Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 46


                                    46 BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006BERITA EKONOMIBuruh seolah tak kehabisanenergi menolak revisi UU No.13/2003 Tentang Ketenagakerjaan. Setiap kali buruhdemo pengusaha ditaksir mengalami kerugian Rp 840miliar perhari.Unsur tripartit yakni Pemerintah,Buruh, dan Pengusaha ditambah bantuandukungan politik dari DPR agaknya belumsatu bahasa menyelesaikan persoalanperburuhan nasional.Aksi mogok buruh se-Jobodetabek pada5 April 2006 saja, yang berakhir denganrusuh, dalam pandangan investor sudahsangat menakutkan. Investor lalu berharap ada jaminan iklim usaha yangkondusif.Maka itu Pemerintah segera merespondengan mengundang para pimpinanserikat pekerja, untuk bertemu PresidenSusilo Bambang Yudhoyono di IstanaPresiden.Lalu, pada “May Day” yang diperingatisebagai “Hari Buruh Sedunia”, jatuh 1 Meiserta-merta diantisipasi dengan memberikan “fasilitas” supaya buruh dapatmelaksanakan aksi dengan sebaik-baiknya tanpa tindakan anarkis.Presiden memberikan langsung instruksi saat masih mengadakan kunjungankenegaraan ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.Aksi 1 Mei pun berlangsung tertib dandamai kendati sebelumnya persepsimencekam sudah kadung tercipta. Lalumuncul pandangan miring, pemerintahtelah mendatangkan pawang hujan untukmengusahakan turun hujan supaya buruhmengakhiri aksinya.Wapres Jusuf Kalla dengan berkelakarmenimpali pandangan itu dengan menyebutkan, biasanya pawang diundang untukmenolak bukan untuk mendatangkanhujan.Jangan Provokasi Buruh“May Day” terbukti berjalan tertib dandamai setelah tercetus janji bahwa DPRRI tak akan merevisi Undang-Undang No.13/2003 Tentang Ketenagakerjaan, sebagaimana tuntutan buruh.Ripka Tjiptaning, Ketua Komisi IX DPRyang membidangi Ketenagakerjaan menyampaikan janji itu di hadapan 50 ribudemostran yang mengerubungi kompleksDPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/5).Tapi “May Day” rupanya belum antiklimaks. Pada hari ketiga, Rabu 3 Mei2006 aksi serupa kembali bergolak danberakhir kisruh dan anarkis. Aksi denganterpaksa dibubarkan aparat keamanan.Konon kebrutalan dipicu oleh pernyataan Wapres Jusuf Kalla, yang jugaKetua Umum Partai Golkar saat menanggapi “May Day”. Kalla mengatakan, sikappenolakan pembahasan revisi UU Ketenagakerjaan oleh Komisi IX merupakanpandangan pribadi, bukan institusi DPR.Karena itu beberapa hari kemudianhampir semua media massa mengutippernyataan Ketua DPR, Agung Laksono,yang meminta agar pemerintah janganmenantang dan memprovokasi buruh.“Kami imbau ucapan pemerintah jangan menantang-nantanglah,” kataAgung, yang juga Wakil Ketua UmumPartai Golkar.“Beresi investasi, tapi tak usah utak-atikUndang-Undang Ketenagakerjaan,”ucapnya.Pengusaha Alami KerugianUsai buruh bergolak pengusaha sibukmenghitung kerugian.Koran Tempo (2/5), mengutip pernyataan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Thomas Darmawan, menulis, nilaiproduksi nasional tahunan Indonesia Rp210 triliun.Jika setahun terdapat 250 hari kerja,bila proses produksi terhenti satu harimaka akan ada kerugian Rp 840 miliar.Fahmi Idris, Menteri Perindustrianmemperkirakan aksi buruh berlangsungtiga hari. Berarti ada kerugian hingga Rp2,520 triliun.Sekretaris Jenderal Asosiasi PengusahaIndonesia (Apindo), Djimanto, menyebut20 industri di Tangerang dan 15 di JawaBuruh Demo Pengusaha Gigit JariDaftar kerugian “May Day” belumselesai dihitung muncul lagi fenomena“May Day+3” yang lebih menakutkan. Pengusaha siapkan gugatanperdata. Tapi semakin kuatsinyalemen, gerakan buruh adalahkekuatan penekan riil yang tak bisadiabaikan lagi. WILSON EDWARD
                                
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50