Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 52
BERITA NASIONAL52 BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006Puluhan ribu buruh yangtergabung dalam KonfederasiSerikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) hari Rabu (3/5) kembali mendatangi DPR.Mereka menuntut pimpinandewan secara formal mendukung tuntutanburuh, menolak revisi UU No.13/2003tentang Ketenagakerjaan (UUK). Didugaada yang memprovokasi, massa punberubah beringas. Pagar besi dan betonyang dibangun dengan dana miliaran rupiah untuk mengamankan gedung wakilrakyat itu pun mereka robohkan. Aparatkepolisian yang menjaga kawasan itu taktinggal diam. Dua mobil water canon pundikerahkan mengusir massa yang anarkis.Demo pun berakhir dengan kerusuhan.Ini merupakan aksi demo kedua setelah1 Mei lalu ratusan ribu pekerja berdemomemperingati Hari Buruh sedunia sekaligus menolak revisi UUK. Saat itumereka berdemo di depan Istana Merdeka,bunderan Hotel Indonesia dan ke gedungDPR. Mereka menggelar orasi dan mendesak DPR memperjuangkan aspirasimereka, menolak revisi UUK.Tanggapan spontan pun diberikankalangan DPR. Ketua Komisi IX Tjiptaning(F-PDIP) dan Wakil Ketua DPR ZaenalMa’arif (F-PBR) yang menerima parapendemo menyatakan siap memperjuangkan nasib pekerja. Tjiptaning bahkansecara tegas menyatakan akan menolakjika rancangan itu diajukan pemerintah.Massa pun akhirnya membubarkan diri.Aksi demo 1 Mei di berbagai kota ditanah air, kecuali di Lampung sepertidiberitakan Kompas (2/5) memang berlangsung tertib. Tak kurang Presiden SBYyang saat itu masih berada di Yordaniamenyatakan terimakasih. Demikian pulaWapres Jusuf Kalla.Puaskah Para Pekerja?Agaknya pernyataan pimpinan KomisiIX yang membidangi ketenagakerjaan danwakil ketua DPR tidak mampu meyakinkan mereka sepenuh hati. Terlebih lagidengan adanya pernyataan Wapres JusufKalla bahwa revisi UUK tetap akan diDemo Buruh Berakhir RusuhAksi buruh berakhir rusuh.Ada sinyalemen ditunggangioleh mereka yang tidak ikhlasmenerima hasil Pemilu 2004.Saling tuding pun tak terelakkan.lakukan melalui tripartit. Terbukti pada 3Mei massa pekerja kembali berdemo keDPR. Mereka minta bertemu denganpimpinan lembaga wakil rakyat ini, khususnya dengan Agung Laksono. Namun,menurut Suara Pembaruan (4/5), Agungjustru lebih memilih pergi meninggalkanmassa buruh untuk memenuhi undanganmakan siang di kapal induk AmerikaSerikat, USS Abraham Lincoln, yangtengah berlabuh di Laut Jawa.Permasalahan BaruAksi buruh yang berakhir rusuh inimembuahkan sejumlah permasalahanbaru. Termasuk adanya saling tuding dikalangan pejabat pemerintah dan sejumlah politisi di DPR. Peristiwa burukyang disesalkan banyak pihak ini dikhawatirkan bisa menganggu iklim investasi yang coba diperbaiki dan dibangunkembali oleh pemerintah.Kepala BIN Syamsir Siregar, misalnya,meyatakan ada pihak tertentu yang memprovokasi dan menunggangi aksi buruh.Demikian pula Menhan Juwono Sudasonomensinyalir dalam beberapa bulan terakhir memang ada pihak tertentu yangmau mencoba mengganggu keadaan. Diajuga mempertanyakan siapa yang mendanai kedatangan para buruh tersebut(Kompas, 5/5). Kapolri Jenderal Pol.Sutanto juga menyatakan aparatnya masihmenyelidiki hal tersebut.Pernyataan para pembantu presiden iniseakan menguatkan sinyalemen PresidenSusilo Bambang Yudhoyono tentang adanya pihak-pihak yang tidak ikhlas denganhasil pemilu 2004. Yudhoyono yang kala ituberada di Yordania dengan sangat hati-hatimeminta pihak-pihak yang tidak ikhlas itutidak mengorbankan kepentingan rakyatyang lebih luas, yakni upaya untuk menarikinvestasi. (Republika, 5/5).Kendati dibantah, pernyataan ini sempat memicu kritik keras di dalam negeri.Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno menilai tudingan itu sangat spekulatifdan ngawur. Ketua MPR Hidayat Nurwahid berpendapat apa yang diungkapkanpresiden itu tidak beralasan dan terlalujauh. Namun dia bisa memahami kekecewaaan presiden atas apa yang terjadi.“Presiden sedang berupaya keras menarikinvestasi, tiba-tiba ada aksi buruh yangsedemikian (rusuh) itu,” paparnya.Mantan Ketua MPR Amien Rais yangjuga mantan kandidat presiden padaPemilu 2004 ikut angkat bicara. Diamenilai, kecurigaan adanya kelompokyang belum mau menerima hasil Pemilu2004 di balik berbagai unjuk rasa buruhsebagai hal yang sudah kuno dan tidaklebih dari imajinasi Presiden Yudhoyono.“Kegaduhan buruh itu tidak ada urusandengan kepuasan atau tidak soal pemilu2004. Itu sudah kuno,” tandasnya.Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadijuga menyesalkan komentar presidentersebut. Sebab menurutnya, pernyataanitu justru hanya memunculkan masalahbaru yang lebih runyam. “Saya inginpemerintah bertindak bijaksana. Tidakperlu berkomentar jika tidak perlu,”ujarnya saat menerima delegasi KSPSI dikantornya. Polemik agaknya masih akanberlanjut dan buruh pun masih harus terusberjuang. ■ SP