Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 16
P. 44


                                    44 BERITAINDONESIA, 6 Juli 2006BERITA EKONOMIdolar AS dari utang yang ditinggalkanBung Karno sebesar 6,3 miliar dolar AS,saat ini (Maret 2006) malah sudah mencapai 78 miliar dolar AS atau dalamdelapan tahun naik sebesar 24 miliardolar AS. Ditambah lagi dengan utangdalam negeri yang muncul sejak 1998sebesar Rp 630 triliun. Jadi utang Republik Indonesia saat ini mencapai Rp1.371 triliun yakni Rp 741 triliun utangluar negeri (kurs Rp 9.500 per dolar AS)dan Rp 630 triliun utang dalam negeri.Habibie yang memerintah kurang daridua tahun mencapai rekor menambahutang luar negeri Indonesia sebesar 23miliar dollar AS dari 54 miliar dolar ASmenjadi 77 miliar dolar AS.Dengan ketagihan berutang itu, sangatmudah dimengerti bila kebijakan politikdan ekonomi Indonesia sangat mudahdiintervensi oleh pihak asing. Bung Karnoyang semula juga mengandalkan utang,ketika merasakan beberapa kali intervensi asing (Barat), di antaranya, AS mengaitkan pencairan pinjaman berikutnyadengan tuntutan untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia yang kemudiandisusul maraknya demonstrasi menentang pelaksanaan program stabilisasi IMFdi tanah air, berteriak mengecam utangluar negeri dan menentang AS denganpernyataan: “Go to hell with your aid.”Sekarang pernyataan terkenal itu,tampaknya masih makin redup. Kini,pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden pertama pilihan rakyatsecara langsung, masih meneruskankegemaran berutang itu. Dengan kesepakatan dalam Pertemuan CGI tersebut di atas, tahun ini utang luarnegeri akan bertambah lagi sebesar 3,7miliar dolar.Tajuk Kompas Edisi 15 Juni 2006, jugamenyoroti peliknya persoalan utang itu.Banyak pihak berpendapat agar kitajangan lagi berutang karena masalahutang inilah yang membawa negeriterperosok ke dalam krisis yang begitudalam. Hingga delapan tahun reformasiberjalan, kita belum juga mampu keluardari situasi serba krisis. Meskipun pahitdan pasti terasa berat, saatnya kitasebagai bangsa untuk mandiri, berdiri diatas kemampuan sendiri.Kompas mengibaratkan kita menghadapi buah simalakama. Pada era OrdeBaru yang dengan kemampuan terbatasbegitu gencar melakukan pembangunandan meraih pertumbuhan ekonomi tinggi,harus ditopang oleh pendanaan luarnegeri. Sepanjang penghitungan danpengelolaannya benar, sebenarnya berutang itu bukanlah dosa.Persoalannya muncul ketika utangtidak diaplikasikan untuk proyek pembangunan yang benar. Komitmen utangdibiarkan menggantung sehingga negaraharus membayar commitment fee, sementara pembangunannya sendiri tidakdirasakan manfaatnya oleh masyarakat.Beban semakin bertambah ketika ternyata pelaksanaan proyek yang berasaldari utang itu sarat dengan praktikkorupsi.Pertemuan CGI sekarang ini, menurutKompas, menjadi ironis kalau kemudianhanya dipakai untuk menggantikan utanglama agar tidak membebani dalamurusan bunga. Istilah keuangan yangumum dipakai, pertemuan CGI lebih akandipakai untuk refinancing, alias galilobang tutup lobang. Saatnya bangsa iniharus berusaha mandiri, berdiri di ataskemampuan sendiri. ■ CRSKEBUTUHAN PEMBIAYAAN APBN 2006■ Kebutuhan Pembiayaan APBN 2006 : 16,7-17 miliar dollar AS■ Sumber pembiayaan dalam negeri : 12-12,3 miliar dollar AS■ Kekurangan : 4,4-4,7 miliar dollar AS■ Sumber pembiayaan dari CGI (pinjaman dan hibah) : 3,9 miliar dollar AS■ Kekurangan : 0,5-0,8 miliar dollar AS■ Pembiayaan Luar Negeri Non-CGI : 0,4-0,5 miliar dollar ASForum Pertemuan CGI
                                
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48