Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 6 April 2006BERITA UTAMAKekurangan gizi meluas di seluruh pelosok Indonesia.Dari desa sampai kota, dari keluarga miskin sampaiorang-orang terpelajar.Seorang anak berumur tigatahun duduk di depanrumahnya, di perkampungan kumuh belakangkawasan Sudirman, JakartaMatanya menatap sayupada orang-orang yang berlalu-lalang didepannya. Sebentar-sebentar ia menyedot ingusnya. Tubuhnya sangat kurus danlemah. Kedua lengan dan kakinya hanyatinggal tulang dibalut kulit..Anak itu cuma salah satu dari ribuananak-anak penderita gizi buruk (marasmus) yang jumlahnya tersebar di seluruhIndonesia. Coba simak berbagai suratkabar nasional yang terbit setiap hari.Hampir selalu ada berita tentang kasuskasus kurang gizi atau gizi buruk di setiapdaerah.Sebanyak 3.226 balita di KabupatenKarawang dinyatakan mengidap giziburuk. Demikian dilaporkan Media Indonesia, 26 Januari 2006. 1.226 diantaranyatenyata berasal dari keluarga non miskin.Di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, 386balita menderita gizi buruk. Media Indonesia 4 Januari 2006 melaporkan merekaberasal dari 21 kecamatan.Suara Pembaruan, 7 Februari 2006,melaporkan 6.000 penderita gizi buruk diJawa Timur. “Gizi Buruk Muncul Lagi diKupang”, demikian judul laporan Kompas, 15 Februari 2006. Sementara MediaIndonesia, pada hari yang sama melaporkan 1.506 balita di Provinsi DI Yogyakartamengalami gizi buruk.Selama tujuh pekan pertama tahun2006, sebanyak 34 penderita gizi burukdirawat di Rumah Sakit Umum DaerahAjidormo Lebak, Banten. DilaporkanKompas, 17 Februari 2006, enam diantaranya meninggal karena komplikasipenyakit yang dideritanya. Dari Kabupaten Malang, Jawa Timur, Media Indonesia, 18 Februari 2006, melaporkan kasusgizi buruk terdapat di enam kecamatankabupaten ini.Berita dari Bogor dilaporkan SuaraPembaruan, 11 Februari 2006. “BalitaHingga Mahasiswa Terkena Gizi Buruk,”demikian ditulis besar-besar. Dilaporkan,selama kurun waktu 2005 sampai awalFebruari 2006, 84 balita di KabupatenBogor teridentifikasi mengidap marasmus. Bahkan satu di antaranya menjuruske busung lapar. Namun yang palingmengherankan, juga dilaporkan sekitar 40persen dari 3.000 mahasiswa InstitutPertanian Bogor (IPB) juga teridentifikasikekurangan gizi.Hal itu terungkap ketika dilakukan teskesehatan dengan mengambil sampeldarah mahasiswa. Diketahui banyak yangmengidap anemia akibat kurang gizi.Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Ahmad AnsoriMatjik menyatakan, mahasiswa yang kurang gizi itu bukan karena miskin, karenaada juga yang anemia dari keluarga berada. Artinya, kekurangan gizi merekadisebabkan pola hidup atau asupan makanan yang kurang diperhatikan. Untukitu, setahun belakangan ini mereka di- BALADA suplai makanan tambahan. RHMARASMUS,SI KECIL DAN MAHASISWA♦ Sejak Januari – November 2005,sebanyak 71.815 balita mengalamigizi buruk di seluruh Indonesia, 232diantaranya meninggal dunia.♦ Kasus terbanyak ditemukan diProvinsi Jawa Barat.♦ Jumlah balita yang paling banyakmeninggal di Jawa Tengah. Yaknidari 12.028 kasus, 94 orangmeninggal. _ Di NTB, 3.438 penderita gizi buruk,33 diantaranya meninggal. _ Di NTT, 13.969 kasus, 52 orang meninggal. _ Di Nanggroe Aceh Darussalam,3.763 kasus, 8 orang meninggal _ Di Papua, 1.155 kasus, 3 orang meninggal. _ Di Riau, 56 kasus, 4 orangmeninggal. _ Di Kalimantan Selatan, 56 kasus, 4orang meninggal. _ Di Kalimantan Tengah, 39 kasus,seorang meninggal. _ Di Maluku, 5 kasus, seorangmeninggal.♦ Selama 2005, di Kabupaten Bogortercatat sebanyak 240 balitamenderita gizi buruk. Masih tersisa35 balita berstatus marasmus, limamenuju marasmus kwarsiorkor danseorang positif busung lapar.PETA GIZI BURUK DI INDONESIASUARA MERDEKAKURANG GIZI: Siti Nurhazanah (2 tahun 4 bulan), balita yang mengalami gizi burukdigendong ibunya.
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26