Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 16
P. 42


                                    42 BERITAINDONESIA, 6 Juli 2006BERITA EKONOMIUtang ini akan segera bertambahlagi sebesar 3,7 miliar dolar ASdengan adanya kesepakatandalam Pertemuan ke-15 Consultative Group on Indonesiaatau CGI yang berlangsung diGedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu14/6/2006. Penawaran ini disambuthangat pemerintah sebagai sebuah kepercayaan luar negeri dan akan segeramemutuskannya dalam sidang kabinetdan DPR.Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Boediono dalam konferensipers seusai pertemuan, CGI menawarkanpaket pinjaman dan hibah senilai 5,4miliar dollar AS untuk tahun 2006.Sebanyak 3,9 miliar dollar AS akandiserap melalui APBN (sebesar 3,7 miliarpinjaman dan 200 juta dolar hibah),sedangkan 1,5 miliar dollar AS dihibahkanlangsung ke masyarakat sehingga berstatus nonbudgeter.Hal ini kembali memantik kontroversimengenai persoalan utang luar negeri.Berbagai kalangan sebagaimana dieksposmedia massa nasional, menjelang dansesudah pertemuan CGI tersebut, menyuarakan penolakannya atas utang barutersebut. Tapi pemerintah tetap bergeming. Tampaknya pemerintah tidakmemiliki kemampuan menciptakan alternatif terbaik sehingga mengambil jalanmudah untuk mengatasi defisit APBN2006. Jalan mudah itu adalah utang.Republik utang terus, gali lobang tutuplobang terus.Memang, diperkirakan defisit APBN2006 akan membengkak dari target awal0,7 persen terhadap produk domestikbruto atau PDB menjadi 1,5 persen diakhir tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (14/6),mengatakan PDB tahun 2006 ditetapkansebesar Rp 3.040,7 triliun. “Dengandemikian, akan ada penambahan defisitanggaran dari Rp 21,28 triliun menjadisekitar Rp 45,61 triliun,” katanya.Tren kenaikan defisit anggaran itu,menurut Sri Mulyani, disebabkan tambahan belanja pemerintah, antara lainuntuk luncuran program dari tahunanggaran 2005, peningkatan anggaranpendidikan, subsidi listrik, pembayaranbunga utang, dan kebutuhan rekonstruksidi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pembiayaan defisit itu, katanya, berasal daripinjaman luar negeri, baik melalui mekanisme CGI (Consultative Groups on Indonesia) dan non-CGI atau penerbitansurat utang negara.Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)Koalisi Anti Utang (KAU) bersuara sistematis menolak utang itu. Bahkan saatPertemuan CGI berlangsung merekaberdemonstrasi dengan berbagai orasiyang intinya menolak kebijakan pemerintah menggali utang lagi.Sebelumnya, Revrisond Baswir, DewanPakar Koalisi Anti Utang di Harian Republika, Edisi Senin, 17 April 2006,menulis sejarah kebangsaan Indonesiayang tidak dapat dipisahkan dari kehadiran utang luar negeri. “Sama sepertikorupsi, dapat disaksikan betapa sudahsangat membudayanya kebiasaan berutang di Indonesia. Jangan-jangan Republik Indonesia memang pantas untukdinobatkan sebagai Republik Utang?”Sebelum kesepakatan pinjaman dalamPertemuan ke-15 CGI, utang Republik InRepublik Utang Te Salah satu kehendak indah reformasi adalah agar Republik Indonesia menghentikan ketergantunganpada utang. Tapi kenyataan dalam delapan tahun reformasi, utang republik terus bertambah malahmakin berlipat ganda dari Rp 513 triliun tahun 1998 menjadi Rp 1.371 triliun saat ini. Jika dibagijumlah penduduk 240 juta, maka Indonesia memikul utang sebesar Rp 5,7 juta per kepala.Mantan Presiden BJ Habibie Mantan Presiden HM Soeharto Mantan Presiden SoekarnoFOTO- FOTO REPRO, DOK.TI
                                
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46