Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 31


                                    BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006 31(BERITA EKONOMI) BERITA EKONOMI ( )Hasilnya, sebagaimana sudahdikutip hampir oleh semuamedia massa, CGI sepakatmenambahkan hutang kepadaIndonesia selama tahun 2006ini sebesar 5,4 miliar dollarAS. Dana itu, 3,9 miliar dollar AS akanmasuk melalui jalur APBN, sisanya 1,3-1,5milliar dollar AS non-APBN ataudidonasikan langsung ke masyarakat.Berbeda dengan sidang sebelumnyaketika masih bernama IGGI, dimana persbiasanya kritis terhadap lembaga yangdipimpin oleh Belanda itu, pada sidangCGI kali ini pers terlihat kurang pedulibahwa kesepakatan baru ini tak lebih daripermufakatan bersama untuk semakinmenjerumuskan Indonesia ke lembahnegeri hutang yang semakin dalam.Karenanya, tak mengherankan kalaupemerintah melalui Menteri Keuangan SriMulyani Indrawati baru menyampaikanperubahan asumsi APBN-Perubahan (P)2006 setelah Indonesia berhasil memintaminta hutang kepada CGI. Srimemastikan ada banyak perubahan padaasumsi makroekonomi, serta padabesaran penerimaan, belanja, danpembiayaan pada UU No. 13 Tahun 2005tentang APBN 2006.“Dalam APBN-P akan banyak sekaliyang berubah. Nanti akan saya ajukan keDPR pada bulan Juli 2006,” ini, adalahpernyataan Sri kepada Kompas (10/6),atau beberapa hari sebelum sidang CGI.Sri berbicara tanpa merinci detil apaperubahan dimaksud. Saat itu ia hanyaberjanji akan menyampaikan usulanAPBN-P 2006 ke DPR pada hari Sabtu, 8Juli.Akan tetapi jauh sebelum waktupemenuhan janji menyampaikan notaperubahan APBN 2006 tiba, beberapahari usai sidang CGI, atau tepatnya padahari Rabu (21/6) Sri sudah berbicarakepada anggota Panitia Anggaran DPR. Digedung rakyat ini ia membeberkan asumsimakro usulan pemerintah APBN-P 2006,bersama RAPBN 2007.Sri yang didampingi Gubernur BIBurhanuddin Abdullah, dan MennegPPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta,saat itu memiliki agenda bertemu DPRuntuk membahas laporan dan pengesahanhasil tiga panitia kerja dalam rangkapembahasan Rencana Kerja Pemerintah(RKP) 2007.Revisi Versi CGIAsumsi makro usulan baru pemerintahadalah, pertumbuhan ekonomi 5,9%,inflasi 8%, SBI tiga bulan 12%, nilai tukarrupiah Rp 9.300/dollar AS, harga minyakper barrel 62 dollar AS, produksi minyak1 juta barrel/hari, dan defisit 1,4% dariPDB atau total Rp 42,4 triliun.Sebelumnya, dalam APBN 2006 asumsipertumbuhan ekonomi dipatok 6,2%,inflasi 8%, SBI tiga bulan 9,5%, nilai tukarrupiah Rp 9.000 per satu dollar AS, hargaminyak per barrel 57 dollar AS, produksiminyak per tahun 1,05 juta barrel, dandefisit 0,7% dari PDB.Sri menambahkan, pendapatan negaraikut berubah dari Rp 625,2 triliun (APBN)menjadi Rp 647,4 triliun (APBN-P), sertabelanja negara dari Rp 647,7 triliunmenjadi Rp 689,8 triliun. Kenaikanpendapatan ini antara lain dipasok olehmeningkatnya pendapatan perpajakan,dari Rp 416 triliun menjadi Rp 423,35triliun. Pemerintah juga akan menarikpinjaman luar negeri Rp 35,1 triliun, atausetara 3,5 miliar dollar AS (kurs Rp9.900), terdiri pinjaman program Rp 9,9triliun dan pinjaman proyek Rp 25,5triliun.Jauhi atau Dekati Realitas?Perubahan pada asumsi makroekonomiberusaha menuju realitas lapangan.Harga minyak mentah dunia, misalnya,terus saja bergerak naik, dan pada minggukedua Juni 2006 sudah sampai padaangka 72 dollar AS per barel. Dampakfluktuasi dan tingginya harga energi, sertaketimpangan global masih terasa dansemakin melebar.Demikian pula dengan suku-bungaBank Indonesia (SBI), yang diharapkansemakin turun, nyata-nya tetap sajabertengger pada angka 12,50% palingtidak sampai Juni 2006 lalu. Posisibertahan SBI ini terkait fenomenakenaikan suku bunga di hampir semuanegara maju, serta tekanan inflasi didalam negeri yang belum bisa terkendalisepenuhnya. Pada bulan Juli 2005 SBIpernah berada di level 8,5%.Pemerintah mematok harus adapeningkatan pendapatan perpajak-antahun ini. Padahal untuk me-menuhi target penerimaan pajak dalam APBN 2006saja dikhawatirkan tak terpenuhi.Pasalnya, beberapa korporasi pembayarpajak yang besar mengalami kemunduranusaha terutama di sektor manufaktur,yang belakangan ini per-tumbuhannyasangat rendah.Rupiah yang cenderung bergerak di atasRp 9.900 per satu dollar AS turut memberikan tekanan yang kuat terhadapAPBN 2006. Nilai tukar rupiah terusberfluktuasi dan belum beranjak dariangka yang sempat anjlok tajam dalambeberapa bulan terakhir. Demikian pulaindeks harga saham gabungan (IHSG),terpangkas hingga 20 persen hanya dalamsebulan.Inflasi tahun 2006 yang semula diharapkan satu digit nyatanya mencapai0,36% pada bulan Mei, atau naik 0,05%dibanding bulan sebelumnya April 2006,atau dibanding periode sama Mei tahun2005 yang hanya 0,21%. Salah satupemicu kenaikan inflasi adalah peristiwagempa bumi di Yogyakarta dan JawaTengah 27 Mei 2006. ■ HT/AMFOTO- FOTO REPRO, DOK.TI, WILSON EDWARDUSULAN BARU APBN-P 2006Sebagai peristiwa rutin tahunan, sidang ke-15 Consultative Group on Indonesia (CGI) yang berlangsung di Jakarta Rabu (14/6) tetap mendapatkanperhatian penuh dari pers Indonesia. CGI adalah sebuah kelompok pemberipinjaman kepada Indonesia.Menkeu Sri Mulyani : Dalam APBN-Pakanbanyak sekali yang berubah.
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35