Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 48
BERITA KHUSUS48 BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006dirawat di rumah sakit. Berbicara kepadamereka, menyampaikan empati dan ikutprihatin serta meneguhkan semangatmereka untuk tetap tabah dan bersabarmenghadapi cobaan ini.Presiden juga memerintahkan menteriterkait segera melakukan tanggap darurat. Mengevakuasi para korban danmembantu mengatasi kehidupan mereka.“Utamakan perawatan dan pengobatanyang luka, evakuasi dan pemakaman bagijenazah yang meninggal. Menteri haruspastikan rumah sakit dan penampunganpunya fasilitas cukup, penerangan operasi, obat-obatan, dokter, termasukmakanan dokter,” kata Presiden.Yudhoyono bahkan untuk sementaramemindahkan kantornya dari Jakarta keGedung Agung, Yogyakarta. Karena Presiden ingin melihat sendiri bagaimanakoordinasi penanganan bencana sertasinergi yang terjadi antara pemerintahpusat, pemerintah daerah dan aparatTNI. “Presiden ingin memastikan sendirikalau sistem itu bekerja,” ujar jurubicaraPresiden, Andi Malarangeng.Wapres Jusuf Kalla selaku KepalaBadan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan PenangananPengungsi (Bakornas PBP) menggelarrapat di kediamannya. Diputuskan,pemerintah akan mengalokasikan danaRp 1 triliun untuk rekonstruksi danrehabilitasi pascagempa. Pada tiga bulanpertama akan dikucurkan dana tanggapdarurat sebesar Rp 75 miliar. Danatersebut diambil dari pos APBN 2006 danbantuan asing untuk kebutuhan pemulihan wilayah terkena gempa selamasatu tahun.Panglima TNI Marsekal TNI DjokoSuyanto pun segera memerintahkanprajurit TNI termasuk para Taruna Akademi Militer Magelang membantu parakorban. Bersama para relawan merekabergotong royong bahu membahu mencari dan mengevakuasi para korban darireruntuhan bangunan.Yang memprihatinkan, sampai harikedua masih ada korban yang belummendapat bantuan. Seperti warga desaJetis mengaku tak ada bantuan. Diabersama isteri dan anak serta cucunyaterpaksa berteduh dari guyuran hujanhanya dengan mantel plastik seadanya.Sementara perut mereka hanya diisidengan rebusan singkong dan daunsingkong yang diperoleh dari halamanrumah. Kedengarannya ini agak ironisdan seakan tak masuk akal, karena lokasiini hanya berjarak sekitar 6 km dari kotaYogyakarta.Terhadap adanya keluhan warga tersebut, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyahmengaku bantuan sudah dikirim sampaidi kecamatan. Dia berjanji akan mengecek langsung penyaluran bantuantersebut.Bencana gempa ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa. Tapi juga menyisakan penderitaan bagi warga masyarakat yang kehilangan tempat tinggalnya. Puluhan ribu rumah harus dibangun. Sementara sebagian besar masyarakat dalam kondisi ekonomi yanglemah.Bantuan dari pemerintah daerah,pemerintah pusat dan bahkan dari luarnegeri memang sudah mulai berdatangan. Namun ke depan yang perlumendapat perhatian adalah agar bantuantersebut benar-benar sampai kepada yangberhak dan membutuhkan. Terutamabagi warga masyarakat yang praktis tidakmemiliki rumah lagi.Da’i kondang, AA Gymnastiar dalamkhotbahnya yang disiarkan langsungRCTI Minggu (28/5) juga menyinggungbencana gempa yang terjadi di Yogyakarta. Menurutnya, sebagai negeri yangsebagian wilayahnya rawan gempa, Pemerintah seyogyanya menyosialisasikepada masyarakat bagaimana mengantisipasi bencana tersebut. Bagaimanacara menyelamatkan diri bila terjadigempa. Termasuk pula bagaimana membangun rumah yang tahan gempa.Dia juga berpendapat, pemerintahperlu belajar dari Jepang, negara yangjuga rawan terhadap gempa. Sehinggaberdasarkan pengalaman mereka, bisadiperoleh masukan-masukan untukmengantisipasi dan mengatasi kemungkinan terjadinya gempa di waktu-waktumendatang. ■ SP

