Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006BERITA KHASAssociation of Stated Hightway Test Organization) karena teknik pemadatanaspal di lapangan terbang menggunakanstandarisasi AASHTO sesuai standarisasiCBR (California Bearing Ratio),” kataseorang pengusaha kontraktor di SimpangTiga Tarakan kepada Berita Indonesia.Menurut kontraktor yang enggandisebut namanya, yang dialami BandaraJuwata Tarakan sebaiknya disikapi denganbijak, tidak perlu membuat polemik,.Karena usianya yang sudah hampir sepuluh tahun tidak pernah di overlaysehingga konstruksinya kelelahan.“Karena rapuh, landasan pacu perlahanlahan kemasukan air yang akhirnyamerusak daya lekat pada permukaan,”katanya menanggapi pernyataan Dedy NurHidayat dari Direktorat KeselamatanUdara dan Teknik Bandara DepertemenPerhubungan. “Landasan pacu itu sawah, sehingga airbisa tergenang. Dan perlu diketahui, masaberlakunya konstruksi sesuai UndangUndang Konstruksi RI selama tiga puluhtahun. Jadi, jika terjadi fatal proyek, adatiga penanggung jawab. Perencanaankonsultan atau dinas teknik . Pengawasandari dinas pengawas instansi tersebut danPelaksana dari kontraktor yang melaksanakan proyek. Sekarang, tinggal melihatkasusnya. Apabila pekerjaan tersebutdilaksanakan sesuai bestek (syarat teknik)dan gambar maka bukanlah kesalahankontraktor, tetapi masih terjadi fatalproyek, maka jatuh menjadi tanggungjawab perencanaan dan pengawasan”,katanyaPelaksana Tugas Kepala BandaraJuwata Tarakan, H Husni Djau yanghendak dikonfirmasi menolak memberikan keterangan Sudiharmanto seorang stafTeknik Umum Bandara Juwata Tarakanyang diperintahkan menemui media inimenjelaskan, timbulnya kerusakan padalandasan pacu lapangan terbang JuwataTarakan karena faktor usia. “Sudah hampir 10 tahun runway (landasan pacu) tidakdi overlay (lapis ulang) Terakhir dilakukantahun 1997. Padahal, idealnya setiap 5tahun sekali harus dilapis ulang untukmeningkatkan daya dukung landasan,”katanya.Dijelaskan, bahwa arus lalu lintaspenerbangan di bandara yang terletak diwilayah perbatasan RI – Sabah MalaysiaTimur ini tiap hari cukup padat, sepertipesawat terbang Mandala, Kartika danBatavia jenis Boeing 737 seri 200 –pesawat terbang Citilink Garuda jenis 737seri 300, Trigana– DAS– MAF, Borneo AirTransport, belum lagi pesawat-pesawatun-schudle seperti Hercules F27 CN325,Kasa dan Nomad.Sudiharmanto, menolak kalau dikatakan pembangunan Bandara JuwataTarakan terkesan asal jadi. “Saya melihatsemua dilaksanakan sudah memenuhistandar. Khusus untuk landasan pacupengerjaan lapis ulang akan dilakukansekitar bulan Juli – Agustus depan. Bukankarena adanya kerusakan, tetapi sudahdirencanakan”, katanya. Sementara rencana peningkatan Bandara Juwata Tarakanakan dikerjakan tahun 2007. “Landasanpacu yang ada sekarang panjang keseluruhannya baru 1850 meter. Kami akanmelakukan rehab sepanjang 1650 meterdulu, sedangkan sisanya 200 meter, akandikerjakan tahun 2007. Kemudian, landasan pacu akan ditambah lagi panjangnya400 meter dengan lebar 30 meter ke arahlaut, dengan demikian nantinya mampudidarati pesawat jenis Boeing 737 dari seri200 – 500,” katanya. Ya, semoga sajakeselamatan penumpang tetap menjadiperhatian utama. (SLP)Menyediakan Solusi Transportasi Hemat EnergiMenyongsong partisipasipemerintah dalam reorganisasipembangunan perkeretaapian,dimana Kereta Api Komuter Kereta Api Komutermenjadi tulang punggungsistem transportasi massalyang bebas macet.Faktor : KRDE Jogyakarta-SoloBeroperasi 600 Km /per hariMembawa penumpang 2600 orang penumpang/per hariOkupansi penumpang : 102 %/per hariKonsumsi BBM (solar) : 102 liter/rite atau 1020 liter/per hariMobil Pribadi 8 Penumpang Bus 50 Penumpang KRDE 260 Penumpang16.250 Liter 6.240 Liter 1.020 LiterData Survey: Transportasi Yogyakarta-Solo
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32