Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 23


                                    (BERITA OPINI)BERITAINDONESIA, 6 April 2006 23BERITA OPINIDalam artikelopini di koransore SinarHarapan (7Maret 2006)berjudul“Urgensi Dialog Peradaban”, Tom S. Saptaatmajaberpendapat bahwa pelecehan terhadap martabat Tuhan, Nabi ataumanusia sama saja buruknya karenamerusak upaya dialog dan membawadunia pada konflik.“Kita semua sudah lelah dengankonflik dan permusuhan. Kita merindukan dunia yang damai. Jika bisasaling menghargai, mengapa kitamenghina dan melecehkan? Dialogperadaban yang mengedepankansemangat menerima perbedaan harusterus diperjuangkan,” tulis Tom yangjuga seorang teolog.Menurut analisis Tom, kasus pemuatan kartun Nabi MuhammadSAW di harian Denmark, JyllandPosten (30/9/2005), yang juga dipublikasikan oleh beberapa harianEropa lainnya, yang menuai proteskeras umat Islam di penjuru dunia,didalangi oleh para penganut sekularisme radikal, bukan umatKristen.Masih kata Tom, tokoh ekstrimkanan Denmark Brian Mikkelsen(politikus berusia 39 tahun) mengakui, semula kartun itu ditujukanuntuk menyelamatkan negaranya dari200.000 imigran muslim di negeriitu. “Jadi, awalnya adalah semangat‘xenophobia’ atau anti-orang asing,” imbuh Tom mencermati.Sikap itu dilandasi pemujaan berlebihan terhadap heroismedan nilai-nilai yang mengagungkan kebudayaan Barat.Meski begitu, Tom mengingatkan, masih banyak kalangandi Barat yang punya kehendak baik seperti diwakili Vatikan danlembaga-lembaga kajian agama di universitas-universitas diEropa, Amerika Serikat dan Kanada, yang mengusunginklusivitas dan penghargaan pada perbedaan agama.“Nama-nama Karen Amstrong, Anna Marie Schimmel,Montgomery Watt dikenal sebagai penulis dan tokoh yangpunya apresiasi tinggi dan jujur terhadap Islam,” ujar Tom.Di Indonesia sendiri, kita juga menaruh hormat pada tokohtokoh pejuang kerukunan, saling pengertian dan dialogantarumat beragama seperti Gus Dur, A. Syafii Ma’arif,Dawam Rahardjo.Sementara itu, pada terbitan 6 Maret 2006, SinarHarapan memuat artikel Anak Agung Banyu Perwita, DekanFISIP Universitas Katolik Parahiyangan, Bandung, yangmengangkat isu peran agama dalam hubungan antarnegara(international relations).Untuk mencegah terjadinya situasiinternasional yang semakin memburuk dewasa ini, Banyu Perwita,lewat tulisannya yang berjudul “Faktor Agama dan Hubungan Internasional” itu, mengusung dua rekomendasi penting yang diajukan Robert A. Seiple dan Dennis R. Hoover,dua editor buku “Religion and Security: The New Nexus in InternationalRelations” (Oxford: Rowan and Littlefield Publisher; 2004).Pertama, pengembangan politikinklusi (the politics of inclusion)dalam mekanisme pengambilan keputusan kehidupan politik dalamberbagai level nasional, regional, daninternasional, sesuatu yang bersifatimperatif.“Politik inklusi ini kebebasan beragama dan penghormatan terhadapperbedaan akan menjadi faktor yangpenting dalam interaksi nasional daninternasional,” kata Perwita, mengutip Seiple dan Hoover.Kedua, pengembangan politik keseimbangan (the politics of balance),yang memungkinkan terciptanyabudaya dialog dan dialog budayadalam konteks luas antarelemenmasyarakat baik bersifat lokal, nasional, maupun internasional.Dialog antarelemen masyarakatakan memperkuat pemahaman akanperbedaan yang selama ini masihmengganjal antarpara penganutagama.Dengan mengembangkan keduarekomendasi di atas, Perwita berharap peristiwa-peristiwaserupa dengan kasus kartun Nabi Muhammad tidak terulanglagi di kemudian hari.Andreas A Yewangoe, Ketua Umum PGI, dalam opininyadi Suara Pembaruan (2/3), menulis bahwa Sidang RayaWorld Council of Churches (SR WCC) di Porto Alegre, Brasil,belum lama ini, menyoroti sangat tajam isu kemerdekaanberpendapat.SR WCC, menyiasati heboh karikatur Nabi Muhammad,menegaskan, penerbitan itu tidak dapat diterima. Bahkanpenerbitan seperti itu telah menjadikan rumit dialog dan kerjasama antara orang Kristen dan orang Islam, yang selama initelah berjalan baik.“Sidang Raya menolak dengan keras penerbitan karikaturtersebut yang telah melecehkan hal-hal yang disucikan didalam agama-agama, tetapi Sidang Raya juga menyesalkanterjadinya berbagai kekerasan sebagai akibat dari protesterhadap karikatur itu,” tulis Yewangoe, yang anggota Central Committee World Council of Churches.■RINDU DUNIA NAN DAMAI“Politik inklusi ini kebebasanberagama dan penghormatanterhadap perbedaan akanmenjadi faktor yang pentingdalam interaksi nasional daninternasional,” kata Perwita,mengutip Seiple dan Hoover.
                                
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27