Page 50 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 50


                                    50 BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006BERITA PROFILMemang tidak semua politisiseperti itu, namun secaraumum penilaian, penglihatan, dan hasil evaluasimasyarakat mempersepsikan demikian, karena perilaku seperti itu dalam kenyataannyamewarnai kinerja para politikus Indonesia. “Perilaku inilah yang kemudian mengintrodusir stigma politik sebagai sesuatuyang kotor dan menghalalkan segala carauntuk mencapai tujuan,” kata pria kelahiran Purworejo ini.Menurut saya, tambah lelaki kelahiran6 Juli 1966 ini, hakikat politik bukanlahsesuatu yang kotor, tetapi luhur karenamempunyai peran dalam mengelola bangsa dan negara untuk mencapai citacitanya, yakni mewujudkan masyarakatyang adil dan makmur. “Cuma, politikmenjadi kotor karena perilaku orang-orang yang bekerja dan bergelut di duniapolitik, yang banyak diantaranya hanyaberjuang untuk kepentingan diri dankelompoknya,” tandasnya.Berangkat dari KeprihatinanBejo Rudiantoro, pria berusia 40 tahunini memasuki dunia politik setelah berhasilmendirikan beberapa perusahaan yangbergerak di bidang konsultan perminyaka,perkebunan, dan teknologi informasi. Iniberbeda dengan teman-temannya yangmenjadi pengusaha setelah memasukidunia politik.Ada yang sangat mengganjal dalamhatinya sejak masih duduk di bangkukuliah, di Fakultas Kehutanan UniversitasGajah Mada (UGM), yakni perilaku berbagai kalangan dalam mengelola sumberdaya alam di Indonesia, termasuk diantaranya pengelolaan kehutanan dansumber daya lainnya.Oleh karena itu, selepas dari bangkukuliah, Direktur PT. Alam Makmur Sejahtera ini mencoba berjuang dengan temantemannya melalui pendirian sebuah Lembaga Kajian Pembangunan KehutananB. RUDIANTORO, Wakil Ketua Pengurus Pusat Badan Informasi dan Komunikasi (BIK) Partai GolkarMenyandang predikat politisi, secara umum membuat banyak kaderpartai bangga. Namun bagi Bejo Rudiantoro, Wakil Ketua PengurusPusat (PP) Badan Informasi dan Komunikasi Partai Golkar, justrumerasa gamang dan gundah disebut politisi. Itu dikarenakan imejpolitisi yang berkiprah di panggung perpolitikan nasional saat initerkesan hanya bekerja untuk kepentingan pribadi, golongan,kelompok dan kepentingan-kepentingan jangka pendek.♦dengan situasi ekonomi sosial masyarakatIndonesia yang tidak karu-karuan setelahmemasuki era reformasi. “Saya harusberbuat sesuatu untuk republik ini,”tuturnya seraya menyatakan kesadarannya bahwa bila itu dilakukannya sendirian,akan sangat berat dan tidak ada gaungnya.“Katakanlah saya mengkritik kebobrokanrepublik ini tetapi hanya sekadar di mejamakan, tidak akan pernah ada artinya,”kata suami Drg. Tjatur Indah Umara ini.Menjawab pertanyaan, mengapa memilih partai politik sebagai wadah perjuangan, pria yang memulai karir polititikdi Pokja Hukum, HAM, dan LingkunganHidup DPP Partai Golkar ini, menyatakankarena partai politik adalah wadah konstitusional dan memiliki garis perjuanganyang kongkrit. Dengan posisi garis perjuangan seperti itu membuat setiap orangPolitisi yang Gamang Disebut Politikusdan Lingkungan. Mereka membuat studistudi tentang pengelolaan hutan yangkemudian menghasilkan rekomendásirekomendasi untuk dikirim ke berbagaipihak, termasuk diantaranya MenteriKehutanan. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil yang maksimal. Ini membuat direktur beberapa perusahaan iniberpikir untuk mencari wadah perjuanganyang baru.Niat perjuangan ini semakin diperkuat
                                
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54