Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 25


                                    (BERITA WAWANCARA)BERITAINDONESIA, 6 April 2006 25Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,Nias dan Papua.Apa akibat dari gizi buruk?Kecukupan gizi sangat penting dalam proses pertumbuhan danperkembangan. Kekurangan zat gizi dapat menimbulkanberbagai akibat serius bagi kesehatan tubuh serta pertumbuhandan perkembangan anak.Misalnya?Contohnya, anemia akibat kekurangan zat besi dapatmenyebabkan gangguan tumbuh kembang otak pada anak usia6-24 bulan. Juga dapat menimbulkan gangguan produktifitaspada orang dewasa dan meningkatkan risiko kematian ataumelahirkan dengan berat badan bayi rendah (BBLR) pada ibuhamil. Ibu hamil yang kekurangan salah satu zat gizi sepertiyodium misalnya, berisiko melahirkan bayi dengan kelainanmental dan fisik.Lalu, menurut Ibu apa hal utama penyebab terjadinyagizi buruk?Pertama; karena kemiskinan dan tidak punya makanan.Kedua; mempunyai makanan tetapi sang ibu tidak mengertibagaimana caranya memberi makanan yang baik. Ketiga; karenasakit yang diderita sehingga menyebabkan anak Balita tidakdoyan makan dan akhirnya berat badannya turun.Jadi, selain karena kemiskinan, faktor perilaku jugamenjadi salah satu penyebabnya?Ya, para ahli kesehatan masyarakat telah sepakat, bahwa faktorperilaku merupakan salah satu penentu utama keadaan statusgizi dan kesehatan masyarakat. Berbagai hasil penelitianmenunjukkan bahwa keluarga-keluarga yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan gizi, risiko untuk kekurangan gizilebih kecil dibandingkan dengan keluarga yang tidak memilikipengetahuan tentang kesehatan gizi, meskipun sama-samamiskin.Artinya, kondisi ini bisa saja terjadi pada kelompokkeluarga menengah ke atas?Ya, perubahan pola hidup menuju pola makan yang tidakseimbang, tidak aktif menandakan bahwa tingkat pemahamanmasyarakat tentang arti gizi dan kesehatan masih perluditingkatkanLalu bagaimana upaya mengatasinya?Hasil intervensi program perbaikan gizi, baik nasional maupunglobal harus disikapi secara baik, sistematis, terintegrasi danlintas sektor. Sedikitnya empat hal yang perlu diintegrasikan,yakni upaya secara langsung dapat meningkatkan akses pangankeluarga. Selain itu meningkatkan pengetahuan dan pemahamankeluarga tentang gizi dan kesehatan. Semua itu dengan harapandapat menjamin ketersediaan pangan secara aman sertamenciptakan pola hidup yang bersih dan sehat, seperti cucitangan sebelum makan, olahraga teratur dan menghindaripenggunaan obat-obat terlarang. Jika setiap keluarga mampumemantau keadaan gizi masing-masing keluarganya, makakeluarga dapat memahami bagaimana memecahkan masalah.Untuk itu harus mampu memanfaatkan potensi keluarga untukmemenuhi kebutuhan gizi, sekaligus mengatasi masalah gizi.Langkah strategis apa yang dilakukan DepartemenKesehatan?Diantaranya kami mengambil langkah dengan menggunakanpendekatan pemenuhan pangan pokok atau Food Based Approach untuk mengatasi masalah gizi buruk dan kurang gizi.Dalam jangka pendek, penanggulangan kurang gizi dan giziburuk ini dilakukan dengan salah satunya memberikansuplementasi zat gizi mikro, baik berupa tablet zat besi, kapsulvitamin A maupun kapsul yodium. Sedangkan untuk jangkapanjang akan dilakukan dengan pendekatan gizi seimbang.Ibu juga membuka line pengaduan lewat short message service (SMS). Apakah ini salah satu upaya untukmemantau perkembangan kondisi kesehatan masyarakat di daerah-daerah?Ya. Melalui line khusus itu saya berharap masyarakat bisamelapor kepada Menteri Kesehatan seputar masalah kesehatanyang terjadi di daerah-daerah. Sehingga bisa ditangani dengancepat.Mengapa Ibu memakai cara ini?Banyak kejadian dan keluhan dari masyarakat yang tidaksampai ke pusat, tetapi kemudian muncul di media massa.Sehingga Departemen Kesehatan dinilai terlambat dalammerespon kasus kesehatan yang terjadi di masyarakat. Maka sayameminta kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk membuat laporan berkala setiaptanggal 5 tiap bulannya.Khususnya laporan tentang apa?Laporan tersebut berisi tentang kematian ibu dan bayi,prevelensi gizi kurang/buruk, serta perkembangan kejadian luarbiasa seperti penyakit polio, demam berdarah, TBC, malaria danHIV/AIDS.Mengapa Ibu mengambil kebijakan ini?Kebijakan ini diambil karena Departemen Kesehatan selalumerasa ketinggalan oleh media massa jika ada masalah kesehatandi daerah sejak diberlakukannya otonomi daerah. Sebab, laporankesehatan dari Dinas Kesehatan harus masuk dahulu ke Bupati.Maka, selain laporan ke Bupati, Dinas Kesehatan juga harusmembuat laporan kesehatan ke Menkes. Dengan demikian,segala perkembangan dan kasus kesehatan yang terjadi dimasyarakat bisa diketahui arah kecenderungannya. Kalau hanyamengandalkan laporan dari instansi di tingkat bawah, prosesnyaakan lama sekali. Dengan ini masyarakat langsung bisa melapor,memberi saran dan kritik seputar masalah kesehatan yang terjadidi daerahnya. Sehingga pemerintah bisa merespon dengan cepat.Termasuk munculnya kasus gizi buruk ini. ■ ADNama : Dr. dr. Siti Fadilah SupariLahir : Solo, Jawa Tengah 6 November 1950Jabatan : Menteri Kesehatan RIAgama : IslamSuami : Ir. Muhammad SupariAnak : Tiga orangPendidikan :S1 Fakultas Kedokteran Universitas Gajahmada (FK-UGM), Yogyakarta 1976,S-2, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia (FK-UI), Jakarta 1987, S-3, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), JakartaPengalaman Kerja :Staf pengajar Bagian Kardiologi FK-UI Jakarta, Praktek di RS Jantung HarapanKita, JakartaAktivitas :Giat dalam kegiatan seminar maupun penelitianAlamat Kantor :Departemen Kesehatan RI, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Kuningan,Jakarta SelatanB • I • O • D • A • T • A
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29