Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 18
P. 49
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 49ptimismenjadi siksaan tersendiri dalam mengelola dana pihak ketiga (DPK). Perbankan harus mematok suku bungakredit yang jauh lebih tinggi. Hal inimengakibatkan rendahnya permintaan kredit dari kalangan pengusaha,bahkan kredit yang dikucurkansebelumnya terancam menjadi kreditmacet (Non Performing Loan-NPL).Menurut data Survei Kredit Perbankan Bank Indonesia, menunjukkansuku bunga Kredit Modal Kerja untuktriwulan kedua rata-rata 17,82%,kredit investasi 18,20%, dan kreditkonsumsi 19,23%. Ini artinya tingkatsuku bunga perbankan masih sangattinggi, sehingga membuat kalanganinvestor untuk berpikir keras menggunakan dana perbankan untuk berinvestasi.Tingginya tingkat suku bunga perbankan, tidak terlepas dari tingkatinflasi yang juga tinggi. Sebab acuandasar penetapan tingkat suku bungaSBI dan BI Rate harus berada di atasinflasi. Dalam asumsi APBN tingkatinflasi tahun 2006 sebesar 8%, dantetap dipertahankan dalam APBN-P2006. Namun menurut perkiraan beberapa pihak penetapan tingkat inflasisebesar 8% dipandang sebagai optimisme yang berlebihan. Sebab tren inflasimasih cenderung ke arah dua digit.Bahkan menurut ADB, inflasi tahun2006 akan mencapai 14%.Menurut rilis Badan Pusat Statistik(BPS), menyebutkan tingkat inflasitahunan two year masih bertenggerdi 9,34%. Sementara inflasi bulanansejak Januari hingga Mei, secaraberturut-turut adalah 1,36%, 0,58%,0,3% dan 0,37%. Dengan demikianakumulasi inflasi dalam lima bulanterakhir sudah mencapai 2,34%.Harga Minyak DuniaSalah satu aspek yang memilikipengaruh besar terhadap kinerja perekonomian nasional tahun ini adalahharga minyak dunia yang memperlihatkan tren naik jauh melampauiasumsi yang dibangun dalam APBN2006 sebesar US$ 57, kemudian direvisi menjadi US$ 62 per barel. Namun harga minyak dalam asumsiAPBN-P 2006 ini pun, sangat tidakrealistis terhadap harga minyak dunia yang mencapai US$ 75 per barel.Penetapan harga US$ 62 per barel,juga dinilai sangat optimistik diantara ketiadaan tanda-tanda penurunan harga minyak dunia. Bahkanjika menoleh pada berbagai persoalanyang menyelimuti kawasan TimurTengah yang sedang bergejolak, baikperang etnis di Irak, isu nuklir Iran,dan serangan Israel terhadap Palestina dan Libanon.Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan utama bagi pemerintah maupun DPR dalam menetapkan asumsiharga minyak pada APBN-P 2006.Namun menurut Menteri Energi danSumber Daya Mineral, PurnomoYusgiantoro, keputusan menetapkanasumsi harga minyak sebesar US$ 62diakuinya bukan harga yang sebenarnya. Ditambahkannya, harga minyak yang berada di atas US$ 70masih bisa diturunkan sebesar US$ 10hingga US$ 15 per barel.Bagi perekonomian Indonesia, tingginya harga minyak dunia saat iniakan memberi dampak yang signifikan. Selain mendorong tingkat inflasijuga akan menambah beban terhadapAPBN karena meningkatnya jumlahsubsidi di satu pihak, dan di pihak lainakan menekan kinerja sektor industriyang harus membeli BBM denganharga pasar.Penguatan RupiahMungkin ada secuil harapan yangmembangun optimisme pemerintahdalam penyusunan asumsi-asumsiAPBN 2006. Harapan itu datang darinilai tukar rupiah terhadap dolar ASyang terus menguat sejak akhir tahun2005 hingga triwulan pertama tahun2006, sempat menyentuh angka dibawah Rp 9.000 per 1 dolar AS.Sesungguhnya, pemerintah tidakrelevan bersandar pada penguatan nilai tukar rupiah, karena dalam kenyataannya penguatan tersebut hanya didorong oleh masuknya dolar ASke pasar uang, yang digunakan parainvestor untuk berinvestasi di bursaefek (investasi portofolio). Sifat investasinya hanya jangka pendek, hari inimasuk namun besok bisa segera keluar. Ini tentu berbeda dengan penguatan rupiah yang didorong eksporataupun investasi jangka panjangdalam bentuk investasi asing langsung (Foreign Direct Investment-FDI).Menguatnya rupiah, tidak terlepasdari faktor eksternal, terutama penurunan suku bunga oleh bank sentralAmerika Serikat (Federal Reserve-TheFed) dan bank sentral Jepang (Bankof Japan-BoJ), sehingga menciptakanaliran dolar maupun yen ke Indonesia. Dengan perkataan lain, dolar ASsesungguhnya hanya transit untukkemudian terbang kembali. MsBERITA EKONOMIWILSON BERINDO