Page 56 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 56
BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006 57(BERITA MEDIA)Ketika Piala Dunia 2006 di Jermanbaru bergulir, media massa bak menemukan tambang emas. Seperti pengalaman yang sudah-sudah, orang-orang akan membeli apa saja yang berbausepakbola. Karena itu, media cetakberlomba-lomba menyuguhkan laporan eksklusif tentang ajang Piala Dunia.Begitu pula media elektronik, karenaiklan-iklan yang mensponsori tayangansepakbola mereka akan membuatkantong mereka semakin gemuk.Yang beruntung memegang hak siareksklusif 64 pertandingan Piala Dunia2006 adalahSCTV. Karena itu, SCTV kemudianDua Miliar Untuk LogoMajalah Tempo edisi 25 Juni dalam duarubriknya, yakni Film dan Fotografi,mengetengahkan momen yang sama:sepakbola. Majalah ini menangkap trenyang sedang melanda seluruh dunia,termasuk pembacanya. Piala Dunia 2006yang tengah diselenggarakan di Jermanmemang tengah menjadi kiblat perhatianbolamania di seluruh dunia.Semua hal yang berbau sepakbolamemang menjadi tren dunia sebulanterakhir ini. Bahkan, pameran fotografiyang diselenggarakan sejak 9 Juni lalu diPusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut, Jakarta, khusus merekam jiwasepakbola di seluruh penjuru dunia.Pameran yang berlangsung sampai 8Juli itu merupakan karya para fotograferMagnum Photo. Berbagai foto unik tentang sepakbola disuguhkan kepada penikmat pameran.Sebuah foto karya fotografer legendarisHenri Cartier-Bresson misalnya, merekam momen langka tentang tiga pastormuda bermain sepakbola di halamansebuah seminari di Leinster, Irlandia. Fotoitu diberi judul Irlandia 1962. Suatu karyayang menunjukkan bahwa sepakbola telahmerambah wilayah-wilayah yang takterduga. Seminari itu misalnya.Sejumlah 50 foto dipamerkan di ajangtersebut dengan tema “Bahasa Bola”.Magnum Photo merupakan agensi bergengsi yang berpusat di Paris, Perancis.Foto-foto tersebut merupakan hasilseleksi dari 4.000 lembar foto karya 25fotografer agensi itu.Foto berjudul Iran 1998, memperlihatkan beberapa siswi SMA di Iranlengkap dengan kerudung panjang sedangPesta Akbar Tak Pernah BerakhirDemam sepakbola melanda dunia.Semua hal sebulan ini tak lepas darisepakbola. Dari fotografi sampai film.bermain sepakbola di halaman sekolah.Foto yang dijepret fotografer asal Iran,Abbas, menggambarkan sepakbola yangmelewati batas gender dan peraturan.Sementara itu, di rubrik Film, Tempolagi-lagi bercerita tentang sepakbola.Sejumlah film bertema sepakbola dibahas.Diantaranya yang berjudul Bend It LikeBeckham (2002), yang mengetengahkanseorang gadis keturunan India di Inggrisyang melanggar batas-batas tabu adatnyademi masuk liga sepakbola wanita.Menurut Tempo, film yang palingmenarik adalah The Other Final. Filmsemidokumenter ini digarap sutradaraBelanda John Kramer, yang terinspirasidari kegagalan tim nasional Belandamasuk Piala Dunia 2002. Film itumerekam pertandingan dua negara,Buthan (negara di kaki gunung Himalaya)dan Montserrat (Kepulauan Karibia),dimana keduanya adalah negara denganperingkat paling buncit dalam daftarFIFA.Film produksi 2004 itu mengisahkankemeriahan dua tim nasional yang adutanding. Film ini menggugah kesadaranbahwa sepakbola juga milik negaranegara yang nyaris tidak dikenal di petadunia persepakbolaan. ■ RHLogo Piala Dunia diklaimSCTV. Top Skor memilihmembayar dan barterpromosi.melayangkan sepucuk surat pemberitahuan kepada sejumlah mediauntuk tidak memasang logo PialaDunia 2006.Logo itu berbentuk empat bulatanwarna-warni saling menempel. Tigadiantaranya berwajah orang tersenyum. Bulatan paling bawah bergambar piala Jules Rimet denganwarna hitam, merah dan kuning.Seperti dilaporkan majalah Tempo,11 Juni 2006, isi surat itu menyatakanSCTV paling berhak menggunakanlogo, maskot dan trofi Piala Dunia. Jikaada pihak lain, baik langsung maupuntidak langsung, membuat iklan maupun pemberitaan dengan menggunakan logo resmi Piala Dunia 2006bersama-sama dengan logo produkatau perusahaannya, menurut SCTV,dianggap melanggar hukum.Pengumuman ini mengejutkan, karena RCTI yang empat tahun lalumemegang hak siar eksklusif PialaDunia pun tak menerapkan aturan itu.Salah satu yang kena tegur SCTVadalah tabloid Bola. Tabloid ini padaDesember lalu memuat iklan yangdisandingkan dengan logo Piala Dunia.Namun menurut Pemred Bola, IanSitumorang, media cetak tidak adaurusannya dengan hak siar yang dipegang SCTV. Alhasil, tabloid ini tetapmemasang logo Piala Dunia 2006.Berbeda dengan Bola, harian TopSkor memilih bekerja sama denganSCTV. Harian khusus olahraga inimembayar Rp 2 miliar kepada SCTVuntuk bisa memakai logo tersebut.Sebagai imbalannya, SCTV mempromosikan harian ini pada 64 pertandingan Piala Dunia yang mereka siarkan.Saat ini SCTV memegang tiga hakeksklusif Piala Dunia 2006, yaknisiaran terrestrial yang selama inidipakai SCTV, siaran televisi berlangganan dan siaran radio. ■ RH