Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 14
P. 55


                                    (BERITA WAWANCARA)BERITAINDONESIA, 1 Juni 2006 55langkah yang akan diambil dalammenyikapi dan menyiasati masalahtersebut?Soal pos-pos pengaman di daerah danpulau di perbatasan sudah ada. Tapi perluditambah. Misalnya di Papua, luas danposnya memang harus ditambah. Sepertipos-pos yang ada di wilayah Kalimantan,kendaraan darat tidak bisa masuk. Tapikita melakukan berbagai upaya agar tidakketinggalan dengan negara lain dalammengklaim pulau di perbatasan. Sekarangsedang direncanakan oleh Rencana UmumTata Ruang Nasional, yang dikoordinasikan oleh BKTRN (Badan Koordinasi TataRuang Nasional) yang diketuai MenkoPerekonomian.Memang ada masalah anggaran. Tapiada upaya normatif dari pemerintah untukmengatasi masalah tersebut. Dan kitajangan beranggapan dengan keterbatasananggaran dan tidak ada uang lalu tidakbekerja. Bukan itu yang dilakukan. Jadipos-pos di perbatasan itu tetap ada dansifatnya dinamis. Nanti kita akan lakukanpergantian dengan melihat urgensinyadengan pos-pos di daerah lain. Tentunyahal itu juga melibatkan masyarakat setempat. Dengan menempatkan TNI AL itusebuah langkah yang dilakukan pemerintah. Juga termasuk aparat teritorial.Apa yang menjadi pedoman dalammenentukan jauhnya garis perbatasan dengan wilayah tetangga?Untuk menentukan batas terluar itusudah ketentuan internasional ya denganbase buoy tadi. Jadi garis-garis perbatasanantar pulau disambung-sambungkan satutitik dengan titik yang lainnya. Jadi tidakdengan menghitung berapa jauhnya titikitu dari ujung daratan sebuah pulau. Sebabpulau-pulau itu kan tidak segaris lurus,melainkan seperti gergaji dan tidak beraturan. Dalam hal ini, kita bekerjasamadengan negara tetangga. Mengenai basebuoy itu ada sedikit kendala denganSingapura, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Memang ada tarik menarik dengannegara tetangga. Tapi mayoritas sudahselesai. Karena pulau-pulau itu bentuknyatidak garis lurus maka menarik garisnyatidak persis sama.Kita mempunyai garis yang namanyalandas kontinen, dan itu berbeda dengangaris Zona Ekonomi Eksklusif. DenganMalaysia memang tadinya ada kendalatapi sekarang sudah ada garis batas yangpasti. Sesungguhnya kita yang lebih kuatdari mereka.Kita yakin bahwa kasus Ambalat tidakakan sama dengan kasus Sipadan danLigitan. Karena bukti-bukti kepemilikianyang kita miliki lebih kuat. Kita tetap tegasdengan prinsip sebagai negara kepulauan.Sementara mereka bukan.Jadi mereka dalam pengaturan hukumnya berbeda dengan kita. Kita sudah diakuiinternasional, tetapi tetap perlu kesepakatan bersama. datanya sudah kuat.Mungkin yang paling berpeluang menimbulkan konflik itu perbatasan denganFilipina. Karena mereka merasa wilayahairnya berada dalam pulau kita. Artinya,kita hanya punya pulau, tetapi wilayahairnya dia yang punya. Itu tidak masukakal.Dengan anggaran terbatas, bagaimana upaya Dephan dalam meningkatkan keamanan wilayah? Apakonsep pertahanan wilayah yangditerapkan oleh Dephan?Di Direktorat Kebijakan Strategi adasebuah tim yang menganalisa ancamandan sebagainya, termasuk merencanakanpengadaan Alutsista apa saja yang harusdibeli. Ilmunya canggih sekali, cuma yangjadi kendala adalah dana anggaran yangkurang. Sebenarnya kita sudah punyaanalisa, kalau kebutuhan seperti ini,ancamannya seperti ini, maka kebutuhanidealnya seperti ini. Ada juga kebutuhanoptimal.Kebutuhan