Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 43


                                    (BERITA NASIONAL)BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006 43Pasalnya, hubungan Indonesia– Australiasempat terganggu. Itu berawal dari diberikannya visa tinggal sementara terhadap 42 warga negara Indonesia pemintasuaka asal Papua oleh pemerintah negerikangguru itu di bulan Maret 2006 lalu.Pemerintah Indonesia tentu saja sangatkecewa dan melakukan protes keras. Apalagi mereka yang meminta suaka itu tidakdalam status bermasalah dan tidak dikejarkejar pihak aparat. Presiden SBY bahkansempat memanggil pulang Dubes HamzahThayeb dari posnya di Canberra. Sebabtindakan pemerintah Australia itu dinilaitidak menunjukkan sikap saling menghormati negara yang berdaulat. Juga bisadianggap mencampuri urusan dalam negeri dan mengusik kedaulatan Indonesia.Langkah yang diambil pemerintah Indonesia sangat beralasan. Terlebih menengok pengalaman kebelakang dalamkasus Timor Timur yang kini menjadiTimor Leste. Australia yang sebelumnyamendukung berintegrasinya bekas jajahanPortugal itu menjadi bagian dari negarakesatuan RI dengan mudahnya berbaliksikap.Hubungan kedua negara bertetangga inipun menjadi tidak nyaman. Padahalkeduanya punya banyak kepentingan,termasuk di bidang ekonomi, perdagangandan investasi. Bahkan sampai ke soalpenanggulangan ancaman terorisme.Mungkin menyadari “kekeliruannya”,Australia kemudian mengembangkankebijakan “Pacific Solusion”. Yakni dengantidak akan memberikan status apapun bagipencari suaka yang mencapai daratanAustralia. Kendati RUU Keimigrasian itumasih dalam perdebatan di Parlemen,Pemerintah Australia beberapa waktu lalutelah menolak kehadiran tiga WNI asalPapua yang mencapai Australia melaluiPapua Nugini.Menulis SuratUpaya menjernihkan hubungan bilateralini dilakukan melalui berbagai pendekatan. Diantaranya dengan mengirimkanutusan khusus, menugaskan Menlu danterakhir melalui korespondensi. JohnHoward yang pertama berinsiatif menulissurat kepada Presiden SBY tanggal 14 Juniß, sehari setelah pembebasan Ba’asyir.Surat itu dibalas SBY tanggal 21 Juni.Berikutnya Howard kembali mengirimsurat kepada SBY tanggal 24 Juni yangberlanjut dengan pertemuan di Batam.’“Australia menghormati kedaulatandan integritas wilayah Indonesia, termasuk atas Papua. Australia tidak mendukung separatisme dan gerakan pemisahan diri di Indonesia. Pemerintahansaya tidak ingin melihat Australia menjadibasis untuk gerakan separatis dan pemisahan diri dari Indonesia,” tegas Howard dalam jumpa pers bersama PresidenSBY seusai melakukan pembicaraan empatmata. ( Kompas, 27/6 ).Howard mengakui, Australia dan Indonesia adalah dua negara bertetangga yangharus saling menghormati dan keduanegara memiliki hubungan bilateral yangkukuh. Meski Indonesia dan Australiaadalah dua negara yang berbeda, namunkeduanya memiliki masa kini dan masadepan yang sama. Sehingga diperlukansuatu fundamenal yang kukuh untukmeningkatkan hubungan kedua negara dimasa depan. “Kita terus melangkah majumeski muncul berbagai kemelut dan salahpengertian. Kita harus memanfaatkanpeluang yang ada ini selamanya,” ujarnya.Kepada rekannya, Presiden SBY meyakinkan bahwa upaya memberantasterorisme menjadi prioritas utama Indonesia. Saat ini sedikitnya 322 tersangkaterorisme yang ditangkap. Lima diantaranya telah dijatuhi hukuman mati termasuktiga pelaku utama dalam peristiwa BomBali I. Yakni Imam Samudra, Amrozi danAli Gufron. Aparat juga telah menewaskanlima pelaku pembuat bom, termasuk terorisme kelas kakap asal Malaysia Azharibin Husin.Terkait pembebasan Abu Bakar Ba’asyir,SBY menyatakan tidak perlu dipersoalkanlagi karena yang bersangkutan telahmenjalani masa tahanannya. “Pembebasan Ba’asyir tidak menurunkan usahaIndonesia dalam memberantas terorisme,”tegasnya.Kendati hubungan kedua negara telahkembali mencair, beberapa kalanganmeminta pemerintah untuk tidak lengah.Penegasan Howard mereka nilai bukansesuatu yang penting.Sebagai bangsa yang telah 60 tahunmerdeka, Indonesia tidak perlu mengandalkan dukungan atas kedaulatannegara. Justru yang terpenting adalahmenciptakan stabilitas dan kesejahteraandi dalam negeri dengan membangunkekompakan, kebersamaan dan persatuansemua elemen bangsa. Sehingga bangsaini menjadi kuat, dihargai dan diperhitungkan masyarakat dunia. ■ SPMerajut Persahabatan di BatamPresiden Susilo BambangYudhoyono dan PM JohnHoward akhirnya bertemu.Kedua pemimpin bersepakatmerajut hubungan dan kerjasama yang lebih efektif.BERITA NASIONAL FOTO KOMPASSetelah direncanakan beberapa waktu,acara itu berhasil diwujudkan.Pertemuan duapemimpin, PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan PM JohnHoward digelar secara informal di NongsaPoint Marina, sebuah resort mewah diPulau Batam, Kepulauan Riau, Senin (26/6) lalu.Esensi dari pertemuan ini adalah dirajutnya kembali format kerja sama yang lebihefektif antara kedua bangsa dan negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM John Howard
                                
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47