Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 52


                                    BERITA KHUSUS52 BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006Para Korban UN 2006Meminta KeadilanPara siswa yang dinyatakan tidak lulus ujian nasional tingkat SLTA, mengakusangat kecewa karena kelulusannya hanya ditentukan oleh nilai ujian nasionalsaja. Padahal diantara mereka banyak siswa berprestasi bahkan telahditerima di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri tanpa tes. Haruskahlangkah mereka terhenti?Kekecewaan para siswa itu bukansekadar mereka lampiaskandengan air mata. Kompas, 22/6,memberitakan 4 siswa SMANegeri 10 Jakarta yang tidaklulus ujian nasional (UN) mencoba bunuh diri. Ini bukan lelucon, satuanak kedapatan menyayat pergelangantangannya dengan pisau silet. Yang laintelah mempersiapkan gelas dan sekalengobat pembasmi serangga. Satu murid lagimengalami stres berat dan mengulangulang ucapan “lebih baik aku mati.”Dari kejadian itu dapat tergambar,betapa sistem ujian nasional ini telahmerusak mental mereka yang tidak lulus.Padahal banyak diantara mereka tergolong siswa berprestasi karena nilaihariannya selalu masuk peringkat atas.Misalnya, Melati Mukti Pertiwai (17) siswaSMA Negeri 6 Jakarta Selatan yang dinyatakan tidak lulus ujian nasionalpadahal sejak kecil dia juara kelas. Selamadi SMA prestasi belajarnya juga cukupcemerlang. Bahkan dia telah ditawaribeasiswa untuk meneruskan studi di Australia dan Jerman karena kemampuanbahasa Jermannya sangat bagus.Bayu Taruna, siswa kelas III SMANegeri 71, Jakarta Timur. Sebelumnyaanak pasangan Eni dan Bambang PurwoSedono ini telah dinyatakan lulus seleksipenelusuran minat dan bakat (PMDK) diUniversitas Brawijaya, Malang FakultasTeknik Pertanian. Namun, langkahnya ituharus terhenti karena dia tidak lulus UN.Di Kabupaten Semarang, Alex Aridayang pernah menjadi juara OlimpiadeFisika se-Jawa Tengah juga tidak lulus.Nilai matematikanya hanya 3,00 padahaldia dikenal sebagai anak pintar dan selaluberada di peringkat I dan II di kelasnya.Dia juga sudah diterima di UniversitasNegeri SemarangMencari KeadilanKenyataan itu bukan saja memukulMelati, Bayu, Alex Arida dan siswa-siswaberprestasi lain, tapi juga kedua orangtuamereka. Wajar jika mereka lalu memintakeadilan. Sebab selama tiga tahun merekabelajar, seolah-olah tak ada artinya.Empati terhadap nasib mereka, berbagaikalangan mendesak Mendiknas agarmenggelar ujian nasional susulan. Merekamenilai, dijadikannya UN sebagai penentukelulusan telah mengorbankan hak asasipeserta didik dan mengingkari prinsipmulti kecerdasan.Rabu, 21/6 sejumlah orangtua muriddan siswa yang gagal UN berkumpul diInstitute for Education Reform Paramadina, Jakarta. Setelah melakukan testimoni, mereka bersama-sama menghadapKomisi X di Gedung DPR/MPR untuksegera mendesak pemerintah dalam halini Menteri Pendidikan Nasional untukmemutuskan adanya ujian ulangan.Mereka juga mendatangi Komnas HAM,menuntut agar ujian ulangan diadakandan kebijakan UN ditinjau kembali.Suara-suara lain menuntut agar DPRsegera membentuk tim independen untukmenginvestigasi apa yang sesungguhnyaterjadi di dalam penyelenggaraan UNsehingga banyak anak pintar tidak lulus.Selain itu, mereka juga mendatangiKomnas Anak, yang diterima langsungoleh Ketua Komnas Anak, Seto Mulyadi.Seto melihat, hasil UN ini merupakantragedi yang sangat memukul jiwa anak.Apalagi mereka sampai depresi, mentalnya down dan mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara-cara yang fatal. Jadi,pemerintah harus menseriusi tragedi ini.Tak ada UN UlanganNamun, apapun gejolak yang terjadi,pemerintah tetap menegaskan tidak adaujian nasional (UN) ulangan. BahkanWapres Jusuf Kalla menegaskan tidak adaUN ulangan karena akan merugikan siswayang lulus dan berdampak buruk terhadapmutu pendidikan nasional. Padahal adaatau tidaknya UN ulangan, bagi siswayang sudah lulus tidak banyak berpengaruh. Sebab UN ulangan hanya untuksiswa yang dinyatakan tidak lulus.Alternatif yang ditawarkan bagi siswaSLTA yang tidak lulus UN adalah mengikuti program kelompok belajar paket C.Jika mereka nanti lulus ujian paket C,maka bisa mengikuti seleksi penerimaanmahasiswa baru tahun ajaran 2006/2007.Untuk itu, Menteri Pendidikan Nasionalakan melayangkan surat kepada seluruhrektor perguruan tinggi, termasuk TNI,BERITA KHUSUS
                                
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56