ideal itu untuk menghadapiancaman, baik yang potensial maupunyang aktual. Sementara, kebutuhan optimal itu untuk menghadapi ancaman yangaktual saja. Lalu ada lagi yang namanyakebutuhan minimal, yang artinya menyesuaikan anggaran yang terbatas itu.Kalau kita melihat anggaran pertahanankita sekarang ini, kita hanya mendapatkananggaran Rp 27 triliun, sedangkan kebutuhan kita adalah sebesar Rp 56 triliun.Dari anggaran tersebut maka ada minimum essential cost. Kekuatan esensi minimum, baik matra darat, matra laut maupun matra udara.Memang dana sangat menentukan.Maka untuk pengadaan Alutsista itu harusmempertimbangkan minimum essentialcost. Lalu, jika yang maksimal, ideal,maupun minimal tidak bisa, maka adayang namanya capability indent, yaitupengembangan kekuatan yang menuju kearah minimal tapi tanpa melepaskan arahbahwa di sana nanti ada kebutuhan yangideal.Kita juga mempertimbangkan danatanggap kedaruratan. Pengalaman Aceh,tanpa ada alat angkut yang memadai untukaspek laut, udara maupun darat dalammenghadapi bencana tsunami itu ternyatakita kewalahan. Jadi kita harus jugamemperkuat daya angkut.Kemudian berikutnya adalah kemampuan dalam negeri, artinya mendayagunakan industri dalam negeri. Bagaimana memanfaatkan hasil produksidalam negeri. Kita mempunyai kebijakanbahwa sedapat mungkin menggunakanindustri dalam negeri yang lebih murah,lebih aman dan lebih bisa dipertahankan. Contohnya, sekarang senapanringan kita memakai produksi PTPindad.Harapannya tahun 2020 itu semuaAlutsista militer kita dari dalam negeri,sedangkan untuk teknologi yang lebihcanggih ada alih teknologi. ■ RH, SBMengingat wilayah perbatasan ituterlalu luas tentunya sangat rentandengan keluar masuknya teroris.Bagaimana upaya Dephan dalam halini?Masalah teroris tidak persis sama dengan masalah illegal logging, illegal mining, illegal fishing, penyelundupan, sertanarkoba. Caranya menangani juga bedabeda. Illegal fishing, illegal logging, illegal mining itu sesuatu yang ilegal, tetapiteroris itu organize crime. Mereka punyajaringan, punya tempat latihan, punyakaderisasi dan ideologi. Jadi penanganannya jelas beda.Di negara kita untuk penanganan terorisme itu yang dikedepankan adalahpolisi. Yang mengetahui perkembanganpenanganan terorisme itu adalah polisi.Tentara dan instansi lain hanya membantu. Memang harus dipikirkan tentangaturan-aturan tata kerja dan ruang kewenangan di antara semua stakeholder.Mestinya harus ada sinkronisasi. Agardalam bekerja mereka lebih terkoordinasi.B • I • O • D • A • T • ANama : Dadi SusantoPangkat : Mayjen TNILahir : Salatiga, 04-11-1950Suku Bangsa : JawaAgama : KatholikAlamat : Perum Griya Tugu Asri Blok A6No. 9 Kelapa Dua Depok.Riwayat Pendidikan:Umum: SD Tahun 1962 • SMP Tahun 1965 • SMATahun 1968Militer: Susarcab Art Tahun 1973 • Sus BahasaEnglish Tahun 1975 • Suspa turbak ArhanudTahun 1977 • Sus/Tar Simulator Tahun 1980 • Grade-3 Tactics & Staff Tahun 1980 • Adadac(USA) Tahun 1982 • Suslapa Arhanud Tahun1982 • Raider Management (Art) Tahun 1985 • Junior Crisis Management (USA) Tahun 1985 • Seskoad Tahun 1988 • Senior Crisis Management (USA) Tahun 2001 • Lemhanas Tahun 2002Riwayat Pangkat: Letda Tahun 1972 • LettuTahun 1975 • Kapten Tahun 1978 • Mayor Tahun1984 • Letkol Tahun 1989 • Kolonel Tahun 1992 • Brigjen TNI Tahun 1998 • Mayjen TNI Tahun2003
                                
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59