersebut berusia lima tahun (Balita).“Jumlah itu lebih sedikit dari jumlahtahun-tahun sebelumnya, sehingga meskipun sekarang hampir setiap hari terjadigizi buruk, namun tidak setinggi kasus giziburuk pada tahun 2003-2004 sebagaiimbas dari krisis moneter,” kata KepalaPusat Kajian Pembangunan Kesehatansampingkan. “Dalam tujuh prioritaspembangunan tahun 2006, aspek kesehatan bangsa tidak tersusun denganjelas, apalagi dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN)2005-2025.” ujarnya.Menurut dia, aspek kesehatan memangbelum berada di posisi peringkat atas,meski derajat kesehatan masyrakat Indonesia masih berada pada derajat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dariminimnya alokasi anggaran untuk bidangkesehatan. Alokasi anggaran kesehatandalam APBN sesuai anjuran WHO,”jelasnya.Pemerintah Tidak SeriusTerjadinya busung lapar atau gizi burukadalah suatu proses, tidak tiba-tiba.Karena itu, apabila pemerintah dan masyarakat mau mengerti dan mau bertindak, terjadinya busung lapar dan giziburuk dapat dicegah, yakni dengan mengetahui sebab langsung dan tidak langsunggizi buruk. Kedua memantau (surveillance), dan lakukan tindakan pencegahan.Karena itu, merebaknya kasus gizi burukyang terjadi sejumlah wilayah Indonesiadianggap disebabkan penanganan yangkurang serius oleh Pemerintah.“Pemerintah tidak serius memberikanperhatian terkait dengan kasus gizi buruk,”kata Sekretaris F-PDIP DPR, JacobusMayong Padang seperti dikutip ANTARA.HANTU BERNAMA GIZI Di tengah himpitanpersoalan ekonomi yangmelanda negeri ini, kasusgizi buruk terus menerusmenghantui penduduknya,terutama mereka yangmiskin.jumlah anak di bawah usia lima tahun ataubalita yang masih menderita gizi buruksecara nasional tercatat 76.178 orang.Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,jumlah itu turun meskipun masih kecil,yaitu hanya 1,1 persen dari total keDepkes, Abdurachman.Abdurachman membenarkan kesehatanmasyarakat Indonesia yang semestinyamenjadi prioritas pembangunan, baik ditingkat nasional maupun lokal, namunhingga kini pemerintah masih mengeSanti 6 tahun, penderita marasmus terkulai lemah dalam dekapan ibunya.Sang ayah memandang sedih anaknyayang mengidap gizi buruk
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24